Pengertian, Jenis-jenis dan Contoh Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom, Genetika adalah ilmu pewarisan
faktor keturunan (hereditas). Ilmu genetika ini meliputi studi tentang apa yang
dimaksud dengan gen, bagaimana gen dapat membawa informasi genetik, gen
direplikasikan dan dilewatkan dari generasi ke ganerasi, dan bagaimana gen
dapat mengekspresikan informasi di dalam organisme yang akan menentukan
karakteristik organisme yang bersangkutan.
Pengertian, Jenis-jenis dan Contoh Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom |
Informasi genetik di dalam sel disebut
genom. Genom sel diorganisasi di dalam kromosom. Kromosom adalah suatu struktur
yang mengandung DNA, dimana DNA secara fisik membawa informasi herediter.
Kromosom mengandung gen. Gen adalah segmen dari DNA (kecuali pada beberapa
virus RNA), dimana gen mengkode protein. Perkembangan biologi molekuler menjadi
lebih dipercepat dengan munculnya rekayasa genetika, yang memungkinkan
penggandaan, isolasi gen serta mutasi genetik.
Mutasi adalah perubahan pada materi
genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar
bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable).
Istilah mutasi pertama kali dipergunakan oleh Hugo de vries, untuk mengemukakan
adanya perubahan fenotip yang mendadak pada bunga oenothera lamarckiana dan
bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya
penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan peristiwa mutasi
pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun.
Penelitian
ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910) dengan menggunakan
Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernama Yoseph
Muller berhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi
buatan dengan menggunakan sinar X.
1. Pengertian
Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi
pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosom disebut aberasi. Mutasi pada
gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi
kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi
baru pada spesies. Perubahan pada sekuens basa DNA akan menyebabkan perubahan
pada protein yang dikode oleh gen. Contohnya, bila gen yang mengkode suatu
enzim mengalami mutasi, maka enzim yang dikode oleh gen mutan tersebut akan
menjadi inaktif atau berkurang keaktifannya akibat perubahan sekuens asam amino.
Namun mutasi dapat pula menjadi menguntungkan bila enzim yang berubah oleh gen
mutan tersebut justru meningkat aktivitasnya dan menguntungkan bagi sel.
Istilah mutasi petama kali digunakan
oleh Hugo de Vries, untuk
mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera
lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena
adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan peristiwa mutasi pada domba jenis
Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun. Penelitian ilmiah tentang
mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910)
dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan
yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil
dalam percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan
menggunakan sinar X (Anonim, 2009).
Mutasi gen disebabkan oleh adanya
perubahan dalam urutan nukleotida perubahan genotif. Bahan- bahan penyebab
terjadinya mutasi disebut dengan mutagen. Sedangkan individu yang
memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan.
Mutagen
dibagi menjadi 3, yaitu:
1.
Mutagen bahan Kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin
adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada
proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. Penyebab
mutasi dalam lingkungan yang bersifat kimiawi disebut juga mutagen kimiawi.
Mutagen-mutagen kimiawi tersebut dapat dipilah menjadi 3 kelompok, yaitu analog
basa, agen pengubah basa, agen penyela.
Ø Senyawa yang
merupakan contoh analog basa adalah 5-Bromourasil (5
BU). 5-BU adalah analog timin. Dalam hubungan ini posisi karbon ke-5 ditempati
oleh gugus brom padahal posisi itu sebelumnya ditempati oleh gugus metil.
Keberadaan gugus brom mengubah distribusi muatan serta meningkatkan peluang
terjadinya tautomerik.
Ø Senyawa
yang tergolong agen pengubah basa adalah mutagen yang secara langsung mengubah
struktur maupun sifat kimia dari basa, yang termasuk kelompok ini adalah agen
deaminasi, agen hidroksilasi serta agen alkilasi. Perlakuan dengan asam nitrit,
misalnya, terhadap sitosin akan menghasilkan urasil yang berpasangan dengan
adenin sehingga terjadi mutasi dari pasangan basa S-G menjadi T-A. Agen
hidroksilasi adalah mutagen hydroxammin yang bereaksi khusus dengan sitosin dan
mengubahnya sehingga sitosin hanya dapat berpasangan dengan adenin. Sebagai
akibatnya terjadi mutasi dari SG menjadi TA. Agen alkilasi mengintroduksi gugus
alkil ke dalam basa pada sejumlah posisi sehingga menyebabkan perubahan basa
yang akibatnya akan terbentuk pasangan basa yang tidak lazim.
