Metabolisme Karbohidrat, Lemak dan Protein. Salah
satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan
utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua
aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel
sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh
makhluk hidup.
Metabolisme Karbohidrat, Lemak dan Protein |
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun
terkecil. Di dalam sel tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi
untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme adalah
suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme
terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian makanan
menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses
metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya
menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan
senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus
halus, hati, dan pancreas.
A. Definisi metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan
menjadi energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses
pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan
hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh
substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi
tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi
penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan
energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk
senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk
melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berlari, jalan, dan lain-lain
(Kistinnah, 2009).
B. Pengertian
Karbohidrat
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik
yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur
Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh
karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol
lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (Hutahalung, 2004).
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen,
hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya
dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil
reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan
yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh
kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai
(Hutagalung, 2004).
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang
fungsi utamanya sebagai penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4
kalori. Walaupun lemak menghasilkan enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih
banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada
negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi
sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa
mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar
40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat
lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun
protein. Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung,
kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam
(Hutagalung, 2004).
C. Metabolisme karbohidrat
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk
monosakarida, proses penyerapan ini terjadi di usus halus. Glukosa dan
galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa
dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat diserap
dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa
dan laktosa dalam urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya
berbagai jenis karbohidrat diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam
proses metabolisme.
Proses metabolisme karbohidrat yaitu sebagai berikut:
1. Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia
penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom C) menjadi asam piruvat (senyawa yang
memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP. NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida
Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H), sehingga disebut sumber
elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan senyawa berenergi
tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi. Pada proses
glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2
NADH, dan 2 ATP (Rochimah, 2009).
Glikolisis memiliki sifat-sifat,
antara lain: glikolisis dapat
berlangsung secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim
ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat
dari molekul yang satu ke molekul yang lain. Pada sel eukariotik, glikolisis
terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan
yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan
energi dan 5 tahapan pelepasan energi. Berikut ini reaksi glikolisis secara lengkap: Dari
skema tahapan glikolisis menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan pada tahap penggunaan energi
adalah 2 ATP. Sementara itu, energy yang dihasilkan pada tahap
pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2
NADH. Dengan demikian, selisih energi atau hasil akhir glikolisis
adalah 2 ATP + 2 NADH
(Rochimah, 2009).
Proses pembentukan ATP inilah yang disebut fosforilasi. Pada
tahapan glikolisis tersebut, enzim mentransfer
gugus fosfat dari substrat (molekul organic dalam
glikolisis) ke ADP sehingga prosesnya disebut fosforilasi tingkat substrat (Rochimah,
2009).
Gambar reaksi glikolisis
|
2. Dekarboksilasi oksidatif
Tahapan dekarboksilasi oksidatif,
yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan
O2 sebagai penerima elektronnya. Dekarboksilasi oksidatif ini terjadi di dalam
mitokondria sebelum masuk ke tahapan siklus Krebs. Oleh karena itu, tahapan ini
disebut sebagai tahapan sambungan (junction) antara glikolisis dengan
siklus Krebs. Pada tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari
sitosol diubah menjadi asetil koenzim A (2 atom C) di dalam mitokondria. Pada
tahap 1, molekul piruvat (3 atom C) melepaskan elektron (oksidasi) membentuk
CO2 (piruvat dipecah menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2). Pada tahap 2, NAD+
direduksi (menerima elektron) menjadi NADH + H+. Pada tahap 3, molekul berkarbon
2 dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga terbentuk asetil Ko-A. Hasil akhir tahapan ini adalah asetil
koenzim A, CO2, dan 2NADH (Rochimah, 2009).
Berikut gambar di bawah ini reaksi dekarboksilasi oksidatif dan reaksinya.
reaksi dekarboksilasi oksidatif dan reaksinya |
3. Siklus Krebs
Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut
juga siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs
tersebut menghasilkan senyawa yang mempunyai
gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil koenzim
A hasi dekarboksilasi oksidatif memasuki matriks mitokondria untuk bergabung
dengan asam oksaloasetat dalam siklus Krebs, membentuk asam sitrat. Demikian
seterusnya, asam sitrat membentuk bermacam-macam zat dan akhirnya membentuk
asam oksaloasetat lagi (Rochimah, 2009).
skema siklus krebs |
Berikut ini tahapan-tahapan dari 1 kali siklus Krebs:
1. Asetil
Ko-A (2 atom C) menambahkan atom C pada oksaloasetat (4 atom C) sehingga
dihasilkan asam sitrat (6 atom C).
