materi kuliah biologi, biologi kesehatan, biologi sel, karakteristik mahluk hidup, klasifikasi mahluk hidup, plantae, animalia dan kerugian dan keuntungan biologi bagi kehidupan, manfaat, obat tradisional, herbal dan khasiat tanaman

Proses Terjadinya Kehamilan pada Manusia

Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakukan pada saat wanita dalam masa ovulasi atau masa subur ( keadaan dimana rahim melepaskan sel telur), dan sperma (air mani) dari pria membuahi sel telur dari wanita tsb. Telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim, yang akan bertumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari). Dalam sekali hubungan badan, seorang suami rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.

Proses kehamilan
Proses kehamilan
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.

A. Proses Kehamilan

1. Konsepsi, Fertilisasi, dan implantasi

a. Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi kriteria, yaitu sebagai berikut.
  • Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat
  • Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi
  • Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi
  • Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi ovum.
Proses Konsepsi
Proses Konsepsi
Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat di hari wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga hari dalam vagina,sedangkan ovum hanya bertahan 12-24 jam setelah dikeluarkan dari ovarium (ovulasi). Kapan wanita mengalami ovulasi dapat dikenali melalui bentuk cairan vagina yang keluar. Jika terlihat bening, banyak, dan licin, maka kemungkinan besar wanita dalam keadaan subur, cairan vagina secara bertahap akan menjadi kental dan berwarna putih keruh setela masa ovulasi. Selain mengamati karakter cairan vagina, ovulasi dapat juga diprediksi melalui perhitungan siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi pada hari ke-12 sampai ke-14 siklus menstruasi, namun cara ini kurang dapat digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. 

Diperkirakan ada 300 juta sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi dan yang dapat ditampung oleh bagian belakang vagina, namun dalam perjalanannya hanya beberapa ribu saja yang dapat mencapai tuba falopii. Lingkungan vagina yang asam dan adanyadaya fagosit dari uterus membuat bagian besar sperma tidak mampu untuk bertahan hidup, yang akhirnya dikeluarkan lagi melalui vagina.

b. Fertilisasi
Merupan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan sperma dengan ovum, sampai dengan terjadi dengan perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan. Gambaran proses dari konsepsi sampai dengan fertilisasi adalah sebagai berikut.

Proses Fertilisasi
Proses Fertilisasi
Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi;

1. Sperma memasuki vagina
Sperma diejakulasi difornik vagina saat koitus, menuju ke ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.

2. Proses kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk mencapai ampula tuba

3. Reaksi akrosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bias menembus cairan lapisan Oosit/ovum

4. Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiate
Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mengencerkan corona radiate dan zona pellusida 

5. Reaksi granual kortikal
Granual kortikal merupakan sel-sel granulose yang berada disekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk kedalam oosit, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk.

6. Fertilisasi
  • Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk pronukleus pria.
  • Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
  • Kedua pronukleus berfungsi.
Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetic dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancer dan akhirnya dalam waktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya, disebut morulla.

Proses selanjutnya adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba ke dalam kavum uteri pada tingkat blastula.

c. Implantasi (Nidasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast,yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah kehamilan.
Implantasi (Nidasi)
Implantasi (Nidasi)
Blastula dengan bagian yang berisi massa dalam sel (inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. 

Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda Hartman. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang Rahim (korpus) dekat fundus uteri.

Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak di dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Terbentuklah suatu lempeng embrional diantara amnion dan yolk sac.

Sel-sel trofoblast yang tumbuh disekitar mudigah akan melapisi bagian dalam trofoblast, sehingga terbentuklah sekat korionik yang kelak akan menjadi karion. Sel-sel trofoblast tumbuh menjadi 2 lapisan, yaitu sititrofoblast (sebelah dalam) dan sinsiotrofoblast (sebelah luar).

Vili korialis yang berhubungan dengan desiduan basalis tumbuh bercabang-cabang dan disebut sebagai korion frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desiduan kapsilaris (korion leave) kurang mendapat sehingga akhirnya menghilang. Dalam peringkat nidasi trofoblast dihasilkan hormone human chorionic gonadotropin (HCG).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi

a. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio

1. Embrio usia 2-4 Minggu
· Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.

· Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke-20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.