Ø Senyawa
yang tergolong agen interkalasi akan melakukan insersi antara basa-basa yang
berdekatan pada satu atau kedua untai DNA. Contoh agen interkalasi adalah
proflavin, aeridine, ethidium bromide, dioxin dan ICR-70.
2. Mutagen bahan fisika, contohnya
sinar ultraviolet, sinar radioaktif,dll. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan
kanker kulit. Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat fisik
adalah radiasi dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi
radiasi pengion dan radiasi bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi berenergi
tinggi sedangkan radiasi bukan pengion adalah radiasi berenergi rendah. Contoh
radiasi pengion adalah radiasi sinar X, sinar gamma, radiasi sinar kosmik.
Contoh radiasi bukan pengion adalah radiasi sinar UV. Radiasi pengion mampu
menembus jaringan atau tubuh makhluk hidup karena berenergi tinggi. Sementara
radiasi bukan pengion hanya dapat menembus lapisan sel-sel permukaan karena
berenergi rendah.
Radiasi sinar tersebut akan menyebabkan perpindahan
elektron-elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Atom-atom yang memiliki
elektron-elektron sedemikian dinyatakan tereksitasi. Molekul-molekul yang
mengandung atom yang berada dalam keadaan tereksitasi maupun terionisasi secara
kimiawi lebih reaktif daripada molekul yang memiliki atom-atom yang berada
dalam kondisi stabil. Raktivitas yang meningkat tersebut mengundang terjadinya
sejumlah reaksi kimia, terutama mutasi. Radiasi pengion dapat menyebabkan
terjadinya mutasi gen dan pemutusan kromosom yang berakibat delesi, duplikasi,
insersi, translokasi serta fragmentasi kromosom umumnya.
3. Mutagen bahan biologi, diduga
virus dan bakteri dapat menyebabkan terjadinya mutasi.
2. Jenis-Jenis Mutasi Gen
1. Menurut Kejadiannya
a) Spontan (spontaneous mutation)
Mutasi spontan adalah mutasi (perubahan materi genetik) yang
terjadi akibat adanya sesuatu pengaruh yang tidak jelas, baik dari lingkungan
luar maupun dari internal organisme itu sendiri. Mutasi ini terjadi di alam secara alami (spontan), dan
secara kebetulan.
b. Induksi (induced mutation)
Mutasi terinduksi adalah mutasi yang terjadi akibat paparan dari
sesuatu yang jelas, misalnya paparan sinar UV. Secara mendasar tidak terdapat
perbedaan antara mutasi yang terjadi secara alami dan mutasi hasil induksi.
2. Berdasarkan jenis sel yang bermutasi
a) Mutasi
somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik. Mutasi somatik dapat
diturunkan dan dapat pula tidak diturunkan.
Mutasi somatik dapat dialami oleh embrio/janis
maupun orang dewasa.
1) Mutasi somatik pada embrio/janin menyebabkan
cacat bawaan
2) Mutasi somatik pada orang dewasa cenderung
menyebabkan kanker.
b) Mutasi
gametik germinal adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet. Karena terrjadinya
di sel gamet, maka akan diwariskan oleh keturunannya. Mutasi gametik disebut mutasi germinal. Bila
mutasi tersebut menghasilkan sifat dominan, akan terekspresi pada keturunannya.
Bila resesif maka ekspresinya akan tersembunyi.
Berdasarkan jenis kromosom yang mengalami mutasi
pada sel gamet:
1) Mutasi autosomal
Mutasi sel kelamin yang terjadi pada kromosom
autosom. Mutasi jenis ini menghasilkan mutasi yang dominan dan mutasi yang
resesif.
2) Mutasi tertaut kelamin
Mutasi sel kelamin yang terjadi pada kromosom
seks (kromosom kelamin), berupa tertautnya beberapa gen dalam kromosom kelamin
3. Berdasarkan Bagian yang Bermutasi
Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dibedakan menjadi mutasi
gen dan mutasi kromosom.
a) Mutasi Gen
Mutasi gen pada dasarnya merupakan mutasi titik. Mutasi titik
(point mutation) merupakan perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan
basa dalam satu gen tunggal. Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah
perubahan urutan-urutan DNA.
Jenis-jenis mutasi gen adalah sebagai berikut:
1. Mutasi
salah arti (missense mutation), yaitu perubahan suatu kode genetik (umumnya
pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino yang terkait
pada rantai polipeptida berubah. Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan
fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial
bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa
transisi dan tranversi.