2. Sitrat
menjadi isositrat (6 atom C) dengan melepas H2O dan menerima H2O kembali.
3. Isositrat
melepaskan CO2 sehingga terbentuk - ketoglutarat (5 atom C).
4. - ketoglutarat melepaskan CO2. NAD+ sebagai akseptor
atau penerima elektron) untuk membentuk NADH dan menghasilkan suksinil Ko-A
(4 atom C).
5. Terjadi
fosforilasi tingkat substrat pada pembentukan GTP (guanosin trifosfat) dan
terbentuk suksinat (4 atom C).
6. Pembentukan
fumarat (4 atom C) melalui pelepasan FADH2.
7. Fumarat
terhidrolisis (mengikat 1 molekul H2O) sehingga membentuk malat (4 atom C).
8. Pembentukan
oksaloasetat (4 atom C) melalui pelepasan NADH. satu siklus Krebs tersebut
hanya untuk satu molekul piruvat saja.
Sementara itu, hasil glikolisis menghasilkan 2 molekul
piruvat (untuk 1 molekul glukosa). Oleh karena itu, hasil akhir total dari
siklus Krebs tersebut adalah 2 kalinya. Dengan demikian, diperoleh hasil
sebanyak 6 NADH, 2FADH2 dan 2ATP (ingat: jumlah ini untuk
katabolisme setiap 1 molekul glukosa).
4. Transfer electron
Sebelum masuk rantai tanspor elektron yang berada dalam
mitokondria, 8 pasang atom H yang dibebaskan selama berlangsungnya siklus Krebs
akan ditangkap oleh NAD dan FAD menjadi NADH dan FADH. Pada saat masuk ke
rantai transpor elektron, molekul tersebut mengalami rangkaian reaksi
oksidasi-reduksi (Redoks) yang terjadi secara berantai dengan melibatkan
beberapa zat perantara untuk menghasilkan ATP dan H2O. Beberapa zat
perantara dalam reaksi redoks, antara lain flavoprotein, koenzim A dan Q serta
sitokrom yaitu sitokrom a, a3, b, c, dan c1. Semua zat perantara itu
berfungsi sebagai pembawa hidrogen/pembawa elektron (electron carriers)
untuk 1 molekul NADH2 yang masuk ke rantai transpor elektron dapat dihasilkan 3
molekul ATP sedangkan dari 1 molekul FADH2 dapat dihasilkan 2 molekul ATP
(Kistinnah, 2009).
Molekul pertama yang menerima elektron berupa
. avoprotein, dinamakan avin mononukleotida (FMN). Selanjutnya, elektron
dipindahkan berturut-turut melewati molekul protein besi-sulfur (Fe-S), ubiquinon
(Q atau CoQ), dan sitokrom (Cyst). Elektron melewati sitokrom b,
Fe-S, sitokrom c1, sitokrom c, sitokrom a, sitokrom a3, dan oksigen sebagai
penerima elektron terakhir. Akhirnya terbentuklah molekul H2O (air). Pada
sistem transportasi elektron, NADH dan FADH2 masingmasing menghasilkan
rata-rata 3 ATP dan 2 ATP. Sebanyak 2 NADH hasil glikolisis dan 2 NADH hasil
dekarboksilasi oksidatif masing-masing menghasilkan 6 ATP. Sementara itu, 6
NADH dan 2 FADH2 hasil siklus Krebs masing-masing menghasilkan 18 ATP dan 4
ATP. Jadi, sistem transportasi elektron menghasilkan 34 ATP (Rochimah, 2009).
bagan transformasi energi dalam biologi |
Setiap molekul glukosa akan menghasilkan 36 ATP dalam
respirasi. Hasil ini berbeda dengan respirasi pada organism prokariotik. Telah
diketahui bahwa oksidasi NADH atau NADPH2 dan FADH2 terjadi dalam membrane
mitokondria, namun ada NADH yang dibentuk di sitoplasma (dalam proses
glikolisis). Pada organism eukariotik, untuk memasukkan setiap 1 NADH dari
sitoplasma ke dalam mitokondria diperlukan 1 ATP. Dengan demikian, 2 NADH dari
glikolisis menghasilkan hasil bersih 4 ATP setelah dikurangi 2 ATP. Sementara
itu, pada organisme prokariotik, karena tidak memiliki sistem membran dalam
maka tidak diperlukan ATP lagi untuk memasukkan NADH ke dalam mitokondria
sehingga 2 NADH menghasilkan 6 ATP. Akibatnya total hasil bersih ATP yang
dihasilkan respirasi aerob pada organisme prokariotik, yaitu 38 ATP (Sembiring,
2009).
5. Glikogenesis
Kelebihan
glukosa dalam tubuh akan disimpan dalam hati dan otot (glikogen) ini disebut
glikogenesis. Glukosa yang berlebih ini akan mengalami fosforilasi menjadi
glukosa-6-phospat. Di otot reakssi ini dikatalis oleh enzim heksokinase
sedangkan di hati dikatalis oleh glukokinase. Glukosa-6-phospat diubah menjadi
glukosa-1-phospat dengan katalis fosfoglukomutase menjadi glukosa-1,6-biphospat.
Selanjutnya glukosa-1-phospat bereaksi ddengan uridin triphospat (UTP) untuk
membentuk uridin biphospat glukosa (UDPGlc) dengan katalis UDPGlc
pirofosforilase.
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc
membentuk ikantan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan UDP. Reaksi ini dikatalis oleh enzim glikogen
sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya harus ada untuk memulai
reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein
yang dikenal sebagai glokogenin. Setelah rantai glikogen primer diperpanjang
dengan penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa,
maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 1 ke 4 (panjang
minimal 6 residu glukosa0 pada rantai
yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1 ke 6 sehingga membuat titik cabang
pad molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan cabang
selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambaah,
jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehinggaa akan
mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis (Mulasari dan Tri, 2013).
6. Glikogenolisis
Proses perubahan glikogen menjadi glukosa. atau kebalikan
dari glikogenesis.
7. Glikoneogenesis
Proses pembentukan glukosa dari senyawa prekursor
karbohidrat pada jaringan hewan (hati), tumbuhan (biji) dan mikroorganisme Pada
hewan prekursor penting dalam glukoneogenesis :piruvat, gliserol dan asam Amino
Reaksi glukoneogenesis berlangsung di semua organisme dengan pola yang sama, perbedaan
terjadi pada beberapa senyawa metabolit dan sistem pengaturannya. Perbedaan
utama glikolisis dan glukoneogenesis:
Glikolisis :
glukosa menjadi piruvat
Glukoneogenesis : piruvat menjadi glukosa
Pengaturan glikolisis dan glukoneogenesis adalah
secara berlawanan. Asetil KoA akan menghambat secara allosterik pembentukan
piruvat menjadi asetil Ko A, tetapi meningkatkan piruvat menjadi oksaloasetat.
Kelebihan glukosa pada organisme akan diubah
menjadi glikogen (pada hewan), amilum, sukrosa dan polisakarida yang lain (pada
tumbuhan) Glukosa akan diubah menjadi glukosa nukleotida yakni glukosa-UDP
(uridin difosfat) yang dikatalisis oleh glikogen sintetase untuk pembentukan
ikatan a1 menjadi 4, untuk pembentukan ikatan 1 menjadi 6 oleh glikosil (1 menjadi
6) transferase atau amilo (1 menjadi 4) menjadi (1 menjadi 6) transglikosilase Glukosa-UDP
juga merupakan substrat bagi sintesis sukrosa sedangkan glukosa-ADP merupakan
substrat bagi sintesis amilum (Najmiatul, 2011).
D. Fungsi karbohidrat
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, seperti rasa, warna dan tekstur (Hutagalung,
2004).
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
1. Fungsi
utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung
menjadi enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk
glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf
dan eritrosit, hanya dapat menggunakan enersi yang berasal dari karbohidrat
saja.
2. Melindungi
protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi. Kebutuhan tubuh akan
enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak
mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di
dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein
akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian
protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini
berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP)
tidak dapat dihindari lagi.
3. Membantu
metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis
dan pemecahan protein yang berlebihan.
4. Di
dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa
jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya
berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang
penting dalam asam nukleat.
6. Selain
itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat
(dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
E. Lemak
Lemak merupakan sumber
nutrisi yang disimpan dari tubuh dan berasal dari makanan yang dikonsumsi. Zat
gizi ini menyumbangkan 60 % dari total energi yang dibutuhkan pada saat
beristirahat dan juga dibutuhkan dalam jumlah lebih besar saatz berolahraga.
