materi kuliah biologi, biologi kesehatan, biologi sel, karakteristik mahluk hidup, klasifikasi mahluk hidup, plantae, animalia dan kerugian dan keuntungan biologi bagi kehidupan, manfaat, obat tradisional, herbal dan khasiat tanaman

Pengertian dan Klasifikasi Hormon Reproduksi

Pengertian dan Klasifikasi Hormon Reproduksi, Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin dan disekresi secara alami yang kemudian dibawa darah ke areal yang dituju  atau ditentukan. Adanya hormon menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, sama halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem reproduksi juga mempunyai hormon yang memberikan efek dan fungsi dalam perkembangannya.


Pengertian dan Klasifikasi Hormon Reproduksi
Pengertian dan Klasifikasi Hormon Reproduksi

A. Pengertian Hormon Reproduksi
Hormon berasal dari kata hormao yang berarti pembangkit aktivitas adalah sebuah zat organik. Sifat-sifat atau kekhususan dari hormon adalah zat ini merupakan pengatur fisiologis terhadap kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem. Hormon dapat didefinisikan sebagai zat organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus dalam bahan dan dialirkan ke dalam peredaran darah dan dengan jumlah yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi.
Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak dalam aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang dapat menolong mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh. Hormon dapat memberikan efeknya pada struktur-struktur target dengan cara :
1)    Mengubah fungsi gen
2)    Memengaruhi jalur-jalur metabolik secara langsung
3)    Mengontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk skretorisnya.

B. Hormon Reproduksi Berdasarkan Unsur Pembentuknya
Semua hormon mamalia berpartisipasi dalam semua aspek reproduksi. Partisipasi ini mungkin melalui kerja langsung terhadap fungsi fisiologik lingkungan internal yang menjamin keberhasilan reproduksi atau pengaruh tidak langsung. Hormon-hormon reproduksi dibagi dalam tiga kategori menurut unsur pembentuknya, yakni Golongan protein (peptida), Golongan steroid, dan Golongan asam lemak.

Berikut penjelasan dari ketiga golongan hormon diatas, sebagai berikut :
1. Hormon protein atau polipeptida bermolekul besar dengan berat molekul 300-70.000 dalton dengan sifat-sifat mudah dipisahkan oleh enzim sehingga tidak dapat diberikan melalui oral tetapi harus diberikan melalui suntikan (ex : Gn-RH).

2. Hormon steroid mempunyai berat molekul 300-400 dalton. Hormon steroid alami tidak efektif apabila diberikan melalui oral, tetapi steroid sintesis dan yang berasal dari tumbuhan dapat diberikan melalui oral maupun suntikan (ex : estrogen, progesteron, dan androgen).

3. Hormon asam lemak mempunyai berat molekul 400 dalton dan hanya dapat diberikan melalui suntikan (ex : prostaglandin).

a. Hormon-hormon Reproduksi
Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon reproduksi, yakni Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan Testis.

Berikut hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat kelenjar tersebut, antara lain :
1. Kelenjar Hipofisa, yang masing-masing bagian anterior meghasilkan tiga macam hormon reproduksi yaitu, Follicle Stimulating Hormone , Luteinizing Hormone  yang pada hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating Hormone dan Luteotropic Hormone, serta bagian posterior yang menghasilkan dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.