Contoh missense mutation
TACAACGTCACCATT
Untai
sense mRNA
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAACtTCACCATT
AUGUUGaAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-lisin- triptofan
2. Mutasi
diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada
posisi 3 kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak
mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam
biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan tranversi.
Contoh Silent mutation :
TACAACGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAAgGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUcCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
3. Mutasi tanpa
arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino tertentu menjadi
kodon stop, yang mengakhiri
rantai, mengakibatkan berakhirnya pembentukan protein sebelum waktunya selama
translasi. Hasilnya adalah suatu polipoptida tak lengkap yang tidak berfungsi Hampir
semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga
menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi,
transisi, delesi, maupun insersi.
Mutasi tanpa arti |
4. Mutasi Pergeseran
Kerangka/perubahan rangka baca (frameshift
mutation). Mutasi
ini merupakan akibat penambahan atau kehilangan satu atau lebih nukleotida di
dalam suatu gen. Hal ini mengakibatkan bergesernya kerangka pembacaan. Selama
berlangsungnya sintesis protein, pembacaan sandi genetis dimulai dari satu ujung
acuan protein yaitu mRNA, dan dibaca sebagai satuan tiga basa secara berurutan.
Karena itu mutasi pergeseran kerangka pada umumnya menyebabkan terbentuknya
protein yang tidak berfungsi sebagai akibat disintesisnya rangkaian asam amino
yang sama sekali baru dari pembacaan rangkaian nukleotida mRNA yang telah
bergeser kerangkanya (yang ditranskripsikan dari mutasi pada DNA sel). Tipe
mutasi ini digambarkan pada gambar di bawah ini.
Mutan Pergeseran Kerangka |
Gambar di atas
merupakan mutasi pergeseran kerangka, sebagai akibat penyisipan satu nukleotida
pada suatu gen. penyisipan satu nukleotida pada suatu gen mengakibatkan
transkripsi satu nukleotida tambahan pada mRNA. Ini mengakibatkan pergeseran
kerangka ketika kodon-kodon dibaca selama berlangsungnya translasi sehingga
semua kodon setelah penyisipan menjadi berubah dan semua asam amino yang
disandikan menjadi berubah pula. Mutasi pergeseran kerangka sebagai akibat
delesi satu nukleotida pada pokoknya akan mempunyai efek yang sama.
b. Mutasi kromosom
Mutasi kromosom yaitu mutasi yang disebabkan karena perubahan
struktur kromosom atau perubahan jumlah kromosom. Istilah mutasi pada umumnya
digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan kromosom yang dapat diamati
dikenal sebagai variasi kromosom atau mutasi besar/ gross mutation atau aberasi.
Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan pada meiosis maupun pada
mitosis.
Pada prinsipnya, mutasi kromosom digolongkan rnenjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
1. Mutasi Komosom Akibat Perubahan Jumlah
Kromosom
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom
(ploid) melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom)
disebut euploid, sedang yang hanva terjadi pada salah satu kromosom dari genorn
disebut aneuploid.
Euploid (eu = benar; ploid = unit) Yaitu jenis mutasi dimana terjadi
perubahan pada jumlah n. Makhluk hidup yang terjadi dari perkembangbiakan
secara kawin, pada umumnya bersifat diploid, memiliki 2 perangkat kromosom atau
2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom). Organisme yang kehilangan I set
kromosomnya sehingga memiliki satu genom atau satu perangkat kromosom (n
kromosom) dalam sel somatisnya disebut monoploid. Sedang organisme yang
memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid.
Mutasi poliploid ada dua, yaitu
Ø Autopoliploid
yang terjadi akibat n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis dan
terjadi pada krornosom homolog, misalnya semangka tak berbiji.
Ø Alopoliploid
yang terjadi karena perkawinan atau hybrid antara spesies yang berbeda jumlah
set kromosomnya dan terjadi pada kromosom non homolog, misalnya
Rhaphanobrassica (akar seperti kol, daun mirip lobak).
Aneuploid (an = tidak; eu = benar; Ploid = Unit) Yaitu jenis
mutasi dimana terjadi perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom ini tidak
melibatkan seluruh genom yang berubah, melainkan hanya terjadi pada salah satu
kromosom dari genom. Mutasi ini disebut juga dengan istilah aneusomik. Penyebab
mutasi ini adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya benang-benang spindel
ke sentromer) dan nondisjunction (gagal berpisah).
Macam-macam aneusomik antara lain sebagai berikut.
Ø Monosomik
(2n-1); yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom, misalnya Sindrom Turner
pada manusia dimana jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin
(22AA+X0).
Ø Nullisomik
(2n-2); yaitu mutasi karena kekurangan dua kromosom trisomik (2n + 1, misalnya
Sindrom Klinefelter pada manusia.
2. Mutasi
Kromosom Akibat Perubahan Struktur Kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau
kerusakan bentuk kromosom disebut juga dengan istilah aberasi.
Macam-macam aberasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Delesi atau defisiensi
Delesi adalah mutasi karena kekurangan segmen
kromosom. Defisiensi dapat menyebabkan kematian, separuh kematian, atau
menurunkan viabilitas. Pada tanaman, defisiensi yang ditimbulkan oleh perlakuan
bahan mutagen (radiasi) sering ditunjukkan dengan munculnya mutasi klorofil.
Kejadian mutasi klorofil biasanya dapat diamati pada stadium muda (seedling
stag), yaitu dengan adanya perubahan warna pada daun tanaman.
Macam-macam delesi antara lain:
Ø Delesi
terminal; ialah delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom.
Delesi terminal |
Ø Delesi intertitial; ialah delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom.
Delesi intertitial |
Ø Delesi cincin; ialah delesi yang kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk lingkaran seperti cincin.
Delesi cincin |
Ø Delesi
loop; ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom lainnya.
Delesi loop |
Duplikasi
Mutasi karena kelebihan segmen kromosom. Mutasi ini
terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya kromosom lain
(homolognya) yang tetap normal. Duplikasi menampilkan cara peningkatan jumlah
gen pada kondisi diploid. Duplikasi dapat terjadi melalui beberapa cara seperti:
pematahan kromosom yang kemudian diikuti dengan transposisi segmen yang patah,
penyimpangan dari mekanisme crossing-over pada meiosis (fase pembelahan sel),
rekombinasi kromosom saat terjadi translokasi, sebagai konsekuensi dari inversi
heterosigot, dan sebagai konsekuensi dari perlakuan bahan mutagen. Beberapa
kejadian duplikasi telah dilaporkan dapat miningkatkan viabilitas tanaman.
Pengaruh radiasi terhadap duplikasi kromosom telah banyak dipelajari pada
bermacam jenis tanaman seperti jagung, kapas, dan barley.
Translokasi.
Translokasi ialah mutasi yang mengalami pertukaran
segmen kromosom ke kromosom non homolog. Macam-macam translokasi antara lain
sebagai berikut.
Ø Translokasi
tunggal. Translokasi Translokasi ini terjadi Jika kromosom yang patah pada satu tempat, kemudian bagian
yang patah tersebut bersambungan dengan kromosom lain yang bukan homolognya..
Ø Translokasi
perpindahan
Terjadi jika kromosom patah di dua tempat dan
patahannya bersambungan dengan kromosom lain yang bukan homolognya.
Ø Translokasi
resiprok
Terjadi jika dua buah kromosom yang bukan
homolognya patah pada tempat tertentu, kemudian patahan tersebut saling
tertukar.
Translokasi resiprok dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu sebagai berikut :
i. Translokasi resiprok homozigot
Translokasi homozigot ialah translokasi yang mengalami
pertukaran segmen dua kromosom homolog dengan segmen dua kromosom non homolog.
ii. Translokasi resiprok heterozigot
Translokasi heterozigot ialah translokasi yang hanya
mengalami pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom
nonhomolognya.
iii. Translokasi Robertson
Translokasi Robertson
ialah translokasi yang terjadi karena penggabungan dua kromosom akrosentrik
menjadi satu kromosom metasentrik, maka disebut juga fusion (penggabungan).
Translokasi terjadi apabila dua benang kromosom patah setelah terkena energi
radiasi, kemudian patahan benang kromosom bergabung kembali dengan cara baru.
Patahan kromosom yang satu berpindah atau bertukar pada kromosom yang lain
sehingga terbentuk kromosom baru yang berbeda dengan kromosom aslinya.
Translokasi dapat terjadi baik di dalam satu kromosom (intrachromosome) maupun
antar kromosom (interchromosome). Translokasi sering mengarah pada
ketidakseimbangan gamet sehingga dapat menyebabkan kemandulan (sterility) karena
terbentuknya chromatids dengan duplikasi dan penghapusan. Alhasil, pemasangan
dan pemisahan gamet jadi tidak teratur sehingga kondisi ini menyebabkan
terbentuknya tanaman aneuploidi. Translokasi dilaporkan telah terjadi pada tanaman
Aegilops umbellulata dan Triticum aestivum yang menghasilkan mutan tanaman
tahan penyakit.
Inversi
Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak
gen-gen, karena selama meiosis kromosom terpilin. Inversi terjadi karena
kromosom patah dua kali secara simultan setelah terkena energi radiasi dan
segmen yang patah tersebut berotasi 180o dan menyatu kembali.
Kejadian bila sentromer berada pada bagian kromosom yang terinversi disebut perisentrik,
sedangkan bila sentromer berada di luar kromosom yang terinversi disebut parametik
Inversi perisentrik berhubungan dengan duplikasi atau penghapusan kromatid yang
dapat menyebabkan aborsi gamet atau pengurangan frequensi rekombinasi gamet.
Perubahan ini akan ditandai dengan adanya aborsi
tepung sari atau biji tanaman, seperti dilaporkan terjadi pada tanaman jagung
dan barley. Inversi dapat terjadi secara spontan atau diinduksi dengan bahan
mutagen, dan dilaporkan bahwa sterilitas biji tanaman heterozigot dijumpai
lebih rendah pada kejadian inversi daripada translokasi.
Macam-macam inversi antara lain sebagai berikut.
·
Inversi parasentrik; teriadi pada kromosom yang tidak
bersentromer.
·
lnversi perisentrik; terjadi pada kromosom yang
bersentromer.
Isokromosom
lsokromosom ialah mutasi kromosom yang terjadi pada
waktu menduplikasikan diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah
pembelahan sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing masing berlengan
identik (sama). Dilihat dari pembelahan sentromer maka isokromosom disebut juga
fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion) yang
mengalami penggabungan.
Katenasi
Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua
kromosom non homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling
bertemu ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
4. Pembentukan Mutan
Individu
yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan.
Aspek praktis dari pembentukan
mutan,sebagai berikut :
1.
Diketahui
ada beberapa mikroorganisme yang menggambarkan resistensi terhadap antibiotik-antibiotik
tertentu akibat mutasi. Kenyataan ini sangat penting dalam pengobatan penyakit.
2.
Dapat
diisolasi mutan biokimiawi yang mampu menghasilkan suatu produk akhir dalam
jumlah besar. Hal ini penting dalam industri.
3.
Memungkinkan
persyaratan untuk pemeliharaan biakan murni spesies mikroba yang khas tercegah
dari mutasi
4.
Mutan-mutan
yang mengalami kerusakan/ terhambatnya proses-proses enzimatis yang berbeda
dapat dimanfaatkan untuk mempelajari lebih jauh proses biokimia, seluk-beluk jalur
metabolism atau jalur biosintesis.
Salah satu mutagen yang banyak
dimanfaatkan manusia dalam berbagai keperluan adalah radiasi. Perbuatan yang
menimbulkan radiasi dapat menyebabkan terjadinya mutasi, misalnya :
1.
Penggunaan
zat-zat kimia yang radioaktif
2.
Penggunaan
bahan kimia dalam minuman dan makanan
3.
Penggunaan
sinar x dalam penelitian dan pengobatan
4.
Kebocoran
radiasi dari pembuangan sampah-sampah industry, reactor atom, roket, dll
5.
Penggunaan
bom radioaktif (ingat peledakan bom di Hirosima dan Nagasaki yang menyebabkan
terbentuknya kelapa poliploid)
Meski sifat mutasi adalah merugikan
namun dalam beberapa hal berguna pula bagi manusia dalam kehidupannya,
misalnya:
1.
Meningkatkan
hasil panen produksi pangan, seperti gandum, tomat, kacang tanah, kelapa
poliploidi, kol poliploidi, dengan mutasi induksi
2.
Meningkatkan
hasil antibiotika, seperti mutan penicillium
3.
Untuk
pemeriksaan proses biologi melalui mutasi, misalnya transport electron pada
fotosintesis, fiksasi nitrogen pada bakteri
4.
Sebagai
proses penting untuk evolusi dan variasi genetic
5. Contoh Penyakit yang
Disebabkan Mutasi Genetik
1. Kanker
Sel kanker adalah sel normal
yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh tanpa terkoordinasi dengan
sel-sel tubuh lain. Proses pembentukan kanker (karsinogenesis) merupakan
kejadian somatik dan sejak lama diduga disebabkan karena akumulasi perubahan
genetic dan epigenetik yang menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol
molekuler perkembangbiakan sel. Sel kanker yang tak mampu berinteraksi secara
sinkron dengan lingkungan dan membelah tanpa kendali bersaing dengan sel normal
dalam memperoleh bahan makanan dari tubuh dan oksigen.
Tumor dapat menggantikan
jaringan sehat dan terkadang menyebar ke bagian lain dari tubuh yakni suatu
proses pemendekan umur yang lazim disebut metastasis. Potensi metastasis ini
diperbesar oleh perubahan genetik yang lain. Jika tidak diobati, kebanyakan
kanker mengarah ke pesakitan dan bahkan kematian. Kanker muncul melalui
perubahan genetik rangkap/ganda dalam sel induk dari organ tubuh. Sebagian
perubahan yang tidak dapat dihapuskan akan terus menumpuk bersamaan dengan bertambahnya
umur dan tidak dapat dihindari, akan tetapi predisposisi genetik, faktor
lingkungan dan yang paling banyak yakni gaya hidup adalah factor-faktor yang
penting.
Beberapa orang lahir dengan
mutasi tertentu dalam DNA-nya yang dapat mengarah ke kanker. Sebagai contoh,
seorang wanita lahir dengan mutasi pada gen yang disebut BRCA1 akan membentuk kanker payudara
atau rahim jauh lebih banyak daripada wanita yang tidak mempunyai mutasi
demikian.
Karsinogen eksogen (dari luar)
dan proses biologik endogen dapat menyebabkan mutasi delesi, insersi atau
substitusi basa baik transisi maupun transversi. Mekanisme endogen kerusakan
DNA yang telah diketahui dengan baik adalah fenomena deaminasi 5-metilsitosin.
Metilasi DNA adalah merupakan
mekanisme epigenetik yang melibatkan pengaturan ekspresi suatu gen. Residu
sitosin dan 5-metilsitosin masing-masing dapat secara spontan dideaminasi
menjadi urasil dan timin yang jika tidak diperbaiki akan menyebabkan mutasi
transisi G:C→A:T. Mutasi ini paling banyak terjadi pada dinukleotida CpG
(sitosin diikuti oleh guanin) yang seringkali mengalami metilasi. Studi
spektrum mutasi menyatakan adanya corak khas perubahan DNA yang diinduksi oleh
mutagen endogen dan eksogen tertentu dalam gen yang berhubungan dengan kanker.
2. Sindrom Turner (ditemukan oleh H.H.
Turner tahun 1938)
Ciri-ciri :
a.
Kariotipe : 45 X 0 (44 autusom + satu kromosom X)
diderita oleh wanita
b.
Tinggi badan cenderung pendek
c.
Alat kelamin terlambat perkembangannya
d.
Sisi leher tumbuh tambahan daging
e.
Bentuk kaki X
f.
Kedua putting susu berjarak melebar
g.
Keterbelakangan mental
1.
Sindrom
Klinefelter, ditemukan oleh Klinefelter tahun 1942
Ciri-ciri :
a.
Kariotipe : 47. XXY (kelebihan kromosom seks X)
diderita oleh pria
b.
Bulu badan tidak tumbuh
c.
Testis mengecil, mandul (steril)
d.
Buah dada membesar
e.
Tinggi badan berlebih
f.
Jika jumlah kromosom X lebih dari dua mengalami
keterbelakangan mental
2. Sindrom Jacob, ditemukan oleh P.A. Jacobs tahun
1965
Ciri-ciri:
a.
Kariotipe 47.XYY (kelebihan sebuah kromosom seks
Y) diderita oleh pria
b.
Berperawakan tinggi
c.
Bersifat antisocial, agresif
3.
Sindrom Down,
ditemukan oleh Longdon Down tahun 1866
Ciri-ciri :
a.
Kariotipe 47,XX atau 47, XY
b.
Mongolism, telapak tebal seperti telapak kera
c.
Mata sipit miring ke samping
d.
Bibir tebal, lidah menjulur, liur selalu
menetes
e.
Gigi kecil-kecil dan jarang
f.
IQ rendah (±
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Blum tertarik
DeleteI am genuinely glad to glance at this weblog posts
ReplyDeletewhich consists of lots of helpful data, thanks for providing these kinds of
data.
your welcome
Delete