Jenis-jenis dan Manfaat Lumut ( Bryophyta ), Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian (Windadri, 2009). Ada 24.000 spesies Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus kehidupan tumbuhan tersebut. Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati (Hepatophyta)
dengan 9000 spesies dan 240 genus; lumut tanduk (Anthocerotopyhta)hanya 500 spesies; dan
lumut daun(Bryopsida) memiliki 12.000-14.500 spesies dan 670 genus (Semple,1999).
Jenis-jenis dan Manfaat Lumut ( Bryophyta ) |
Secara ekologis lumut berperan penting di dalam fungsi ekosistem. Seperti
lahan gambut sangat
tergantung pada lapisan atau tutupan lumut. Sehingga keberadaan lumutsebagai penutup
permukaan tanah juga mempengaruhi produktifitas, dekomposisi sertapertumbuhan
komunitas di hutan (Saw dan Goffinet, 2000).
Richardson (1981 cit. Windadri dan Siti, 2005) melaporkan
bahwa beberapa jenis anggota dari marga Polytrichum dimanfaatkan untuk memperindah taman di
sekitar pura Saihoji
di kaki Gunung Koinzan di sebelah barat Kyoto. Selain itu Polytrichum digunakan
sebagai indikator terhadap kondisi asam serta memiliki
mineral dan unsur hara yang kaya (Glime dan Saxene, 1991).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
A. Macam – Macam Lumut
1. Lumut
hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan
banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat
makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hiduplumut ini mirip
dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
Adapun ciri – ciri dari
lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan
kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua
jenis,yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah
mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi
yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh
air hujan.
a) Reproduksi
Lumut hati (Hepaticeae)
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah.Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.
2. Lumut
Daun/Musci
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul
yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun
dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara
rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini
terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous;
yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk
membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok
lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun
pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun banyak terdapat di
tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar yang disebut
dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih
kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.
3. Lumut
tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki
ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya berupa
talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).
B. Manfaat
lumut
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan
manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk
mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis –
jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut
atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara
lain : Sphagnum sebagai komponen
dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu
penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan
data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut
adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator
lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air
hujan (Gradstein, 2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah
kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya
sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk
mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai
media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat
mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai
obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai
bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5.
Sebagai
vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6.
Lumut
tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator pencemaran air
dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).
I just like the helpful info you supply for your articles.
ReplyDeleteI'll bookmark your weblog and test again here frequently.
I am reasonably certain I'll be told a lot of new stuff
proper right here! Best of luck for the following!
Thanks
Delete