Ekosistem air laut merupakan salah satu jenis ekosistem di Bumi yang dikenal juga dengan ekosistem bahari. Ekosistem air laut ini merupakan ekosistem yang berada di perairan laut (baca: macam-macam laut). Ekosistem air laut ini terdiri atas beberapa ekosistem lainnya yakni ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal atau bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut ini didominasi oleh perairan asin yang sangat luas dan merupakan ekosistem yang menjadi tempat tinggal berbagai biota laut, mulai dari hewan ber sel satu, mamalia, invertebrata, hingga tanaman- tanaman laut seperti alga dan terumbu karang.
Ekosistem Air Laut |
1. Pengertian ekosistem air laut
Seperti halnya ekosistem air tawar,
pada ekosistem air laut merupakan media internal dan eksternal bagi organisme
yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme
laut. Air laut sekaligus juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tuibuh
tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang laut. (Dr. Abdul Razak, M.Si, dan DR. H.
Armin Arief, M.PH, 2006:65)
2. Jenis- jenis
Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas
lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik)
ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55%
terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang
dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air
laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap
subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut
dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air
laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter. c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter. c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara
horizontal, berturut-turut dari
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan
sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan
dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah
dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan
kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman
mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan
tetapi hewan masih ada. Sinar matahari
tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam
(dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele
laut dan ikan Taut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan
tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan
tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak
minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis
melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara
aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai |
Ekosistem pantai letaknya berbatasan
dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus
harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi
struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat
pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska,
dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat
pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera,
anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak
laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air
pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta
rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari
daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling
banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun
tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna,
Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi
ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan),
dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan
baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia,
Guettarda, dan Erythrina. Bila
tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau
yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah
berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar
ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan
Cerbera. Jika tanah pasang surut
tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera,
Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan
tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan
lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai
dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus
harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari
sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari
juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu karang
Terumbu karang |
Di laut tropis, pada daerah neritik,
terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan
organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan
kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium
karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang
lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang
memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata,
mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan
ikan karnivora
3. Ciri Habitat Air Laut
1. Variasi
temperatur atau suhu tinggi
2. Kadar garam /
salinitas / tingkat keasinan tinggi
3. Penetrasi dari
cahaya matahari tinggi
4. Ekosistem
tidak terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar
5. Aliran atau
arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan rotasi bumi
6. Habitat di
laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain
7. Komunitas air
asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan dekomposer
Ekosistem air laut luasnya lebih dari
2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat
besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan
dengan REVOLUSI BIRU.
3. Pembagian daerah ekosistem air laut
Daerah
Litoral / Daerah Pasang Surut:
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan
dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai
pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut
lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup
sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
Daerah
Neritik:
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini
masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat
mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston
dan bentos.
Daerah
Batial atau Daerah Remang-remang:
Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada
produsen. Hewannya berupa nekton.
Daerah
Abisal:
Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih
dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.
Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan
menjadi 3 bagian:
a.
|
Daerah fotik: daerah laut yang masIh
dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.
|
b.
|
Daerah twilight: daerah
remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman antara
200 - 2000 m.
|
c.
|
Daerah afotik: daerah yang tidak
tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang masa.
|
Komunitas di Dalam Ekosistem Air Laut
Menurut fungsinya, komponen biotik
ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a.
|
Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya. |
b.
|
Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut. |
c.
|
Zooplaokton
terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah. |
Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada
daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap sepanjang masa.
Di
daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada
produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem
laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.
Adaptasi biota laut terhadap lingkungan yang berkadar
garam tinggi:
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah
tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga
tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan
hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih
rendah daripada tekanan osmosis air laut.
Cara ikan beradaptasi dengan kondisi
seperti itu adalah:
-
hanyak minum
-
air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
-
sedikit mengeluarkan urine
-
pengeluaran air terjadi secara osmosis
-
garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang
4. Masalah Ekosistem air laut
Ekosistem laut adalah salah satu dari ekosistem perairan Bumi. Ekosistem
ini termasuk samudra, rawa garam dan ekologi intertidal, muara sungai dan
laguna, bakau dan terumbu karang, laut dalam dan dasar laut. Mereka dapat
dibandingkan dengan ekosistem air tawar, yang memiliki kandungan garam yang
lebih rendah.
Masalah lingkungan mengenai ekosistem laut adalah eksploitasi sumber daya
laut yang tidak berkelanjutan (misalnya penangkapan ikan secara berlebihan
spesies tertentu), pencemaran laut, perubahan iklim, dan membangun di daerah
pesisir.
DAFTAR PUSTAKA
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0034%20Bio%201-7e.htm
http://organisasi.org/ciri_ciri_habitat_dan_ekosistem_di_air_tawar_dan_air_laut_ilmu_sains_biologi
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0144%20Bio%203-5e.htm
http://adharikunae.blogspot.com/2010/02/ekosistem-laut.html
Razak, Abdul dan Armin Arief. 2006. Pengetahauan
lingkungan II. Padang: FMIPA UNP