Sistem Penggolongan Darah pada Manusia, Manusia memiliki sistem
peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung.
Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru
untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu
dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah
itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen
ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
![]() |
Sistem Penggolongan Darah pada Manusia |
Darah pada manusia
diklasifikasikan menurut golongannya. Sistem penggolongan darah yang sering
dikenal adalah sistem ABO dan sistem Rhesus. Pada pembahasan ini akan dibahas
lebih lanjut tentang kedua sistem penggolongan darah tersebut.
A. Golongan
Darah
Golongan
darah adalah pengklasifikasian darah dari
suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen
warisan
pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah
yang paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen
selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian.
B. Golongan
Darah Sistem ABO
Ada banyak golongan darah, tetapi
yang terkenal di bidang medis adalah golongan
darah ABO dan Rhesus. Kedua golongan darah ini ditemukan oleh Dr. Karl
Landsteiner, seorang dokter dari Austria, pada tahun 1900. Semula Landsteiner
menemukan golongan darah A, B, dan C. Golongan C ini kemudian dinamakan
golongan O. Pada tahun 1902 kolega Landsteiner,
yaitu Alfred Decastello dan Adriano Sturli menemukan golongan ke empat yaitu
golongan AB.
Dasar penggolongan darah ABO adalah
adanya aglutinogen (antigen) pada eritrosit, dan adanya aglutinin
(antibodi) di dalam plasma darah. Aglutinogen berarti antigen yang
digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah jenis antibodi yang menggumpalkan.
Golongan
|
aglutinogen (antigen) pada eritrosit
|
aglutinin (antibodi) pada plasma darah
|
A
B AB O |
A
B A dan B - |
b
a - a dan b |
Menurut sistem ABO darah manusia
terbagi atas 4 golongan, yaitu:
Pemahaman mengenai aglutinogen dan
aglutinin inilah yang mendasari teknik transfusi darah. Dalam transfusi darah,
orang yang memberikan darah disebut donor, sedangkan yang menerima disebut
resipien. Transfusi (pindahtuang darah) ini harus memperhatikan masalah
aglutinin-aglutinogen, sebab jika terjadi inkompatibilitas (ketakcocokan)
golongan darah, maka akan menyebabkan terjadinya aglutinasi (penggumpalan)
darah, dan bisa menyebabkan kematian sang resipien.
Secara umum dalam proses transfusi
darah prinsip ini yang dipegang:
1. Jika
aglutinin a bertemu dengan
aglutinogen A, atau aglutinin b bertemu dengan aglutinogen B akan menyebabkan aglutinasi (penggumpalan)
2. Cara yang
mudah untuk memahami transfusi darah begini: untuk donor perhatikan aglutinogennya,
sedangkan untuk resipien perhatikan aglutininnya.
Misalnya begini:
Saya
bergolongan darah A, ingin mendonorkan darah saya kepada Luna Maya yang
bergolongan darah B. Ingat, saya adalah donor, dan Luna Maya adalah resipien.
Golongan darah saya A berarti memiliki aglutinogen A (lihat tabel). Sedangan
golongan darah Luna B berarti memiliki aglutinin a. Jika aglutinin a
bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi aglutinasi. Itu sebabnya saya
yang bergolongan darah A tidak bisa memberikan darah saya kepada Luna Maya yang
bergolongan darah B.
Nah, dari
dasar itulah muncul istilah donor
universal dan resipien universal.
Donor universal (golongan O) adalah golongan darah yang bisa mendonorkan
darahnya ke semua golongan darah, karena tidak
memiliki aglutinogen. Sedangkan resipien universal (golongan AB) adalah
golongan darah yang bisa menerima darah dari semua golongan, karena tidak memiliki aglutinin. Jadi O bisa
menjadi donor ke semua golongan, dan AB bisa menjadi resipien dari semua
golongan.
Namun di dunia
medis hal tersebut tidak diperbolehkan terutama jika dilakukan transfusi dalam
jumlah besar.
![]() |
Golongan Darah Sistem ABO |
C. Golongan Darah Rhesus
Selama ini kita lebih sering
mengenal sistem golongan darah A B O. Namun belakangan ini mulai banyak dikenal
satu jenis golongan darah lagi, yaitu golongan darah rhesus. Golongan darah ini
berbeda dengan A B O, karena hanya memiliki dua jenis, yaitu Rhesus positif
(Rh+) dan Rhesus negatif (Rh-). Hmm, lalu apa bedanya golongan darah rhesus
ini? Bagaimanakah penggolongannya?
Tidak jauh dari sistem A B O, golongan
darah Rhesus ini juga menggolongkan darah seseorang berdasarkan adanya antigen
tertentu dalam darah. Antigen yang digunakan untuk menggolongkan darah
berdasarkan Rhesus disebut sebagai antigen D. Sederhananya, jika seseorang
memiliki antigen D dalam darahnya, ia termasuk Rh+. Sebaliknya, jika seseorang
tidak memiliki antigen D, ia termasuk Rh-.
Meski penggolongannya lebih sederhana,
ternyata Rhesus tidak bisa begitu saja diabaikan lho. Orang dengan Rh- tidak
bisa menerima donor dari Rh+. Hal ini disebabkan karena darah Rh- cenderung
akan membuat antibodi terhadap antigen D, sehingga akan menolak adanya antigen
D di dalam darahnya. Sehingga orang dengan Rh- harus menerima darah dari orang
Rh- juga. Sayangnya, jumlah orang dengan Rh- di dunia ini sangat sedikit,
sehingga pasokan darahnya pun terbatas.
Selain itu, golongan darah Rhesus
ini juga wajib diperhatikan bagi ibu hamil. Seorang ibu dengan Rh- jika
mengandung anak dengan Rh+, kemungkinan darah sang ibu akan membentuk antibodi
pula. Antibodi ini dapat masuk ke dalam plasenta janin. Hal ini bisa
menyebabkan bayi dalam kandungan mengalami anemia, kulit kekuning-kuningan, atau
bahkan keguguran dalam kandungan.