Fungsi utama paru-paru
yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer. Pertukaran gas tersebut
bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon
dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon
dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme
seseorang, tapi pernafasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan
karbon dioksida tersebut (West, 2004).
Volume dan Kapasitas Paru-paru Manusia |
A. Volume dan kapasitas paru-paru manusia
Menurut Guyton
(2007) volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Volume Tidal adalah volume udara yang
diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali pernafasan normal. Besarnya ± 500
ml pada rata-rata orang dewasa.
2. Volume Cadangan Inspirasi adalah
volume udara ekstra yang diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya
mencapai ± 3000 ml.
3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah
jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum pada akhir
ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ± 1100 ml.
4. Volume Residu,
yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi
kuat. Besarnya ± 1200 ml.
Kapasitas paru
merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
1. Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume
tidal + volume cadangan inspirasi. Besarnya
± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada
tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.
2. Kapasitas Residu Fungsional, sama
dengan volume cadangan inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan
merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal.
3. Kapasitas Vital, sama dengan volume
cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600
ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi
paru secara maksimal dan kemudian
mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.
4. Kapasitas Vital paksa (KVP) atau Forced
Vital Capacity (FVC) adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum yang
diikuti oleh ekspirasi paksa minimum.
Hasil ini didapat setelah
seseorang menginspirasi dengan usaha
maksimal dan mengekspirasi secara kuat dan cepat ( Ganong, 2005).
1. Volume ekspirasi paksa satu detik (VEP1)
atau Forced Expiratory Volume in One Second (FEV1) adalah volume udara yang
dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum per satuan detik. Hasil ini didapat
setelah seseorang terlebih dahulu melakukakn pernafasan dalam dan inspirasi
maksimal yang kemudian
diekspirasikan secara paksa
sekuat-kuatnya dan semaksimal mungkin, dengan cara ini kapasitas vital
seseorang tersebut dapat dihembuskan dalam satu detik.
2. Kapasitas Paru Total, sama dengan
kapasitas vital + volume residu. Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal
dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa.Volume dan
kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25% lebih kecil daripada pria, dan
lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang
bertubuh kecil dan astenis (Guyton, 2007).
Tabel
Daftar nilai KVP dan
VEP1 beserta interpretasinya
Klasifikasi Nilai
|
|
Normal
Gangguan Obstruksi
Gangguan Restriksi
Gangguan
Campuran
|
KVP≥ 80%, VEP1/KVP≥75%
VEP1<
80% nilai prediksi, VEP1/KVP<
70% nilai prediksi
Kapasitas Vital (KV)< 80% nilai prediksi, KVP<80%
KVP< 80% nilai prediksi, VEP1/KVP< 75% nilai prediksi
|
Klasifikasi nilai KVP dan VEP1
(Pierce, 2007)
B. Makna dari volume dan kapasitas paru
Faktor
utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi tubuh, posisi
selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernafasan dan pengembangan
paru dan rangka dada. Volume udara
normal dalam paru bergantung pada
bentuk dan ukuran. Posisi tubuh
juga mempengaruhi volume dan kapasitas paru, biasanya menurun bila berbaring,
dan meningkat bila berdiri. Perubahan pada posisi ini disebabkan oleh dua
faktor, yaitu kecenderungan isi abdomen menekan ke atas melawan diafragma pada
posisi berbaring dan peningkatan volume darah paru pada posisi berbaring, yang
berhubungan dengan pengecilan ruang yang tersedia untuk udara dalam paru
(Guyton, 2007).
Berdasarkan
nilai-nilai diatas fungsi paru dapat digolongkan menjadi dua yaitu gangguan
fungsi paru obstruktif (hambatan aliran
udara) dan restriktif (hambatan pengembangan paru). Seseorang dianggap
mempunyai gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai VEP1/KVP kurang dari 70%
dan menderita gangguan fungsi paru restriktif bila nilai kapasitas vital kurang
dari 80% dibanding dengan nilai standar (Alsagaff dkk., 2005).
Spirogram dari volume dan kapasitas paru, (Tortora, 2012). |