2. Embrio Usia 4-6 Minggu
  • Sudah terbentuk bakal organ-organ
  • Jantung sudah berdenyut
  • Pergerakan sudah nampak dalam pemeriksaan USG.
  • Panjang embrio 0,064cm.
3. Embrio Usia 8 Minggu 
  • Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata dan kaki.
  • Pembentukan usus
  • Pembentukan genetalia dan anus
  • Jantung mulai memompa darah
4. Embrio Usia 12 Minggu
  • Embrio berubah menjadi janin
  • Usus lengkap
  • Genetalia dan anus sudah terbentuk
  • Menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata,, mengerutkan dahi, dan mulut membuka.
  • BB 15-30 gram
5. Embrio usia 16 minggu
  • Gerakan fetal pertama (quickening)
  • Sudah mulai ada meconium dan verniks caseosa
  • System musculoskeletal sudah matang
  • System saraf mulai melaksanakan control
  • Pembuluh darah berkembang dengan cepat
  • Tangan janin dapat menggenggam
  • Kaki menendang dengan aktif
  • Semua organ mulai matang dan tumbuh
  • Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan Doppler
  • Berat janin 0,2 kg
6. Janin Usia 24 Minggu
  • Kerangka berkembang dengan cepat karena aktivitas pembentukan tulang meningkat
  • Perkembangan pernapasan dimulai
  • Berat janin 0,7-0,8 kg
7. Janin Usia 28 Minggu
  • Janin dapat bernapas, menelan, dan mengatur suhu
  • Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru
  • Mata mulai membuka dan menutup
  • Ukuran janin 2/3 saat lahir
8. Janin Usia 32 Minggu
  • Simpanan lemak cokelat berkembang dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir
  • Mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor
  • Bayi sudah tumbuh 38-43cm
9. Bayi Usia 36 Minggu
  • Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutar banyak
  • Antibody ibu ditransfer ke janin, yang akan memberikan kekebalan selama 6 bulan pertama sampai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
b. Struktur dan Fungsi Amnion
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting untuk diketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin.
Amnion
Amnion
Beberapa aspek penting yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.

1. Struktur Amnion
  • Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc
  • Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis
  • Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008
  • Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urat, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, fernik caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6% gram/liter
2. Fungsi Amnion
  • Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus
  • Memungkinkan janin bergerak bebas
  • Menstabilkan suhu tubuh janin tetap hangat
  • Menahan tekanan uterus
  • Sebagai pembersih jalan lahir
3. Cara Mengenali Amnion
  • Dengan kertas lakmus
  • Makroskopis, berbau amis, adanya lanugo dan ferniks caseosa, serta bercampur meconium
  • Mikroskopis. Terdapat lanugo dan rambut
  • Laboratorium, kadar ureum rendah dibandingkan dengan air kemih (urine)
c. Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat
Tali pusat merupakan bagian janin yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin, meskipun tidak menutup keungkinan juga tali pusat ini dapat menyebabkan penyulit persalinan, misalnya pada kasus lilitan tali pusat. Beberapa hal penting yang perlu diketahui mengenai tali pusat antara lain sebagai berikut.
Tali Pusat
Tali Pusat

1. Struktu Tali Pusat
  • Terdiri atas dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis
  • Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion
  • Di dalamnya terdapat jaringan yang lembek, yang dinamakan selai Warthon. Selai Warthon berfungsi melindungi dua arteri dan satu vena umbilikalis yang berada dalam tali pusat.
  • Panjang rata-rata 50 cm
2. Fungsi Tali Pusat
  • Media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin
  • Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu
  • Media transportasi zat antibody dari ibu ke janin
3. Sirkulasi Tali Pusat
Kedua arteri dan satu vena berada dalam tali pusat menghubungkan system kardiovaskuler janin dengan plasenta

d. Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta
Plasenta
Plasenta

1. Struktur Plasenta
a. Berbentuk bundar atau hamper bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm
b. Berat rata-rata 500 gram
c. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus

d. Terdiri atas dua bagian, yaitu sebagai berikut.
· Pars. Meternal : bagian plasenta yang menempel pada desidua. Terdapat kotiledon (rata-rata 20 kotiledon).Di bagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin

· Pars. Fetal : terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusat)
1. Insersio sentralis, penanaman tali pusat di tengah plasenta
2. Insersio marginalis, penanaman tali pusat di pinggir plasenta
3. Insessio velamentosa, penanaman tali pusat di selaput janin/selaput amnion

2. Fungsi Flasenta
  • Memberi makan pada janin
  • Ekstraksi hormone
  • Respirasi janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
  • Membentuk hormone estrogen 
  • Menyalurkan berbagai antibody dari ibu
  • Sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme/kuman

3. Sirkulasi Plasenta
a. Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan dengan tekanan sistol 70-80mmHg seperti air mncur ke dalam ruang intervillair sampai mencapai chorionic plate, pangkal dari kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua vili korialis dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena desidua.

b. Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan membuang CO2 dan mengikat O2.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Proses Terjadinya Kehamilan pada Manusia

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment