Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin (Awik, 2004).
Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu,
banyak jenis otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot
lurik, otot jantung, dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan
yang berbeda pula.
Otot merupakan suatu organ yang sangat penting bagi tubuh kita, karena
dengan otot tubuh kita dapat berdiri tegap. Otot merupakan suatu organ atau
alat yang memungkinkan tubuh kita agar dapat bergerak. Otot merupakan alat
gerak aktif, ini adalah suatu sifat yang penting bagi organisme. Sebagaian
besar otot tubuh ini melekat pada kerangka yang menyebabkan dapat bergerak
secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka dalam suatu
letak yang tertentu.
Otot merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap
tubuh. Dalam tubuh kita terdiri dari bermacam-macam jenis otot serta mempunyai
sifat dan cara kerja sendiri-sendiri, untuk saling menujang agar kita dapat
bergerak.
Daging merupakan bahan pangan yang dihasilkan dari perubahan post mortem
(pascamerta) dari otot strip, otot yang membalut tulang rangka tubuh
(skeletal), dikenal sebagai jaringan muskuler. Jaringan muskuler merupakan
jaringan yang sangat berkembang dan sangat spesifik, dimana berlangsung
perubahan energi kimia menjadi energi mekanik yang menjamin penanganan dan
pergerakan. Sistem ini yang menjamin metabolisme energetik jaringan muskuler
dan peranannya sangat besar terhadap warna, tekstur dan kompoisisi otot.
Sistem ini yang mempengaruhi secara langsung sedikit atau banyaknya
terhadap karakteristik organoleptik (sensorik) daging dan merupakan penanggung
jawab yang besar pada heterogenitas yang teramati pada tingkat sifat-sifat
daging. Dengan demikian pengetahuan tentang karakteristik otot melalui struktur
dan sifat-sifat jaringan muskuler diperlukan dalam pemilihan otot dan perlakuan
optimal yang diterapkan pada otot.
1.
Pengertian Otot
Otot
adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas
utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian
tubuh & substansi dalamtubuh. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang
fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena
jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena
molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
2. Karakteristiki
Otot
Tiap
serabut otot, banyak dari padanya di kelompokkan merupakan otot, memiliki empat
sifat:
1.
Iritabilitas. Otot memiliki kemampuan menerima dan menanggapi bermacam
rangsang.
2.
Kontraktilitas. Bila menerima rangsang. Otot memiliki kemampuan untuk memendek.
3.
Ekstensibilitas. Otot memiliki sifat dapat memanjang, baik dalam keadaan aktif
maupun
pasif.
4.
Elastisita. Bila otot dalam keadaan memendek atau memanjang, otot memiliki
kemampuan
untuk
kembali kepada panjangnya waktu istirahat atau bentuk normal.
3. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi
karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu
rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan
kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan
kedua . Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . Tonus yang
maksimum terus – menerus disebut tetanus. Selanjutnya, ada 2 tipe
otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan suplai darah,
mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan senyawa seperti
hemoglobin yang mampu mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot merah
juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, otot putih
memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih
terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk menghasilkan energi
tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepatlelah.
4. Bagian-bagian Otot
1.Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang
fungsinya sebagai pelindung otot
2.Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk
tempat dimana miofibril dan miofilamenberada
3.Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4.Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal
dari miofibril.
Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen
homogen (terdapat pada otot polos)
b.
miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut
aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita
berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot
kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
5.Jenis-jenis Otot
1. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang
polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) /
invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya
terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus.
Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin
Ciri-ciri
Otot Polos
1. Waktu kontraksi antara 3 sampai 180 detik
2. Bentuk dari otot polos seperti perahu
3. Terletak pada organ dalam
4. Memiliki satu inti sel yang berada ditengah
5. Pergerakannya dari otot polos lambat, dan mudah
lelah
6. Dipengaruhi oleh saraf otonom
7. Otot polos biasanya berada pada bagian usus, saluran
peredaran darah, otot di saluran kemih,
8. Tidak
diperintah oleh otak atau tidak dipengaruhi oleh otak
otot polos |
2. Otot lurik
(Otot
Rangka) Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot
ini bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai
jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun
berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti.
Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat
berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh
fasia super fasialis. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel (empal),
merupakan bagian tengah yang menggembung
2. Urat otot (tendon),
merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan
ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara
melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada
tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2. Insersio merupakan
tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi,
Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut
atau mengalami atrofi.
Kebanyakan
otot rangka (jumlah dalam manusia Ã… 600) menyambungkan tulang ke tulang; ada
yang menggerakkan bahagian tertentu tanpa melibatkan tulang, misalnya kelopak
mata, otot sfinkter, lidah. Otot rangka hanya mampu menarik, tidak menolak.
Oleh itu, untuk menggerakkan anggota (pergerakan tulang) otot lazimnya
berpasangan, disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk membengkokkan tangan,
otot biseps mengecut dan pasangan antagonisnya, otot triseps mengendur (m.s.1039
Campbell; m.s. 846 Audesirk & Audesirk).
Bagaimanakah
pasangan otot antagonis dikawal? Maklumat eferen somatik merangsang otot
pertama (melalui neurotransmiter perangsang) dan merencat otot kedua (melalui
neurotransmiter perencat). Otot rangka kelihatan berjalur dan tersusun dalam
keadaan selari. Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam
(otot viseral). Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan
halus. Masing – masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah.
Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf
otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada: 1.
Dinding saluran pencernaan 2. Saluran-saluran pernapasan 3. Pembuluh darah 4.
Saluran kencing dan kelamin c. Otot Jantung Otot jantung
mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-serabutnya
bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur seperti
otot rangka. Otot jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap sel
bersambung-sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang berupaya
mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan jantung
terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara spontan walaupun
tiada rangsangan diterima dari sistem saraf pusat. Letak inti sel di tengah.
Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurutkehendak.
Ciri-Ciri Otot Lurik :
- Bentuk selindris dengan garis gelap terang
- Melekat pada rangka
- Bekerja secara sadar dengan perintah otak
- Cepat dan mudah lelah
- Bentuk yang panjang dan m
- emiliki banyak inti sel (multi sel)
- Mempunya pigmen mioglobin
- Inti sel yang berada di tepi
otot lurik |
3. Otot
Jantung
Otot jantung
atau myocardium adalah otot yang bekerja secara terus menerus tampa istirahat
atau berhenti. Otot jantung merupakan perpaduan antara otot lurik dan otot
polos karna adanya persamaan yang ada pada otot jantung misalnya, memiliki sisi
gelap terang dan inti sel yang berada ditengah. Otot jantung berfungsi dalam
memompa darah ke seluruh tubuh. Otot Jantung bekerja dibawah kesadaran manusia
saraf yang memengaruhi otot jantung adalah saraf simpatik dan parasimpatik
Ciri-Ciri Otot Jantung :
- Otot jantung yang berbentuk silindris
- Memiliki percabangan disebut sinsitium
- Otot Jantung terletak pada jantung
- Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah
- Bekerja tampa kesadaran manusia
- Bekerja terus menerus dan tak
membutuhkan istirahat
Otot jantung |
4. Perbedaan Otot Polos, Otot Lurik dan Otot Jantung
6.Sifat Kerja Otot
Sifat
kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Antagonis
Otot antagonis adalah dua
otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi
dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat.
Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot
bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon)
yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep
adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang,
terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot
bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah,
otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah
kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya
adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya
otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan)
misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak
kepala merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya
gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
2. Sinergis
Sinergis juga adalah
otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya pronator teres
dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau
menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama –
sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan
berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja
bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang
menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian
tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot
berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang
tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya. Otot yang
sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan
bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot
tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi
semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja
tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada
otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama.
Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian
kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja
berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.
7. Mekanisme
Gerak Otot
Dari hasil
penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,
Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding
filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya
dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan
filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu
kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H
adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot
menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban
I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat
mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan
dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke
konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang.
Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat
dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini
mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara
miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung
dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.
8. Sumber Energi Gerak Otot
Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu
adenosin tri fosfat (ATP). Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat
digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata
mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin
fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk
membentuk ATP dari ADP. ATP dihasilkan dari proses oksidasi (pembakaran)
karbohidrat dan lemak. Terjadinya kontraksi otot sebagai akibat adanya interaksi
antara protein otot aktin dan miosin yang membutuhkan ATP melalui bantuan enzim
yang dikenal sebagai enzim ATP-ase.
Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin.
Fosfokreatin ini adalah suatu bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang
terdapat pada otot dalam konsentrasi yang tinggi. Fosfokreatin tidak dapat
digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat memberikan
energinya kepada ADP.
Banyaknya
fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah ATP.
Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak
membutuhkan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses
anaerob. Apabila otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka
waktu yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi
sebagai akibat turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya,
pada saat ini justru akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam
laktat.
Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu dengan cara
mengubah glikogen menjadi glukosa (proses glikolisis). Proses glikolisis
terjadi di sitoplasma sel otot (sarkoplasma) yang membutuhkan enzim-enzim
sebagai katalisator reaksi. Proses ini terjadi cepat namun hasil ATP-nya
sedikit. Proses ini dapat terjadi dalam kondisi aerob (ada oksigen) atau dalam
kondisi anaerob (tanpa ada oksigen).
Normalnya
asam piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki mitokondria
untuk menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tidak
tersedia cukup oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat
tidak masuk ke mitokondria tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat. Biasanya persediaan kreatin
fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan
cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen.
Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan
tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung
dalam mitokondria yang menghasilkan ATP. Glikogen adalah senyawa yang tidak
larut. Oleh karena itu, harus dilarutkan dahulu menjadi laktasidogen.
Laktasidogen ini diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa yang
dihasilkan dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan
selanjutnya digunakan untuk membentuk ATP dan fosfokreatin. Proses ini terjadi
pada saat otot berelaksasi, dan membutuhkan oksigen bebas (respirasi aerob).
Oleh karena itu, proses relaksasi disebut fase aerob.
Penimbunan asam laktat yang terlalu banyak di dalam otot,
dapat menyebabkan kelelahan. Asam laktat yang berlebihan tersebut akan
dioksidasi oleh oksigen, apabila terlalu banyak dibutuhkan oksigen untuk
mengoksidasi asam laktat dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan (nafas
tersengal-sengal)
Berbagai sumber energi untuk gerakan otot |
kontraksi dan relaksasi otot |
Tahap-tahap kontraksi
dan relaksasi otot
1. Sinyal listrik masuk ke dalam sel
saraf yang menyebabkan sel saraf mengeluarkan sinyal kimia (neurotransmiter) di
celah (sinapsis) antara sel saraf dan sel otot.
2. Sinyal kimia memasuki sel otot dan
berikatan langsung dengan protein reseptor yang ada di membrane plasma sel otot
(sarkolema) dan menimbulkan potensial aksi di sel otot.
3. Potensial aksi yang terjadi ini
menyebar ke seluruh bagian sel otot dan masuk ke sel melalui T-tubule.
4. Potensial aksi membuka gerbang bagi
tempat penyimpanan kalsium (sarcoplasmic reticulum).
5. Ion Ca2+ bergerak ke
sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin dan miosin berada.
6. Ion kalsium berikatan pada molekul
troponin-tropomiosin yang terletak di daerah lekukan filamen aktin. Biasanya
molekul tropomiosin melilit aktin di mana miosin dapat membentuk crossbrigdes.
7. Saat berikatan dengan ion kalsium,
troponin mengubah bentuk dan menggeser tropomiosin keluar dari lekukan aktin,
memperlihatkan ikatan aktin-miosin.
8. Miosin berinteraksi dengan aktin
melalui putaran crossbrigdes. Dan kemudian otot berkontraksi,
menghasilkan tenaga dan memendek.
9. Setelah potensial aksi lewat gerbang
Ca2+ menutup kembali, Ca2+ yang ada di retikulum
sarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.
10.
Saat
itu juga troponin kehilangan konsentrasi Ca2+.
11.
Troponin
kembali ke posisi semula dan tropomiosin kembali melilit ikatan aktin-miosin di
filamen aktin.
12.
Karena
tidak terbentuknya site di mana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak
ada crossbridges yang terbentuk dan otot kembali rileks.
Semua aktivitas di atas memerlukan
energi. Otot menggunakan energi dalam bentuk ATP. Energi dari ATP dipakai untuk
mengulang kembali dari awal kepala crossbridges miosin dan melepaskan
filamen aktin. Dan untuk menghasilkan ATP, otot melakukan hal berikut:
1. Memecah fosfokreatin (bentuk
penyimpanan fosfat berenergi tinggi) dan menambahkan fosfat pada ADP untuk membentuk
ATP.
2.
Melakukan
respirasi anaerob, menghasilkan asam laktat dan membentuk ATP.
3. Melakukan respirasi aerob, memecah
glukosa, lemak, dan protein dalam suasana O2 menghasilkan ATP.
10. Kelainan
Pada Otot
1. Atrofi otot, merupakan penurunan
fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi,
misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot, penyakit ini
diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada otot
anak-anak.
3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan
otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena sering
digunakan, misalnya pada binaragawan.
4. Hernia abdominal, kelainan ini
terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot masuk
ke rongga perut.
5. Kelelahan otot, karena kontraksi
secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.
6. Tetanus, merupakan penyakit yang
menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.
Daftar
Pustaka
Bakhtiar S. Biologi. 2011.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U.
2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.