Ketika mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, maka akan terjadi penyimpanan
dalam tubuh. Selain itu jika terdapat kelebihan konsumsi protein dan
karbohidrat, maka kedua zat ini akan dikonversi menjadi lemak. Namun, reaksi
ini tidak terjadi sebaliknya, lemak tidak dapat diubah kembali menjadi protein
dan karbohidrat. Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan
energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme
tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel
lemak sebagai cadangan energy (Tika, 2011).
F. Metabolisme
lemak
Metabolisme Lemak Ada 3
fase:
·
â oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi
asetil Co-A
·
Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A
menjadi H
·
Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H +
O menjadi H2O + ATP
Metabolisme Lemak:
1. Di
mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian suhu
tertentu pada saat lemak dikunyah di mulut.
2. Pada
lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan enzim
menjadi bentuk yang lebih sederhana.
3. Selanjutnya
lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
4. Dari
kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan senyawa yang
penting untuk proses pencernaan pada usus kecil. Selanjutnya hasil pemecahan
tersebut akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak dan gliserol
5. Kelebihan
lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan bergabung dengan senyawa
lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus besar.
G. Jalur Pengangkutan Lemak Dalam Darah
Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui
jalur eksogen dan jalur endogen.
·
Jalur
eksogen: Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan
dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut
Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian
trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein
lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak
bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi
trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnant akan
dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian
kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan
dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses
penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan
melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ
hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur
endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil),
dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati
dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan
ke dalam aliran darah.
·
Jalur
endogen: Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat
apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati
mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida,
trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density
Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein
lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui
serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya
akan kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia
mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam
tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana
pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas
membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah
LDL-Kolesterol disebut lemak ¯jahat. dan HDLKolesterol disebut lemak baik.
Sehingga rasio keduanya harus seimbang. Kilomikron membawa lemak dari usus
(berasal dari makanan) dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa
lemak dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal
dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol
yang utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel
untuk dibuang (Tika, 2011).
H. Pencernaan
Lemak secara sederhana
·
Makanan akan melewati kerongkongan menuju
lambung, tempat penyerapan lemak berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari
makanan dipecah.
·
Lemak tersebut akan memasuki usus kecil, di
mana tetes-tetes lemak besar diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus
(peristaltik) dan emulsifier (asam empedu dan lesitin) menjadi tetesan lemak
yang lebih kecil.
·
Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk
trigliserida
·
Trigliserida terdiri dari rangka struktur
gliserol dengan tiga asam lemak yang menempel dan menjadi bentuk molekuler
seperti huruf besar E.
·
Enzim lipase gastrointestinal memecah
trigliserida yang terdapat di tetesan lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan
monogliserida, yang cukup kecil untuk memasuki sel-sel mukosa dinding usus.
·
Untuk itu, molekulmolekul ini harus dapat
larut dalam air.
·
Asam empedu membungkus asam lemak bebas,
monogliserida, vitamin yang larut dalam lemak, lesitin dan kolesterol untuk
membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel.
·
Misel kemudian menuju dinding sel dinding
usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida melewati membran dan memasuki
sel.
·
Misel sendiri tidak melewati membran. Setelah
memasuki sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi
trigliserida.
·
Proses pencernaan selesai dan lemak dapat
diedarkan melalui sistem limfatik menuju sistem peredaran darah lalu ke seluruh
tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang disebut
dengan adiposity (Tika, 2011).
Lemak yang terdapat dalam diet sebagian besar merupakan
lemak netral (trigliserida) yang tersusun atas molekul gliserol, dan 3 molekul
asam lemak. Pelarutan (solubilisasi) hasil lipolisis di dalam garam empedu.
Digesti lemak sudah mulai terjadi di mulut dan lambung oleh enzim lipase ludah
Lipase ludah dihasilkan oleh kelenjar Ebner di pemurkaan dorsal lidah.
Lipase ludah berfungsi untuk hidrolisa asam lemak, proses emulsifikasi dan
membantu kerja lipase pankreas dan lipase lambung. Lipase lambung berfungsi
untuk hidrolisa asam lemak dan gliserol. Namun demikian proses digesti lemak dalam
mulut dan lambung sangat kecil jumlahnya. Tetapi bila pankreas mengalami
gangguan fungsi, aktifitas lipase ludah dan lambung akan meningkat. Digesti
lemak sebagian besar terjadi di usus halus yaitu di duodenum oleh enzim lipase
pankreas.Enzim ini melakukan hidrolisa semua trigliserida hanya dalam waktu
beberapa menit. Sel epitel usus halus juga menghasilkan lipase enterik dalam
jumlah kecil. Aktifitas enzim lipase pankreas mencapai puncaknya pada pH 8.0.
pH yang lebih rendah dari 3.0 akan merusak enzim ini (Tika, 2011).
i. Penyimpanan
Lemak dalam Tubuh
Lemak yang disimpan dalam tubuh dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
·
lemak subkutan Lemak subkutan terdapat tepat
dibawah jaringan kulit dan
·
lemak visceral. Lemak visceral terdapat
di dekat organ tubuh bagian dalam. Lemak visceral ini berfungsi untuk
melindungi organ-organ tubuh bagian dalam.
Kedua jenis lemak tersebut dapat dikurangi dengan cara
yang berbeda. Lemak visceral dapat dikontrol dengan menjaga pola makan
lemak yang tidak berlebihan, sementara lemak yang terdapat langsung dibawah
kulit dapat dikurangi dengan berolahraga. Kelebihan lemak ini biasanya akan
menumpuk pada bagian tertentu pada tubuh seperti perut, pinggul, dan paha,
namun yang paling jelas terlihat pada bagian perut. Faktor lain yang juga
mempengaruhi penumpukan lemak tersebut adalah stress. Stress dapat
mempengaruhi selera makan dan dapat menyebabkan penumpukan lemak semakin meningkat,
secara mudah mekanismenya dapat dijelaskan sebagai berikut: Stress merupakan
stimulus yang dikirimkan ke otak dan kemudian otak akan mengirimkan sinyal ke
tubuh untuk meningkatkan nafsu makan. Hasilnya, kecenderungan untuk mengonsumsi
makanan akan mengalami peningkatan (Tika, 2011).
j. Emulsifikasi
Lemak
Tahap pertama dari digesti lemak ialah memecahkan
globulus lemak kedalam ukuran yang lebih kecil sehingga enzim-enzim lipolitik
yang larut dalam air dapat bekerja pada permukaan globulus. Proses ini disebut
sebagai proses emulsifikasi lemak, yang berlangsung di bawah pengaruh empedu yang
dihasilkan oleh hati. Empedu tidak mengandung enzim pencernaan tetapi
mengandung garam empedu dan lesitin-fosfolipid yang sangat penting untuk
emulsifikasi lemak. Bila garam empedu di dalam usus meningkat, lemak dan garam
empedu secara spontan membentuk micelles yang merupakan globulus dengan ukuran
3- 6nm yang terdiri dari molekul garam empedu dan molekul lemak yang terutama
asam lemak, monogliserida, dan kholesterol. Pembentukan micelles akan
melarutkan lemak yang selanjutnya memungkinkan lemak tersebut di absorbsi
melalui sel epitel usus halus. Setelah melewati epitel usus halus ,
monogliserida dan asam lemak akan diproses oleh retikulum endoplasmik halus
,yang kemudiannya akan dirubah menjadi molekul trigliserida yang baru dan
ditransportasi ke dalam limpe chylomicrons dan mengalir melalui duktus
thoracikus limpatikus dan selanjutnya ke sirkulasi darah.
· Bile
+ agitation
Fat——–> emulsified fat
·
Pancreatic lipase
Emulsified
fat——> fatty acids + 2-monoglycerides
Enzim lipase yang berperan pada emulsifikasi ini, akan
memecah trigliserida menjadi asam lemak bebas dan monogliserida. Untuk dapat
menembus dinding usus, monogliserida dan asam lemak bebas ini harus berikatan
terlebih dahulu dengan garam empedu untuk membentuk micelle. Bagian
dalam usus kecil diselimuti dengan apa yang disebut villi yang berfungsi
memperluas permukaan, guna mempercepat penyerapan hasil-hasil pencernaan. Saat
lemak diabsorpsi, akan melewati small lymph vessels , yang disebut
lacteal, untuk kemundian didisstribusikan ke dalam sistem limpa dan masuk ke
dalam sistim sirkulasi (Tika, 2011).
k. Fungsi
lemak
Lemak merupakan nutrisi yang
berfungsi sebagai:
·
Sumber cadangan energi yang disimpan dalam
tubuh
·
Membantu menekan lasa rapar dengan mekanisme
memperlambat pengosongan pada lambung sehingga rasa kenyang dapat bertahan
lebih lama.
