Mekanisme Kerja pada Indera Perasa ( pengecap ), Tiap kuncup pengecap
tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif
disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan
makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal
yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang dimakan.
Mekanisme Kerja pada Indera Perasa ( pengecap ) |
Sensasi rasa disebabkan oleh
zat yang berbentuk cair atau larut dalam air, sehingga lebih cepat stimuli rasa
pada lidah basah daripada lidah kering (Shallenberger, 1997). Menurut
Shallenberger (1997), dalam pengecap saliva berperan untuk melarutkan ion-ion
yang menyebabkan terjadinya sensasi rasa sehingga lebih mudah mencapai reseptor
rasa pada membran sel pengecap. Hal ini dikarenakan oleh zat yang menyebabkan
sensasi rasa (tastant) membutuhkan air untuk mencapai reseptor dan interaksi
tastant dengan reseptor ditransmisikan melalui air. Persepsi rasa yang
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh data-data yang diperoleh oleh organ sensor
lainnya. Informasi-informasi seperti bau dari makanan, tekstur, suhu dan lain
sebagainya dapat mempengaruhi rasa dari suatu makanan (Martini dan Nath, 2009).
Proses pengecapan
rasa tidak hanya digawangi oleh lidah tapi juga dibantu oleh hidung. Hidung
membantu untuk pengecapan makanan dengan membauinya sebelum makanan dikunyah
dan ditelan. Bila makanan ada dalam mulut atau mencium bau
makanan maka akan keluar saliva disebut sekresi psikis akan merangsang nervus
olfaktorius dan nervus glossofaringeus. Menurut Martini dan Frederic (2007), di
samping dapat dirasakan, dalam kondisi normal seseorang juga akan mampu membau
makanan yang masuk ke dalam rongga mulutnya. Hal tersebut dapat terjadi karena
uap makanan akan masuk ke dalam rongga hidung dan akan terjadi sederat proses
mambau seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Ujung saraf
pengecap berada di taste buds pada
seluruh permukaan lidah. Seseorang dapat mengecap apa
yang dia makan karena adanya molekul kimia yang terkandung dalam makanan
tersebut. Molekul tersebut baru dapat berikatan dengan reseptor protein pada
mikrovili di lidah jika molekul tersebut terlarut dalam saliva.
Impuls
diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai
hasilnya dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut. Selain
ke talamus, beberapa jalur saraf ini menuju sistem limbik dan hipotalamus. Terdapat
adaptasi pada pengecapan terjadi 1 menit diperankan oleh sistem saraf pusat,
sedangkan pada kuncup kecap, adaptasi diperankan oleh mukus yang segera menyapu
molekul yang terdapat pada mikrovili tersebut. Sinyal tersebut akan
diterjemahkan oleh otak sehingga seseorang dapat merasakan sensasi rasa yang
dimakannya (Sherwood, 2010).
Tiap rasa utama
tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh masing-masing
ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan
setiap epitel neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi untuk semua
rasa walau dengan intensitas berbeda
Sensasi pengecapan terjadi
karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada sedikitnya 13 reseptor
kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain 2 reseptor natrium, 2
reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1
reseptor manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion
hydrogen.
Terdapat 6 rasa yang dapat
dikenali oleh sel kecap, yaitu:
1) Rasa
asin
Diperankan oleh reseptor EnaC dan distimulasi
oleh NaCl. Reseptor ini dapat diinhibisi oleh amilorid. Ion Na pada NaCl masuk
melalui kanal Na dan menyebabkan depolarisasi pada sel kecap, sehingga menimbulkan
potensial aksi pada sel saraf orde pertama.
2) Rasa
asam
Diperankan oleh reseptor EnaC, kanal kation
HCN (hyperpolarization-activated cyclic nucleotide-gated), dan beberapa
reseptor lainnya. Reseptor tersebut sensitif terhadap ion H sehingga adanya ion
tersebut menyebabkan terbukanya reseptor dan terjadi influks H. Influks ini
menyebabkan depolarisasi dari sel kecap dan menimbulkan potensial aksi pada sel
saraf orde pertama.
3) Rasa
manis
Diperankan oleh reseptor gustducin. Reseptor
ini teraktivasi oleh beberapa molekul, seperti gula, glikol, alkohol, aldehid,
keton, amida, ester, beberapa asam amino, beberapa protein sederhana, asam
sulfonat, asam halogenasi, garam inorganik, dan beryllium. Molekul tersebut
berikatan dengan reseptor gustducin dan reseptor tersebut mengaktivasi protein
G untuk menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi tersebut akan melepaskan
neurotransmiter dan menyebabkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.
4) Rasa
pahit
Diperankan oleh reseptor gustducin. Sama
dengan rasa manis, rasa pahit ini juga dapat ditimbulkan oleh beberapa molekul,
yaitu molekul organik rantai panjang yang mengandung nitrogen dan alkaloid.
Rasa pahit ini juga ditimbulkan oleh aktivasi dari protein G. Selain itu, rasa
pahit juga dapat ditimbulkan oleh inhibisi fosfolipase yang menguraikan cGMP
dan peningkatan pembentukan DAG dan fosfat inositol. Contohnya ialah kina,
cafein, nikotin, morfin dan lain-lain. Rasa pahit juga dapat mengindikasi bahwa
makanan tersebut mengandung toxin atau beracun.
5) Rasa
umami (bahasa.Jepang)
Artinya lezat, untuk menyatakan rasa kecap
yang menyenangkan secara kualitatif., yang diperankan oleh reseptor mGluR4.
Reseptor ini diaktivasi oleh molekul L-glutamat (terdapat pada ekstrak daging
dan keju). Rasa umami dapat dirasakan diseluruh permukaan lidah
Dalam tubuh, glutamat bebas banyak terdapat
pada otak dan otot. Dalam jumlah kecil, glutamat ada pada hati, ginjal, dan
darah. glutamat terdiri atas dua jenis, yaitu glutamat terikat (bound
glutamate) yang tidak memberi rasa dan glutamat bebas (free glutamate) yang
memberi rasa umami dan memperkaya rasa makanan. Glutamat berfungsi mengaktifkan
neurotransmiter di otak dan membantu metabolisme tubuh dalam menghasilkan
energi dan asam amino.
6) Rasa
pedas
Rasa pedas sebenarnya merupakan rasa nyeri yang
terjadi pada mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi pedas. Rasa
nyeri tersebut dapat terjadi karena senyawa yang kita makan memili kandungan
senyawa capcaicin atau 8-methyl N-vanilly 6-nonenamide. Sensasi rasa pedas itu
direspon oleh otak yang akan menyebabkan
kenaikan denyut jantung, peningkatan ekskresi keringat
dan hormone endorphin.
sangaat membantu, tapi lebih baik diberi Endnote dan Dapus
ReplyDeleteterimah kasih atas sarannya... insyah allah kedepannya saya akan perbaiki
DeleteHalo kak, boleh minta sumbernya?
ReplyDelete