2. Kelenjar Ovarium yang menghasilkan tiga hormon yaitu estrogen, progesteron, dan relaksin.

3. Endometrium dari uterus yang menghasilkan hormon Prostaglandin.

4. Testis pada hewan jantan menghasilkan hormon testosteron. Kedua belas hormon ini mempunyai peranan mengatur kegiatan reproduksi pada tubuh hewan, sehingga disebut hormon reproduksi.
·         Hormon Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium, Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada betina yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, dan lain-lain.
·         Hormon Progesterone
Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.
·         Hormon FSH (Folikel Stimulating Hormone)
Hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel.
·         Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Hormon ini ujuga dihasilkan oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. Berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar Gonade / Foliclle menjadi matang pecah dan ovulasi.
·         Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis.
·         Hormon Testosteron
Dihasilkan di dalam testes. Berfungsi mempegaruhi pertumbuhan alat kela­min jantan, menstimulasi bermacam-macam meta­bo­lisme tubuh, memperpanajang daya hidup sperma­tozoa dalam saluran kelamin, meningkatkan pertumbuhan tulang.
·         Hormon Pertumbuhan  / Growth Hormone (GH)
Hormon pertumbuhan (Somatotrop) dihasilkan di Kelenjar hipofisa. Fungsinya antara lain mengendalikan pertumbuhan & perkembangan, meningkatkan pembentukan protein, mendorong pertumbuhan umum tubuh, mempercepat sintesa protein.
·         Hormon Prostaglandin (PGF2α)
Dihasilkan di endometrium dari uterus.

C. Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Cara Kerjanya
Berdasarkan cara kerjanya, hormon-hormon reproduksi dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu hormon reproduksi primer, hormon reproduksi sekunder, dan hormon pelepas. Hormon-hormon reproduksi primer secara langsung memengaruhi berbagai aspek reproduksi seperti spermatogenesis, ovulasi, kelakuan kelamin, fertilisasi, pengangkutan ovum, implantasi, kelangsungan kebuntingan, kelahiran, laktasi dan tingkah laku induk.Hormon-hormon reproduksi sekunder berfungsi untuk mempertahankan keadaan fisiologik yang memungkinkan terjadinya proses reproduksi.

Tabel 1. Hormon-hormon reproduksi primer
Kelenjar
Hormon
Beberapa fungsi
Adenohipofisis
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
spermatogenesis, pertumbuhan folikel
Luteinizing Hormon (LH)
ovulasi, pelepasan estrogen, pelepasan progesteron
Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)
Stimulasi sel-sel interstitial leydig, pelepasan testosteron
Prolaktin/Luteotropic Hormone  (LTH)
Pelepasan progesteron, laktasi
Neurohipofisis
Oksitosin
Kontraksi uterus, kelahiran, penurunan (let down) susu
Testis
Testosteron
Spermatogenesis, mempertahankan sistem kelamin jantan dan sifat-sifat kelamin sekunder, kelakuan kelamin jantan.
Ovarium
Estrogen/estradiol
Mempertahankan sistem saluran kelamin betina dan sifat-sifat kelamin sekunder, tanda-tanda birahi/ekstrus, kelakuan kelamin betina, stimulasi kelenjar susu, mobilisasi Ca, dan lemak pada unggas
Progesteron
Implantasi, mempertahankan kebuntingan, stimulasi kelenjar susu
Relaxin
Relaksasi serviks uteri, kontraksi uterus, pemisahan simfisis pubis
Plasenta
Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)
Seperti LH (LH-like)
Pegnan Mare Serum Gonadotrophin (PMSG)
Seperti FSH (FSH-like)
Estradiol
Lihat ovarium
Progesteron
Lihat ovarium
Relaxin
Lihat ovarium
Prostaglandin
Luteolisis (melisiskan korpus luteum)



Reproduksi merupakan hasil kerjasama berbagai sekresi endoktrin terhadap organ sasaran dan reaksi-reaksi khusus di dalam tubuh. Kelompok ketiga dari hormon-hormon reproduksi terdapat di dalam  hipotalamus dan kelompok hormon ini disebut sebagai faktor-faktor pelepas (releasing factors).