·
Merupakan zat gizi yang menambah citarasa
pada makanan
·
pembentukan sel,
·
sumber asam lemak esensial,
·
menghemat protein,
·
sebagai pelumas, dan
·
memelihara suhu tubuh (Tika, 2011).
L. Protein
Protein bersama karbohidrat dan lemak merupakan sumber
energi bagi tubuh. Protein tersusun dari molekul-molekul yang disebut asam
amino. Di dalam tubuh mamalia asam amino terbagi menjadi dua bagian yaitu asam
amino esensial dan non esensial. Asam
amino esensial ialah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Asam amino esensial dapat disintesis oleh tubuh namun tetap diperlukan asupan
dari makanan untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut di dalam tubuh
(Burnama, 2011).
Metabolisme
protein meliputi:
1. Degradasi
protein (makanan dan protein intraseluler)
menjadi asam amino
2. Oksidasi
asam amino
3. Biosintesis
asam amino
4. Biosintesis
protein
Jalur metabolisme asam amino dalam siklus asam sitrat |
Setiap asam amino didegradasi menjadi piruvat atau zat
siklus asam sitrat lainnya dan dapat menjadi prekrusor sintesis glukosa di
hepar yang disebut glikogenik atau glukoneogenik. Untuk beberapa asam amino
seperti tirosin dan fenilalanin, hanya sebagian dari rantai karbonnya yang
digunakan untuk mensintesis glukosa karena sisa rantai karbon di ubah menjadi
asetil koa yang tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa (Burnama, 2011).
Metabolisme protein menurut Suparyanto (2010) dalam
Mulasari dan Tri (2013) yaitu:
a. Penggunaan
Protein Untuk Energi
1. Jika
jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam amino untuk
dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak.
2. Pemecahan
protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses deaminasi atau
transaminasi.
3. Deaminasi
merupakan proses pembuangan gugus amino dari asam amino sedangkan transaminasi
adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto.
b. Pemecahan
protein
·
Transaminasi yaitu mengubah alanin dan alfa ketoglutarat
menjadi piruvat dan glutamate.
·
Diaminasi yaitu mengubah asam amino dan NAD+
menjadi asam keto dan NH3. NH3 merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat
dibuang oleh ginjal. Maka harus diubah dulu menjadi urea (di hati) agar dapat
dibuang oleh ginjal.
c. Ekskresi NH3
NH3 tidak dapat diekskresi oleh ginjal dan
harus diubah dulu menjadi urea oleh hati. Jika hati ada kelainan (sakit) maka
proses pengubahan NH3 akan terganggu dan akan terjadi penumpukan NH3 di dalam
darah yang menyebabkan terjadinya uremia. NH3 bersifat meracuni otak
yang dapat menyebabkan koma. Jika hati telah rusak maka disebut koma hepatikum.
d. Pemecahan
protein
Deaminasi maupun transaminasi merupakan
proses perubahan protein menjadi zat
yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs. Zat-zat yang dapat masuk adalah alfa
ketoglutarat, suksinil Ko-A, fumarat, oksaloasetat, dan sitrat.
e. Siklus
krebs
Siklus
ini merupakan proses perubahan asetil Co-A menjadi H dan CO2. Proses ini
terjadi di mitokondria. Pengambilan asetil Co-A di sitoplasma dilakukan oleh
oksaloasetat. Proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil Co-A di
sitoplasma habis. Oksalo asetat berasal dari asam piruvat. Jika asupan nutrisi
kekurangan karbohidrat maka juga akan kekurangan asam piruvat dan oksaloasetat.
f. Rantai
respirasi
Hydrogen
hasil utama dari siklus krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH. Hydrogen
dari NADH ditransfer ke flavoprotein, quinon, sitokrom b, sitokrom c, sitokrom
a3, terus direaksikan dengan O2 membentuk H2O dan energy.
g. Fosforilasi
oksidatif
Dalam
proses rantai respirasi dihasilkan energy yang tinggi, energy tersebut
ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP.
h. Keratin
dan kreatinin
Keratin
disintesa di hati dari metionin, glisin, dan arginin. Dalam otot rangka difosforilasi
fosforilkreatin (simpanan energy). Fosforilkreatin dapat mejadi kreatinin dan
gerak urine.
Terimakasih, tulisan anda telah mengubah pemahaman kami tentang pemanfaatan lemak oleh tubuh.
ReplyDeleteSalam.....