Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup, Makhluk hidup yang ada di bumi ini sangat
banyak dan beraneka ragam. Bahkan di tiap daerah memiliki jenis makhluk hidup
yang khas, yang tidak ditemukan di daerah lain. Adanya keanekaragaman makhluk
hidup ini menjadi suatu masalah dalam mengenal dan mempelajarinya. Oleh karena
itu, diperlukan suatu sistem yang mengatur keanekaragaman yang ada
Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup |
Klasifikasi
merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, classificatie, yang sendirinya
berasal dari bahasa Prancis classification.Istilah ini menunjuk kepada sebuah
metode untuk menyusun data secara sistematis atau menurut beberapa aturan atau
kaidah yang telah ditetapkan.Secara harafiah bisa pula dikatakan bahwa
klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas.
Klasifikasi
adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua
ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan
ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok
tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau
hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali
diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris.Namun ide
itu disempurnakan oleh Carl Von
Linne (1707-1778),
seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan
Carolus Linnaeus.
Klasifikasi
ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan dan mengkategorikan
spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup.Klasifikasi modern berakar
pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut kesamaan
sifat fisik yang dimiliki.Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus
Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin.
Untuk
mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah sehingga
dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup
adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan
atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke
terendah (yang sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan),
Phylum atau Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa),
Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).
istem
klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan
dalam sistem klasifikasi dengan mudah.Nama-nama yang digunakan dalam sistem
klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa
Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.
1. Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi Makhluk
hidup adalah pengelompokan makhluk
hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama, dimasukkan ke dalam satu
kelompok, dan bila dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka
dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga akan
diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda. Pengelompokkan
hasil klasifikasi pada tingkat tingkat yang berbeda atau pada takson yang
berbeda disebut taksonomi.
2. Sejarah
Singkat Sistem Penamaan dan Klasifikasi Makhluk Hidup
Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus
menemukan sebuah sistem penamaan organism atau makhluk hidup, sistem ini
dikenal dengan nama Binominal Nomenclature. Setiap nama organisme terdiri dari
dua nama dalam bahasa latin, karena bahasa latin atau yunani merupakan bahasa
yang banyak dipakai di sekolah-sekolah atau lembaga akademik pada saat itu. Nama yang pertama disebut sebagai Genus
dan nama yang kedua adalah nama spesies dari organisme tersebut dan tidak
ditulis dengan huruf kapital. Genus dan spesies ditulis dengan memberikan garis
bawah atau dengan huruf miring.Nama tersebut menggambarkan keadaan nyata
organisme itu. Sebagai contoh, Staphylococcus aureus adalah bakteri yang sudah
umum dikenal.
Staphylococcus adalah Genus dari
bakteri tersebut dan aureus adalah nama spesies nya. Dalam Kasus ini, Genus
menggambarkan keadaan nyata atau keadaan yang nampak dari sel tersebut.
Staphylo artinya susunannya bergerombol kecil seperti buah anggur dan coccus
menandakan bahwa bentuk selnya bulat.Dengan kata lain, Staphylococcus berarti
segerombolan sel yang berbentuk seperti bola/ bulatan bulatan. Aureus adalah
bahasa latin untuk Emas, ini berarti Staphylococcus aureus adalah segerombolan
sel yang berbentuk seperti bola/ bulatan bulatan dan memiliki corak emas.
Kadangkala suatu organisme diberi nama
sesuai dengan nama penemunya, sebagai contoh Escherichia coli yang lebih
dikenal dengan sebutan E. Coli. Genus nya adalah Escherichia yang diambil dari
nama Theodor Escherich, seorang microbiologist. Spesiesnya adalah coli, yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut hidup di usus besar ( colon).
Pada abad ketujuh belas, yaitu sebelum
para ilmuwan menemukan mikroorganisme, organisme diklasifikasikan dalam dua
kingdom yaitu kingdom hewan dan kingdom tumbuhan. Tetapi para ilmuwan menyadari
bahwa sistem klasifikasi tersebut tidak selalu valid.
Carl Woese menemukan sistem
klasifikasi baru dimana suatu organisme dikelompokkan berdasarkan karakteristik
molekuler dan karakteristik seluler nya. Akan tetapi tidak sampai pada tahun
1978 para ilmuwan setuju dengan sistem klasifikasi baru ini,dan hanya butuh
waktu 12 tahun semenjak sistem ini diperkenalkan hingga pada akhirnya sebuah
sistem baru diperkenalkan lagi.
Carl Woese memperkenalkan tiga kelompok
klasifikasi yang dinamakan domain. Domain lebih luas dari pada kingdom.
