Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung jawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam aktivitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada atau tahu tentang metode Keluarga Berencana (KB) atau gejala-gejala Penyakit Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah dan timbulnya penyakit kelamin semakin meningkat.
 |
| Virus HIV |
Penanggulangan HIV pada remaja
Masalah HIV pada anak remaja itu sendiri kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS, berbagai dampak ekonomi, psikososial bagi anak remaja yang terinfeksi, dan adanya praktek seks yang tidak aman.
Menurut Setyoadi & Triyanto (2012), upaya untuk mencapai strategi penanggulangan HIV yaitu:
- Meningkatkan dan memperluas upaya nyata, efektif, dan menguji coba mempertimbangkan cara-cara baru.
- Pemberdayaan individu, keluarga, dan komunitas dalam pencegahan HIV di lingkungannya.
- Meningkatkan dan memperkuat sistem pelayanan kesehatan dasar dan rujukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah ODHA yang memerlukan akses perawatan dan pengobatan.
- Meningkatkan kemampuan dan memberdayakan mereka yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di pusat dan daerah melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.
- Meningkatkan survei dan penelitian untuk memperoleh data bagi pengembangan program penanggulangan HIV/AIDS.
- Memobilisasi sumber daya dan mengharmonisasikan penggunaan di semua tingkat.
Untuk penanggulangan HIV pada remaja yaitu dengan meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS, meningkatkan pendidikan agama dan ketahanan keluarga, mencegah dan menghilangkan stigma dan diskriminasi, meningkatkan pendidikan sebaya atau pemberdayaan remaja dan generasi muda melalui pendidikan kesehatan, serta meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan remaja putri (Komisi penanggulangan AIDS).
0 Comments
