Kelainan dan Penyakit pada Paru-Paru, Paru-paru merupakan salah satu organ pernafasan yang sangat penting. Baik karena fungsinya maupun sebagai salah satu organ yang rentan terhadap berbagai penyakit. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). paru-paru bermasalah harus diwaspadai karena bisa jadi termasuk penyakit berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Gangguan pada paru-paru
Pernahkah kamu melihat orang sakit paru-paru?Bagaimana kondisi orang
tersebut? Apa yang menyebabkan orang terkena sakit paru-paru? Penyebab
utama yang membuat paru-paru tidak berfungsi secara optimal adalah infeksi
virus dan bakteri serta polusi udara. Polusi udara disebabkan
oleh asap pabrik, kendaraan, pembakaran, dan asap rokok. Berikut contoh
gangguan pada paru-paru :
A. Asma
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh
bronkospasme. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada
paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak
napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang
udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan memicu serangan asma.
Penyebab : Asma disebabkan penyempitan saluran udara di dalam paru-paru. Pada
sebagian besar anak, pemicu serangan adalah reaksi alergi terhadap benda asing,
atau alergen, yang dapat berupa partikel kecil terhirup, seperti polen, jamur
dari kotoran tungau debu rumah, dan partikel-partikel dari rambut atau bulu
hewan. Kasus lain disebabkan oleh alergi makanan atau minuman, obat tertentu,
stres, infeksi saluran napas, dan aktivitas berat dalam cuaca dingin.
Pencegahan : Langkah tepat yang dapat
dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor
penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita
umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu
serangan asmanya.
Pengobatan : Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini
belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi
dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma
adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan
dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar
penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer
(gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.
B. Tuberculosis ( TBC)
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini menyerang paruparu sehingga pada bagian dalam
alveolus terdapat bintil-bintil. TBC dapat menyebabkan kematian.
Sebagianbesar orang yang terinfeksi oleh bakteri tuberculosis menderita
TBC tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis. Apabila
penderita latent tuberculosis tidak menerima pengobatan
maka akan berkembang manjadi active tuberculosis. Active
tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu
untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan
infeksi terutama pada bagian paru-paru.
Pencegahan :
1. Pengguna vaksin
BCG (Bacille Calmette-Guerin)
Vaksin BCG diberikan mulai dari bayi. Perlindungan yang diberikan oleh
vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 - 15 tahun, sehingga pada usia 12 - 15
tahun dapat dilakukan vaksinasi ulang.
2.Menghindari
kontak dengan penderita TBC.
3.Tidak
meggunakan peralatan terutama peralatan makan dengan penderita TBC.
Pengobatan : Pengobatan untuk TBC bila
sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk
disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila
diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak
menularkan penyakitnya.Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit
yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya
adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat
harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan
penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat
sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi
kebal.
C. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan dari
gelembung udara mikroskopik paru-paru yaitu alveolus dan saluran udara terkecil
yaitu bronkiolus. Penyakit ini
menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi oleh cairan.
Penyebab : Penyebab utama infeksi
bakteri, sering kali dari jenis Streptococcus pneumoniae. Pneumonia dapat
dipicu menjadi permasalahan sekunder oleh infeksi virus di saluran pernapasan
atas, seperti flu.
Gejala : Gejala utama adalah batuk dengan dengan dahak
berdarah, sesak napas, nyeri dada, dan demam tinggi dengan kesadaran menurun.
Pengobatan : Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
Pengobatan : Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
D. Emfisema
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas
alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam
paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan
dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari
paru-paru terperangkap didalamnya, lebih sedikit oksigen yang diserap ke dalam
darah. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru.
Meskipun kerusakan akibat emfisema biasanya
ireversibel (tak bisa kembali), berhenti merokok kadang dapat memperlambat
perkembangan penyakit dan memungkinkan silia untuk pulih kembali. Silia sendiri
adalah rambut-rambut kecil di permukaan lapisan saluran udara paru-paru.
Gejala : Sesak napas, mengi, sesak dada, mengurangi
kapasitas untuk kegiatan fisik, batuk kronis, kehilangan nafsu makan dan berat,
serta kelelahan.
Pencegahan : Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
Pencegahan : Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
E. Bronkitis
Penyakit bronkitis
disebabkan oleh peradangan pada
bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa
karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah
asap rokok, debu, atau polutan udara.
Pada bronkitis kronis, bronkus, saluran udara utama
menuju paru-paru, meradang, membengkak, dan menyempit akibat iritasi oleh asap
tembakau, infeksi berulang, atau paparan lama terhadap zat polutan. Saluran
udara yang meradang mulai menghasilkan dahak berlebihan, awalnya menyebabkan
batuk mengganggu di waktu lembap dan dingin, lalu berlanjut sepanjang tahun.
Pada bronkitis kronis, bronkus, saluran udara utama
menuju paru-paru, meradang, membengkak, dan menyempit akibat iritasi oleh asap
tembakau, infeksi berulang, atau paparan lama terhadap zat polutan. Saluran
udara yang meradang mulai menghasilkan dahak berlebihan, awalnya menyebabkan
batuk mengganggu di waktu lembap dan dingin, lalu berlanjut sepanjang tahun.
Gejala : Gejala seperti suara serak, mengi, dan sesak
napas juga timbul. Akhirnya si penderita merasa sesak napas bahkan di saat
sedang istirahat. Jika terjadi infeksi saluran napas sekunder, dahak dapat
berubah warna dari bening atau putih menjadi kuning atau hijau.
Pencegahan :
1. Meningkatkan daya tahan tubuh
merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.
2. Sedangkan untuk mencegah bronkitis
kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok
agar tidak menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya.
Pengobatan :
Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau
kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai
anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan
untuk meringankan gejala.
F. Asbestosis
Asbestosis dalah suatu penyakit saluran
pernafasan yang di sebabkan oleh menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk
jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan
komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam
dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan
penebalanpleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Pencegahan : Asbestosis dapat dicegah dengan
mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang
menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang
menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah
terpapar 40 tahun lalu.
Pengobatan : Pengobatan suportif untuk mengatasi
gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur
postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk
mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka
(masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang
dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak
banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
G. Paru-paru Hitam
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya
serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan
meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa memberikan efek
tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam
berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara.
Pencegahan : menghindari debu batubara pada lingkungan kerja. Pekerja
tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga
penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka
pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya
rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.
Pengobatan : Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk
mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika
terjadi gangguan pernapasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran.
Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
H. Sinusitis
Sinusitis adalah infeksi dalam rongga sinus yaitu
rongga berisi udara yang letaknya dalam rongga kepala di
sekitar hidung. Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai
kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran
keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya
infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan
pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus
sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung. Alergen yang terhirup
seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain
menimbulkan reaksi alergi dan pembengkakan yang dapat berpengaruh atas
timbulnya serangan sinusitis.
Pencegahan :
1. Infeksi virus dan
bakteri harus dihindari dengan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya istirahat
dan gizi yang cukup serta olahraga yang teratur.
2. Hindari juga alergen
seperti debu, asap rokok dan polusi lain serta obat-obatan dan jenis makanan
tertentu yang dapat menimbulkan alergi.
3. Jenis alergennya harus diketahui
agar reaksi selanjutnya dapat dihindari atau dikurangi. Menyelam dan berenang
juga harus dihindari karena air dapat masuk ke dalam sinus sehingga menimbulkan
sumbatan atau infeksi.
I. Pleuritis
Pleuritis adalah peradangan pada
pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda membran yang mengelilingi
paru-paru dan garis tulang rusuk. Kondisi ini dapat membuat napas sangat
menyakitkan. Kadang-kadang dikaitkan dengan kondisi lain yang disebut efusi
pleura, di mana kelebihan cairan mengisi daerah antara lapisan membran itu.
Pengobatan :
1. Suntikan anti
alergi.
2. Menghindari
pencetus alergi.
3. Semprotan hidung
yang mengandungkortikosteroid untuk membantu mengurangi bengkak di rongga
sinus, terutama karena adanya polip ataupun karena alergi.
4. Tindakan operasi
untuk membersihkan dan mengeringkan rongga sinus mungkin diperlukan terutama
bagi pasien yang mengalami peradangan yang berulang.
J. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang
tidak terkendali dalam jaringan paru. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal
ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh
misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit kanker paru-paru lebih banyak
disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes,
radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven
arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada
pekerja yang juga merokok.
Penyebaran : Kanker
paru-paru dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lain. Metastasis ke
tulang dapat menimbulkan rasa nyeri dan patah tulang. Dalam otak menyebabkan
sakit kepala dan penurunan kesadaran, serta dalam hati menyebabkan penurunan
berat badan dan ikterus di mana kulit menjadi berwarna kekuningan.
Pencegahan : Berhenti dan hindari merokok.
Pengobatan : Beberapa tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
1. Tindakan
operasi pembedahan mengangkat sell kanker
2. Tindakan
Therapy Radiasi
3. Tindakan
Therapy Kemotherapy
4. Tindakan
penyuntikan {Photodynamic (PTD)}
5. Pemberian
Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru.
Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker
paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan
buah tomat.
K. Legionnaries
Legionnaries adalah penyakit
paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya
mirip dengan pneumonia.
Penyebab:
Bakteri legionella yang
menyebabkan penyakit ini merupakan bakteri berbentuk batang yang ditemukan di
sebagian besar sumber air. Mereka berlipat ganda sangat cepat. Mereka terdapat
di sistem pipa ledeng atau di mana pun yang air bisa menggenang. Penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki.
Gejala : Gejalanya mirip pneumoni atau radang paru-paru lain,
khususnya gangguan saluran napas, tapi selain itu penderita juga terserang
diare, nyeri perut, atau ikterus.
L. Efusi pleura
Cairan berlebih di dalam membran
berlapis ganda yang mengelilingi paru-paru disebut efusi pleura. Dua lapis
membran yang melapisi paru-paru atau pleura dilumasi oleh sedikit cairan yang
memungkinkan paru-paru mengembang dan berkontraksi dengan halus dalam dinding
dada. Infeksi seperti pneumonia dan tuberkulosis, gagal jantung, dan beberapa
kanker dapat menimbulkan pengumpulan cairan di antara pleura. Jumlahnya bisa
mencapai tiga liter yang menekan paru-paru.
Gejala: Efusi pleura menyebabkan
sesak napas dan nyeri dada.
Penanganan: Perawatan awal berupa
pembuangan cairan dengan jarum berlubang atau memasukkan pipa (saluran cairan
dada) melalui dinding dada.
M. Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah penyakit yang
terdapat di selaput paru atau yang disebut pleura. Penyebab: Pneumotoraks
terjadi jika satu atau kedua membran pleura tertembus dan udara masuk ke dalam
rongga pleura menyebabkan paru-paru mengempis. Membran pleura dipisahkan oleh
lapisan cairan pleura sangat tipis yang melumasi gerakan mereka. Keseimbangan
tekanan antara dinding dada, lapisan pleura, dan jaringan paru-paru
memungkinkan paru-paru "terisap" ke dalam dinding dada. Pada
pneumotoraks, udara masuk ke dalam rongga pleura. Keseimbangan tekanan pun
berubah dan paru-paru mengempis. Jika lebih banyak udara yang masuk ke dalam
rongga tapi tidak dapat keluar, tekanan di sekitar paru-paru semakin tinggi
yang dapat mengancam jiwa. Pneumotoraks spontan dapat terjadi akibat pecahnya
alveolus yang membesar secara abnormal di permukaan paru-paru atau akibat
kondisi paru-paru, seperti asma. Penyebab lain adalah patah tulang rusuk dan
luka dada. Gejala: Terjadinya penumotoraks memicu dada sesak, nyeri, dan sesak
napas.
Do you mind if I quote a few of your articles as long
ReplyDeleteas I provide credit and sources back to your weblog?
My blog site is in the exact same area of interest as yours
and my users would genuinely benefit from a lot of the information you present here.
Please let me know if this alright with you.
Appreciate it!