Tabel 2. Hormon-hormon reproduksi sekunder
Kelenjar
Hormon
Beberapa fungsi
Adenohipofisis
Somatotropic Hormone (STH)
Pertumbuhan, sintesa protein
Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Stimulasi kelenjar tyroid, pelepasan tiroksin, dan pengikatan iodium oleh thyroid
Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH)
Stimulasi korteks adrenal, pelepasan kortikoid adrenal
Neurohipofisis
Vasopressin (Antidiuretic Hormone, ADH)
Pertumbuhan tubuh, perkembangan dan pematangan, oksidasi zat makanan
Tri-iodothyronin
Sama dengan atas
Thyrocalcitonin
Metabolisme kalsium
Pankreas
Aldosteron
Metabolisme air dan elektrolit
Corticoid
Metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
Parathyroid
Insulin
Metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
Parathormon
Metabolisme Ca dan P




Tabel 3. Faktor-faktor pelepas (Releasing factors)
Faktor (Hormon)
Fungsi
Gonadotropin Releasing Hormone (Gn-RH)
Stimulasi pelepasan gonadotropin (FSH dan LH)
Thyrotropin Hormone (TRH)
Stimulasi pelepasan TSH
Prolacting Inhibition Factore (PIF)
Inhibisi pelepasan prolaktin
Corticotropin Releasing Factore ( CRF)
Stimulasi pelepasan ACTH
Somatotropic Hormone Releasing Factore (STH-RH)
Stimulasi pelepasan STH

1. Hormon-hormon reproduksi primer
a. Kelenjar Hipofisis
            Kelenjar hipofisis terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak yang dikenal sebagai sella turcic. Kelenjar ini mensekresikan sejumlah hormon-hormon, seperti Melanophore Stimulating Hormone (MSH) dan Vasopressin juga disekresikan oleh kelenjar hipofisis. MSH mengatur sintesis dan penyebaran melanin sedangkan Vasopressin mempengaruhi tekanan darah dan keseimbangan air dalam tubuh.

b. Hormon-hormon gonadotropin
            Kelenjar adenohipofisis mensekresikan tiga hormon gonadotropin yaitu, FSH, LH dan LTH. Hormon-hormon ini sangat penting dalam pengaturan ovarium dan testis untuk produksi ova dan spermatozoa dan pelepasan hormon-hormon gonadal yaitu testosteron, estradiol, dan progesteron.

 Fungsi utama FSH menstimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel deGraaf di dalam ovarium dan spermatogenesis di dalam tubuli semeniferi testis. FSH murni menstimulir pertumbuhan folikel pada hewan betina yang dihipofisektomi tetapi tidak menyebabkan ovulasi, luteinisasi, atau stimulasi terhadap jaringan interstistial ovarium.

            Luteinizing Hormon (LH) bekerja sama dengan FSH untuk menstimulir pematangan folikel dan pelepasan estrogen. Sesudah pematangan folikel, LH menyebabkan ovulasi dengan menggertak pemecahan dinding sel dan pelepasan ovum. FSH dan LH bersifat sinergistik dalam pengaruhnya terhadap gonad. Keduanya terdapat dalam berbagai perbandingan yang berimbang sesuai dengan berbagai kondisi atau tahap siklus kelamin dari berbagai jenis hewan.

            Luteotropic Hormone (LTH) atau Prolaktin. Hormon ini merupakan hormon protein dengan berat molekul 22.000 sampai 35.000. prolaktin yang berasal dari domba dan sapi tampaknya terdiri dari satu rantai peptida tunggal dengan suatu konfigurasi siklis dan mengandung jembatan-jembatan disulfida.

c. Oksitosin
            Oksitosin adalah suatu oktapeptida yang mengandung 8 asam amino yaitu tirosin, leusin, isoleusin, prolin, asam glutamik, asam aspartic, glisin dan sistin. Aktifitas oksitosin adalah kontraksi uterus dan let down atau penurunan air susu.

d. Hormon-hormon gonadal
Gonad, yaitu testis  pada hewan jantan dan ovaria pada hewan betina sebagai organ-organ kelamin merupakan tempat pembentukan hormon-hormon kelamin jantan dan betina selain fungsinya sebagai penghasil gamet atau sel-sel kelamin. Pada umumnya, hormon-hormon gonadal berfungsi mempertahankan organ-organ kelamin pelengkap dan sifat-sifat kelamin sekunder

            Androgen. Androgen  atau testosteron merupakan hormon kelamin jantan diproduksi di dalam testis dan  sedikit ole korteks adrenal. Selain androgen,  testis juga menghasilkan sejumlah kecil estrogen. Testosteron dan testis berfungsi untuk:
a.       Diferensiasi sesual organ-organ kelamin luar dan penurunan testis kedalam skrotum pada fetus yang baru lahir,
b.      Keratinisasi epithel praeputium, pemisahan glands penis dari praeputium, serta pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas,
c.       Pertumbuhan dan kelangsungan fungsi kelenjar-kelenjar kelamin untuk menghasilkan cairan atau plasma semen pada waktu ejakulasi,
d.      Keinginan kelamin atau libido dan kesanggupan untuk ereksi serta ejakulasi,
e.       Perkembangan sistem-sistem kelamin sekunder yang khas bagi hewan jantan, misalnya pertumbuhan tanduk, bentuk tubuh yang kecil pada pinggul, jengger ayam dan perubahan suara,
f.       Kelangsungan sekretoris dan aktivitas absorbsi dan struktur ductulli eferentes, epididimis, ductus defferensia termasuk ampula,
g.      Spermatogenesis, perkembangan dan pematangan spermatid dan spermatozoa didalam saluran-saluran testiskuler dan memperpanjang umur sperma di dalam epididimis, dan
h.      Aktifitas metabolik  terhadap protein.

Kastrasi (penghilangan testis) yang dilakukan sebelum pubertas akan menghambat perkembangan , fungsi, dan aktivitas organ-organ yang memerlukan testosteron. Apabila kastrasi dilakukan sesudah pubertas maka akan menyebabkan atropi organ-organ reproduksi dan terhentinya aktivitas-aktivitas tersebut dapat dipulihkan kembali dengan penyuntikan preparat-preparat  testosteron.

Estrogen. Hormon ini merupakan hormon yang menimbulkan estrus atau birahi  pada hewan betins. Hormon estrogen disekresikan oleh sel-sel theca interna dan folikel de Graaf. Estrogen bertanggung jawab atas timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder pada hewan betina. Hormon ini menggertak pertumbuhan sistem saluran kelenjar susu, mempengaruhi deposisi dan distribusi lemak tubuh, serta mempercepat ossifikasi epifise tulang.
Progesteron. Progesteron merupakan progesteron alamiah terpenting yang di ekskresikan oleh sel-sel lutein korpus luteum.  Fungsi progesteron sulit dipisahkan dari hormon-hormon lsin seperti estrogen. Hal ini disebabkan progesteron secara normal bekerja sama dengan estrogen dan steroid-steroid lainnya yang menghasilkan hanya sedikit pengaruh khusus jika berdiri sendiri. Beberapa pengaruh progesteron dapat disebut sebagai berikut:
a.    Menstimulir pertumbuhan sistem glanduler pada endometrium uterus yang telah disensitifkan oleh estrogen.
b.    Mempertahankan kebuntingan dengan menghasilkan suatu lingkungan endometrial yang sesuai untuk kelanjutan hidup dan perkembangan embrio,
c.    Menghambat otilitas atau pergerakan uterus secara spontan dan meniadakan atau menurunkan respon miometrium terhadap oksitosin,
d.    Dengan menghambat produksi FSH dan LH, progesteron mencegah terjadinya estrus, ovulasi dan siklus strus,
e.    Bekerjasama dengan estrogen untuk menstimulir ovulasi dengan menggertak LH, apabila disuntikkan dalam jumlah kecil selama permulaan estrus pada sapi, progesteron akan mempercepat terjadinya ovulasi, dan
f.     Bekerjasama dengan estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sistem alveolar kelenjar mammae.
Relaxin. Hormon ini terutama dihasilkan oleh korpus luteum selama masa kebuntingan. Fungsi fisiologik terutama berhubungan dengan partus yaitu:
a.    Menstimulir pemisahan simfisis pubis pada marmot dan mencit sesudah pemberian estrogen. Fungsi ini mempermudah keluarnya fetus pada waktu partus,
b.    Menghambat aktivitas miometrium yaitu menghambat kontraksi uterus,
c.    Menurunkan kadar air dalam uterus,
d.    Bersama estrogen menyebabkan pertambahab pertumuhan uterus, dan
e.    Meningkatkan pertumbuhan kelenjar susu bila diberikan bersama estrogen dan progesteron.

e. Hormon-hormon plasenta
            Gonadotropin  telah ditemukan pada plasenta kuda, kera, manusia, dan tikus. Sifat-sifat fisiologik hormon-hormon plasenta dari kuda dan manusia telah banyak dipelajari dan merupakan sumber biologik hormon-hormon gonadotropin. Pada kuda, hormon gonadotropin dihasilkan oleh mangkok-mangkok endometrium uterus kuda bunting kira-kira 40 sampai 120 hari masa kebuntingan dan tidak diekskresikan melalui urin tetapi terdapat dalam konsentrasi tinggi pada serum darah sehingga disebut Pregnant Mare Serum Gonadotrophin ( PMSG).

f. Hormon-hormon uterus
Prostaglandin merupakan hormon yang meregulasi beberapa fenomena fisiologik seperti kontraksi otot polos pada saluran reproduksi dan saluran gastrointestinal, transpor sperma, ovulasi, kelahiran dan turun susu, menstimulasi kontraksi uterus, serta meregenerasi korpus luteum.

2. Hormon-hormon reproduksi sekunder
Hormon-hormon reproduksi sekunder adalah zat-zat endoktrin dengan aktivitas metabolik yang mempertahankan fungsi fisiologik tubuh dan memungkinkan berlangsungnya proses-proses reproduksi.

Tiroksin. Kelancaran sekresi  kelenjar tiroid merupakan salah satu syarat untuk kelangsungan reproduksi secara normal. Hormon tiroid memengaruhi reproduksi dn fertilitas dengan mempertahankan hubungan gonadohipofiseal.

Corticoid adrenal. Keterlibatan korteks adrenal dalam proses-proses reproduksi dinyatakan oleh (a) kesanggupan kelenjar tersebut menghasilkan steroid-steroid kelamin, dan (b) kegunaan dasar kortikoid adrenal untuk mempertahankan hidup hewan dan fungsi reproduksi

Pankreas. Pada umumnya, pancreatectomi (penghilangan kelenjar pankreas) akan menyebabkan disfungsi aktivitas reproduksi, yaitu perpanjangan waktu atau pemberhentian siklus estrus dan kelambatan masa pubertas.

Paratiroid. Peninggian aktivitas paratiroid terjadi selama kebuntingan. Pada sapi, parathreoidectomi selama kebuntingan tidak mempengaruhi kebuntingan walaupun produksi susu menurun, tetapi pada kambing parathreoidectomi menimulkan gejala-gejala tetanik dan kegagalan laktasi.

Thyrocalcitonin. Hormon ini diekskresikan oleh kelenjar tiroid dan berfungsi menurunkan kadar kalsium dalam darah dan meninggikan retesi kalsium pada tulang.

Hipotalamus
Hipotalamus berfungsi dalam pengaturan proses penting yang terjadi secara otomatis, seperti nafsu dan selera makan, detak jantung, kontrol suhu tuuh, tingkah laku kawin, serta aktivitas neuroendoktrin. Hipotalamus merupakan pusat pengolahan dan integrasi informasi yang diterima kemudian menterjemahkan kepada neurohumoral untuk memberikan respon secara fisiologis.


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pengertian dan Klasifikasi Hormon Reproduksi

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment