Pengertian dan Ruang lingkup Ekologi, Dalam menjalani
kehidupan, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa berdiri sendiri.Kita hidup
dalam suatu kelompok manusia, dimana masing-masing individu melakukan aktivitas
untuk menunjang kebutuhan hidupnya.Di sekitar kita terdapat makhluk hidup.Makhluk
hidup tersebut bisa berupa masyarakat sekitar, lingkungan alam, tumbuhan maupun
hewan. Sebagian besar makhluk hidup melakukan aktivitas seperti makan,
bergerak, dan berkembang biak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan juga
melakukan fotosintesis dan bernafas untuk mempertahankan hidupnya.
Pengertian dan Ruang Lingkup Ekologi |
Semua
makhluk hidup yang tinggal di suatu tempat saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi.Seperti manusia yang menanam tumbuhan untuk dimanfaatkan buah,
daun, atau batangnya. Tumbuhan pun juga bergantung kepada manusia untuk
pemeliharaannya agar ia tetap tumbuh dengan subur. Ada juga manusia yang
memelihara ternak untuk dimanfaatkan daging atau telurnya, sebaliknya hewan
ternak pun juga bergantung pada manusia dalam hal penyediaan
makanannya.Sehingga manusia, tumbuhan mapun hewan ternak saling menguntungkan.
Selain makhluk hidup, manusia juga memerlukan cahaya, air dan udara. Semua itu
merupakan benda tak hidup, tetapi sangat memengaruhi bagi kehidupan makhluk
hidup yang tinggal di suatu tempat.Air dan udara merupakan kebutuhan utama
semua makhluk hidup.Berbagai makhluk hidup dan benda tak hidup yang ada di
sekitar kita saling mempengaruhi sehingga terbentuklah suatu hubungan timbal
balik.
A. Definisi
Ekologi dan Ruang Lingkupnya
Ekologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikos dan logos.Oikos berarti
habitat atau tempat tinggal, sedangkan logos berarti pengetahuan atau ilmu.Istilah
ekologi dipakai sebagai satu bagian dari ilmu pengetahuan.Istilah ini dipakai
pertama kali oleh seorang ahli zoology bangsa Jerman bernama Ernst Haeckel pada
tahun 1866.
Secara
umum ekologi dapat diartikan sebagai hubungan antara organisme dan habitatnya
atau ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.Yang termasuk dalam ruang lingkup ekologi antara lain organisme
(individu), populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer (kumpulan dari beberapa
komunitas yaitu komunitas hewan dan komunitas tumbuhan dalam suatu wilayah).
B. Ciri-ciri,
Struktur, Dinamika dan Interaksi tentang Populasi, Komunitas, dan Ekosistem.
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan beberapa
individu yang menempati suatu wilayah tertentu pada waktu yang sama dan dapat
melakukan perkawinan sesamanya. Misalnya komodo di pulau komodo membentuk suatu populasi.
Ciri
dari suatu populasi yaitu, mempunyai potensi untuk berkembang biak silang,
mempunyai ukuran seperti kerapatan atau kepadatan, mempunyai struktur umur, dan
mampu mempertahankan diri.Populasi bersifat dinamis, dimana kedinamisan suatu
populasi sesuai dengan waktu dan ruang. Pada tingkat populasi, interaksi dapat
terjadi pada individu sejenis ataupun berbeda jenis.Tingkat populasi dari
spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu.Perubahan ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa,
persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim
(curah hujan) dan penyakit.
2.
Komunitas
Komunitas
adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di
dalam suatu lingkungan tertentu dimana terjadi interaksi di
dalamnya.Interaksi pada komunitas
terjadi antara berbagai populasi dalam suatu ekosistem.
Bentuk
interaksinya antara lain:
1. Netral yaitu tidak saling mempengaruhi,
misalnya pada nyamuk dan tikus.
2. Simbiosis yaitu hubungan saling
ketergantungan antara makhluk yang satudengan yang lain, simbiosis di bagi
menjadi 5 yaitu, komensalisme (hubungan organisme dimana satu pihak untung
namun pihak lain tidak mendapat untung atau tidak dirugikan), mutualisme
(hubungan yang saling menguntungkan), predasi (predator), kompetisi
(persaingan), dan parasitisme (hanya menguntungkan satu pihak saja).
Peran
suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche).Perbedaan
intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat
merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah.
3. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara
unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekologi.Di dalam
ekosistem, interaksi terjadi antara komponen biotik dan abiotik.
Hubungan antara organisme dan lingkungannya
menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.Selain aliran energi, di
dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik (piramida ekologi),
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.Dengan adanya interaksi-interaksi
tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Apabila
keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika
perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
Ciri-ciri ekosistem antara lain memiliki
sumber energi yang konstan, mampu menyimpan energi dalam bentuk
materi organik, terdapat
daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya, dan terdapat
aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
Komponen-komponen
ekosistem terdiri dari :
1. Komponen biotik
Komponen
biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang terdiri dari organisme yang dikelompokkan
sebagai berikut.
Berdasarkan
cara memperoleh makanan
a) Organisme
autotrop, merupakan organisme yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi
organik (dapat membuat makanan sendiri). Organisme autotrop dibedakan menjadi
dua tipe yaitu fotoautotrop (cahaya sebagai sumber energi), contohnya tumbuhan
hijau dan kemoautotrop (memanfaatkan reaksi kimia), contohnya bakteri nitrit
dan nitrat.
b) Organisme
heterotrop, adalah organisme yang memeroleh bahan organik dari organisme lain.
Contohnya hewan, jamur dan bakteri non autotrop.
Berdasarkan
kedudukan fungsional dalam ekosistem (Niche) yaitu,
Produsen,
konsumen, pengurai (dekomposer), detritivor (organisme yang memanfaatkan
serpihan organik padat (detritus) sebagai sumber makanan).
2.
Komponen
abiotik
Komponen
abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia yang menyertai
kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan, antara lain, tanah, air, udara, topografi, dan iklim.
c. Macam-macam
ekosistem
Berdasarkan proses terbentuknya,
ekosistem dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
§
Ekosistem
Alami
Ekosistem alami adalah ekosistem yang proses pembentukan
dan pengembangannya berjalan secara alami tanpa campur tangan dari pihak lain.
§
Ekosistem
Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang proses pembentukan
dan pengembangannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga ada
campur tangan manusia. Contoh: sawah, kebun, dan kolam ikan.
Berdasarkan lokasinya, ekosistem dapat
dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem darat dan ekosistem air.
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat
dapat dibagi menjadi beberapa bioma, yaitu,
bioma gurun, Bioma
padang rumput, Bioma
hujan tropis, Bioma
hutan gugur, Bioma
taiga, Bioma
tundra, dan Bioma
sabana.
2. Ekosistem air
Ekosistem air terdiri atas:
·
Ekosistem
air tawar terdiri atas ekosistem
air tenang (contohnya
adalah danau dan rawa)
dan ekosistem air mengalir (contonya
adalah sungai).
·
Ekosistem air laut
terdiri atas laut,
pantai (ekosistem
pantai terletak pada perbatasan antara ekosistem daratdan ekosistem laut), estuari (estuari (muara)
merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut), dan terumbu karang (pada daerah
neritik laut tropis, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang
batu dan organisme-organisme lainnya).
C.
Rantai Makanan dan Jaring Makanan dalam Hubungannya dengan Aliran Energi dan
Transfer Energi
Proses
makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari satu organisme ke
organisme lain dalam tingkatan tertentu disebut rantai makanan (food
chain). Tingkatan dalam rantai makanan disebut juga trofik.Tingkat trofik
yang secara mendasar mendukung tingkatan lainnya dalam suatu ekosistem
terdiri dari organisme autotrof yang berperan sebagai produsen primer.
Berdasarkan
komponen tingkat trofiknya, rantai makanan dibedakan menjadi dua, yaitu
rantai makanan perumput merupakan yaitu rantai makanan yang diawali dari
tumbuhan pada trofik awalnya.Contohnya
tumbuhan dimakan belalang, belalang dimakan burung, burung dimakan
ular, dan ular dimakan burung elang dan rantai makanan detritus tidak
dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritus sebagai trofik awalnya
dan seringkali menjadi penghubung utama antara produsen dan
konsumen.Contoh rantai makanan detritus adalah seresah atau dedaunan
dimakan cacing tanah, cacing tanah dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia.
Dalam
rantai makanan, konsumen pada tingkat trofik tertentu tidak hanya memakan
satu jenis organisme yang ada di tingkat trofik bawahnya.Hubungan
antar-rantai makanan tersebut membentuk susunan yang lebih kompleks,
disebut jaring-jaring makanan (food web).Sehingga rantai makanan dari
produsen → konsumen primer → konsumen
sekunder → dan seterusnya.
Organisme
yang menempati tingkat trofik di bagian bawah merupakan sumber
makanan bagi organisme di tingkat trofik selanjutnya.
Jaring-jaring Makanan |
Perubahan
bentuk energi ke bentuk energi lain ini dinamakan transformasi energi.
Sedangkan perpindahan energi dari satu tempat ke tempat lain disebut
transfer energi atau aliran energi.
Dalam
suatu ekosistem, energi matahari diubah oleh produsen menjadi makanan bagi
konsumen primer.Oleh konsumen primer, makanan yang diperoleh diubah
kembali menjadi energi. Konsumen sekunder juga melakukan hal yang sama
setelah memakan konsumen primer. Namun, tidak semua makanan yang
dikonsumsi diubah menjadi energi ada yang digunakan untuk pertumbuhan, respirasi
seluler, dan ada pula yang dikeluarkan dalam bentuk feses.Selama proses
transfer energi, selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melewati
suatu tingkat trofik. Pergerakan energi dan materi melalui
ekosistem saling berhubungan karena keduanya berlangsung
melalui transfer zat-zat di dalam rantai makanan.
Aliran energi dari satu organisme ke organisme lain (kkal/m2/tahun) |
D.
Piramida Ekologi dalam Ekosistem
1.
Piramida jumlah
Penentuan piramida jumlah didasarkan pada jumlah
organisme yang terdapat pada satuan luas tertentu atau kepadatan populasi antar
trofiknya dan mengelompokan sesuai dengan tingkat trofiknya. Perbandingan
populasi antar trofik umumnya menunjukkan jumlah populasi produsen lebih besar
dari populasi konsumen primer lebih besar dari populasi konsumen sekunder lebih besar dari populasi konsumen tersier.
Piramida Jumlah |
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa dibuat berdasarkan pada massa (berat)
kering organisme dari tiap tingkat trofik persatuan luas areal tertentu. Secara
umum perbandingan berat kering menunjukkan adanya penurunan biomassa pada tiap
tingkat trofik. Perbandingan biomassa antar trofik belum dapat menggambarkan
kondisi sebagaimana piramida ekologi.
Piramida Biomassa |
3. Piramida Energi
Semua energi yang ada di bumi
sebenarnya berasal dari satu sumber yaitu matahari. Energi cahaya matahari
diubah menjadi makanan oleh produsen melalui proses fotosintesis. Energi
ini kemudian dimanfaatkan oleh konsumen primer dan berlanjut sampai
konsumen tersier.
Keadaan
ini mengisyaratkan adanya pengurangan energi pada setiap tingkatan
trofik pada suatu piramida.Piramida semacam ini disebut sebagai
piramida energi.Piramida energi mampu memberikan gambaran akurat tentang kecepatan
aliran energi dalam suatu ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik.
Piramida Energi |
D.
Siklus Biogeokimia dalam Ekosistem
Siklus
biogeokimia adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.Siklus unsur-unsur
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi reaksi
kimia dalam lingkungan abiotik.
Macam-macam
siklus biogeokimia, seperti siklus karbon, siklus oksigen, siklus nitrogen,
siklus air, siklus fosfor, dan siklus sulfur.
1.
Siklus
Karbon dan Oksigen
Siklus Karbon dan Oksigen |
Karbon
dan oksigen merupakan unsur penyusun senyawa organik. Sumber karbon di alam
berupa CO2 yang terdapat di udara atau terlarut di dalam air serta
terdapat pada kerak bumi sebagai batu bara, batu kapur, dan gas alam.
CO2
masuk dalam sistem kehidupan pertama kali secara difusi melalui stomata daun ke
jaringan palisade daun. Di jaringan ini CO2 dipergunakan untuk
fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa bahan organik yang mengandung CO2
dan akan mengalir ke dalam ekosistem bersamaan dengan aliran energi.
Fotosintesis juga menghasilkan hasil samping berupa oksigen, Oksigen selanjutnya
akan dipergunakan pada saat respirasi.Pada proses respirasi, karbohidrat akan
diubah kembali menjadi energi, CO2 dan H2O. Jalur siklus
CO2 dan O2 yang panjang terjadi pada organisme mati akan
diuraikan oleh pengurai (bakteri pembusuk dan jamur saprofit).
2.
Siklus
Nitrogen
Organisme
memerlukan nitrogen untuk pembentukan protein dan molekul-molekul organik
esensial.Nitrogen (N2) di udara sekitar 79%, Organisme tidak dapat
menggunakan secara langsung dalam bentuk N2.Tumbuhan menggunakan
nitrogen dalam bentuk ion nitrat (NO3-) atau ion ammonium
(NH4+). Nitrogen di udara dengan bantuan halilintar dapat
difiksasi oleh bakteri dan alga biru sehingga akan berikatan dengan oksigen dan
uap air di udara. Bakteri yang mampu memfiksasi nitrogen ada yang hidup bebas
dalam tanah, yaitu Azotobacter
chroococcum, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillium rubrum, dan Rhizobium leguminosorum (bakteri
pemfiksasi nitrogen pada kacang).Peristiwa perubahan nitrogen yang difiksasi
menjadi NH3 (ammonia) disebut amonifikasi.
Setelah
terjadi fiksasi dan amonifikasi, proses berikutnya adalah nitritasi, yaitu
perubahan (oksidasi) ammonia menjadi nitrit (NO2-) dengan bantuan
bakteri Nitrosomonas sp dan Nitrosococcus sp. Dalam bentuk senyawa
nitrit (NO2-) belum mampu diserap oleh akar tanaman.
Siklus Nitrogen |
Kemudian
nitrit diubah (dioksidasi) menjadi nitrat dalam peristiwa nitratasi oleh
bakteri Nitrobacter sp dan Bactoderma sp. Nitrat (NO3-)
yang terbentuk kemudian dimanfaatkan oleh tumbuhan dengan penyerapan melalui
akar.Rangkaian peristiwa nitritasi dan nitrasi sering disebut
nitrifikasi.Peristiwa pemecahan nitrat menjadi gas nitrogen yang dilepaskan ke
udara disebut denitrifiksasi.Selain denitrifikasi, deamonifikasi terjadi ketika
organisme yang telah mati diuraikan oleh dekomposer sehingga terbentuk ammonia.
3. Siklus Air
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air
yang tidak pernah berhenti. Air mengalami siklus melalui atmosfer,
lautan, daratan, dan organisme. Air dapat mengalami evaporasi, transpirasi, dan
respirasi menjadi awan dan melalui kondensasi akan turun menjadi hujan. Air
hujan meresap dalam tanah, masuk ke sungai, dan kembali ke laut. Air dalam
tanah, sungai/danau dimanfaatkan oleh organisme dan akan dikeluarkan lagi ke
lingkungan melalui berbagai proses penguapan, transpirasi, dan respirasi.
Siklus Air |
4.
Siklus
Fosfor
Fosfor di alam terdapat dalam bentuk
ion fosfat (PO3-).Ion fosfat di alam terdapat dalam bebatuan. Ion
fosfat dalam bebatuan ini akan terbawa menuju perairan melalui proses pelapukan
bebatuan dan erosi. Adapun di darat, ion fosfat diserap oleh tumbuhan dari
dalam tanah.
Pada hewan, fosfat dikeluarkan
melalui urine dan feses. Oleh dekomposer, ion fosfat yang merupakan senyawa
anorganik ini akan diuraikan dan menjadi fosfor (P) di dalam tanah. Fosfor di
dalam tanah ini kemudian di ambil kembali oleh tumbuhan. Proses tersebut akan
terus berlangsung membentuk suatu siklus, yang dinamakan siklus fosfor.
Siklus Fosfor. |
5. Siklus Sulfur
Ada
empat aliran utama belerang ke atmosfer, yaitu lepasan/produk bakteri,
pembakaran bahan bakar fosil, pengembusan garam-garam laut, dan pelepasan gas
gunung berapi. Sulfur diserap oleh tanaman hampir seluruhnya dalam bentuk ion
sulfat (SO42-) dan hanya sedikit sebagai gas belerang (SO2-).
Siklus Sulfur. |
E.
Pengertian Suksesi dengan Contohnya
Suksesi ekologi adalah suatu
proses perkembangan (perubahan), meliputi struktur spesies dan komunitasnya,
yang terarah sehingga dapat diduga arah perkembangannya. Suksesi mempelajari
perubahan vegetasi pada suatu habitat, dalam perjalanan waktu, hingga tercapai
stabilisasi dalam bentuk vegetasi klimaks-stabil.
Berdasarkan
kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder.
1.
Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan
yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total
sehingga terbentuk habitat baru. Salah
satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau.Setelah
letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup
oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m.
2.
Suksesi Sekunder
Suksesi
sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan /
substrat seperti sebelumnya. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi,
banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan
hutan.Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan
areal hutan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,
Deden. 2008. Buku Pelajaran Biologi
Kelompok Pertanian dan Kesehatan untuk Kelas XI SMK. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
Anshori, Djoko Martono. 2009. BIOLOGI untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)-
Madrasah
Aliah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Dwisang, Evi Luvina. 2008. Inti Sari Biologi untuk SMA. Tangerang:
Scientific Press.
Firmansyah, Rikky, Agus MAwardi H., M. Umar
Riandi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar
Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/MA. Jakarta: PT Setia Purna
Inves.
Fried, George
H., George J. Hademenos. 1999. Schaum’s
Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Hanum,
Chairil. 2009. Ekologi Tanaman.
Medan: USU Press.
Kusnadi, Soni Muhsinin, Yayan Sanjaya. 2009. Buku Saku Biologi SMA. Jakarta: Kawan
Pustaka.
Susilowarno,
Gunawan, dkk. 2008. Biologi SMA/MA Kls X.
Jakarta: Grasindo.
Wardhana, Wisnu Arya. 1994. Teknik Analisis Radioaktivitas Lingkungan.
Yogyakarta: Andi Offset.