Domain-domain tersebut antara lain :
1.Eubacteria
: bakteri yang memiliki dinding sel peptidoglikan (peptidoglikan adalah
struktur molekular dari dinding sel eubacteria yang terdiri dari
N-asetylglucosamine, N-acetylmuramic acid, tetrapeptide, side chain dan
murein.)
2.Archaea
: Organisme Prokariotik yang tidak memiliki dinding sel peptidoglikan.
3.Eucarya
: yaitu organisme-organisme dari kingdom sebagai berikut :
a.Protista
(catatan : pada proses perubahan ) : algae, protozoa, Jamur lendir
b.Fungi
: ragi uniseluler, jamur
c.Plantae
: lumut, alga, tanaman bunga
d.Animalia
: serangga, cacing, hewan spons, vertebrata
3. Sistem klasifikasi
Berdasarkan kriteria yang digunakan,
sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan,
sistem alami, dan sistem filogenik.
1.
Sistem Buatan (
Artifisial )
Sistem klasifikasi
buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi
buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778).Dasar klasifikasi
adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup
(bentuk dan ukurannya).
Misalnya, pada
klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat
hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di
darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai
bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.
2.
Sistem alami ( Natural)
Klasifikasi makhluk
hidup yang menggunakan system alami menghendaki terbentuknya takson yang alami.
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini
didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada
ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang
alami.
Misalnya hewan
berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya.Pada
tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan
sebagainya.
3.
Sistem Modern (filogenetik)
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada
jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya
sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan
oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak
persamaan morfologi dan anatomi antar takson.Semakin sedikit persamaan maka
makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya.
Misalnya, gorila lebih dekat
kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan
pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu
pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.
Beberapa parameter yang digunakan dalam
klasifikasi ini adalah sebagai berikut:
·
Persamaan struktur
tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
·
Menggunakan biokimia
perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke
dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi
setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih
dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke
dalam golongan laba-laba.
·
Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan
klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
4. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom
Penemu sistem ini
adalah ilmuwan yang bernama Aristoteles (Yunani).Pengelompokan makhluk hidup
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kingdom
tumbuhan (Plantarum), memiliki ciri-ciri berdinding sel, berklorofil, dan
berfotosintesis. Bakteri dan jamur meskipun tidak berklorofil tetap dimasukkan
dalam kerajaan tumbuhan.
b. Kingdom hewan
(Animalia), memiliki ciri-ciri tidak berdinding sel, tidak berklorofil dan
dapat bergerak bebas, yang termasuk pada kingdom ini seperti Protozoa,
Mollusca, Porifera, Coelenterata, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.
5. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Penemu sistem kingdom
ini adalah Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866, pengelompokan makhluk hidup
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Kingdom Protista
(Organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana)
2.
Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom ini adalah alga, jamur,
lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
3.
Kingdom Animalia, yang termasuk dalam kingdom ini adalah dari golongan
Protozoa sampai golongan Chordata.
6.Sistem Klasifikasi Empat Kingdom
Penemu sistem 4
Herbert Coopeland.Pengelompokan makhluk hidup tersebut berdasarkan struktur sel
yang dibedakan antara sel eukariotik, yaitu sel yang memiliki selaput inti, dan
sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki selaput inti. Keempat kingdom
itu antara lain:
1.
Kingdom Monera, ciri-cirinya adalah memiliki inti tanpa membran
(prokarion), contohnya bakteri dan ganggang biru.
2.
Kingdom Pritista
3.
Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali ganggang biru,
lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
4.
Kingdom Animalia, meliputi semua hewan, mulai dari Protozoa
sampai Chordata.
7. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
R.H. Whittaker pada
tahun 1969 mengelompokkan organisme menjadi lima dunia berdasarkan tingkat
organisme, kondisi inti sel, dan nutrisinya.
Adapun sistem
klasifikasi lima kingdom ini adalah sebagai berikut.
·
Kingdom Monera, meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang
prokariotik, bersel satu, dan mikroskopis.
Contohnya, semua
bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobakteri), misalnya Escherichia
coli, Anabaena sp., dan Nostoc sp.
·
Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel
satu, eukariotik, umumnya sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan
hewan.
Contohnya: Euglena,
Paramecium, dan Amoeba.
·
Kingdom Fungi,
memiliki ciri-ciri eukariotik, tidak berklorofil sehingga tidak
berfotosintesis.
Contohnya: Mucor,
Saccharomyces, Pleurotus (jamur tiram), Agaricus, dan lain-lain.
·
Kingdom Plantae, terdiri atas semua organisme eukariotik, bersel
banyak, berdinding sel yang mengandung selulosa, berklorofil, berfotosintesis,
autotrof. Kerajaan tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berspora (lumut, paku) dan
berbiji.
Contohnya: padi,
mawar, lumut hati, dan paku ekor kuda.
·
Kingdom Animalia: memiliki ciri-ciri eukariotik, bersel banyak, tidak
berklorofil sehingga tidak berfotosintesis, tidak berdinding sel, heterotrof.
Contohnya: burung, gajah, ular, ayam, dan sebagainya.
8. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom.
Sistem ini menganut
bahwa virus dimasukkan dalam kingdom tersendiri, oleh karena itu tingkatan
klasifikasi ada enam kingdom, Archaea , Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae,
dan Animalia.
a.
Proses Klasifikasi
Para biologiawan masih menggunakan buku
Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun
1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.Ada tiga tahap yang harus dilakukan
untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.
1. Pencandraan
(identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi
atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan,
setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan
makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki
ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian
nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi
nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk
hidup.
b. Langkah-langkah Klasifikasi
Langkah-langkah
klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1.
mengidentifikasi
objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau
tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2.
setelah kelompok
spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan
klasifikasi sebagai berikut.
·
Dua atau lebih
spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
·
Beberapa genus yang
memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
·
Beberapa famili
dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
·
Beberapa ordo dengan
ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
·
Beberapa kelas dengan
ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan)
atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau
tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang
terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
·
kingdom (kerajaan)
·
divisio(filum)
·
kelas (classis)
·
ordo (bangsa)
·
famili (suku)
·
genus (marga)
·
spesies (jenis)
Mengingat
keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti
subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies. Demikian pula di bawah kelompok
spesies masih ditempatkan kelompok varietas dan di bawah varietas
terdapat strain.Semakin ke atas urutan tingkatan klasifikasi, hubungan
kekerabatan makhluk hidup semakin jauh, sedangkan semakin ke bawah hubungan
kekerabatannya semakin dekaT.
c. Hirarki Taksonomi
Hirarki Taksonomi adalah tingkatan pembagian-pembagian
yaitu identifikasi, pemberian nama dan penggolongan atau
klasifikasi.
Hirarki taksonomi
Contoh hirarki taksonomi :
Domain : Eukarya
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Fringilidae
Genus : Geospiza
Spesies : Geospiza mangnirostris ( B. Tinch
).
Nama ilmiah : Geospiza magnirostris B
9. Tata nama binomial
Tata nama binomial (binomial
berarti 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku bagi semua organism (makhluk
hidup) yang terdiri dari dua kata dari system taksonomi (biologi), dengan
mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang
diberikan dalam bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada
awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus
Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang
disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam
seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini
tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah
asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama
kali member pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.
Penamaan organisme pada saat ini
diatur dalam Peraturan
Internasional bagi Tata Nama Botani(ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga,
fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi
Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan
Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam
biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang
berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata Nama
Tanaman Budidaya, ICNCP).
10. Aturan penulisan
·
Aturan penulisan dalam tatanama binomial
selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus di awal
dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
·
Nama genus SELALU diawali dengan huruf
kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf
biasa (huruf kecil, lowercase).
·
Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi
yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf
kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan
nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
1.
Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin),
nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh:
Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara
penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20.
Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet
spesies diawali dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.
2.
Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi
garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
·
Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan
(untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di
belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis
bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang
berbeda dari yang berlaku sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung.
Contoh: Glycine max Merr.,
Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dimasukkan
dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
·
Pada penulisan teks yang menyertakan nama
umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu
judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP
BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari
autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui
untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam
judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut
kedelai.).
·
Nama ilmiah ditulis lengkap apabila
disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf
awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan
dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal
sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula
kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang
lebih kecil.
Sebutan
E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
·
Singkatan "sp." (zoologi) atau
"spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak
perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan
bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis;
Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
·
Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya
adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang
menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti
"subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau
"subspp."
·
Singkatan "cf." (dari confer)
dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens
berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi
belum dipastikan sama dengan spesies ini".
·
Penamaan fungi
mengikuti penamaan tumbuhan.
·
Tatanama binomial dikenal pula sebagai
"Sistem Klasifikasi Binomial".
·
Bila nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih
dari dua kata , kedua kata tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung.
Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis.
Cara Pemberian Nama Kelas, Bangsa, Famili dan
Spesies Nama kelas : nama genus + nae
Contoh :
Kelas : Monocotyledonea
Nama ordo : nama genus + ales
Contoh : Ordo : Zingiberales
Nama famili : nama genus + aceae
Contoh : Famili :Zingiberaceae
Nama Genus Contoh : Zingiber Spesies :
Zingiber officinale