Pada materi berikut ini, kita akan membahas tentang imunisasi sehingga diharapkan pembaca dapat memahami tentang;
- Mengetahui pengertian imunisasi
- Tujuan imunisasi
- Macam – macam imunisasi
- Imunisasi yang di lakukan pada berbagai usia
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Imunisasi |
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
B. Jenis – Jenis Imunisasi
Imunisasi ada dua macam, yaitu :
a. Imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.
- Mendapat antibody yang telah terbentuk
- Antibody ibu di transfer melalui pasenta selama trimester ke 3
- Immunoglobulin manusia untuk perlindungan terhadap campak
- Immunoglobin spesifik unperlindungan terhadap tetanus, diphtheria, tetanus B, rabies, (CMV dan Varisella)
b. Imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.
- Antigen yang di berikan akan menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi alamiah
- Memori imunologis seumur hidup
- Perlindunga seumur hidup terhadap penyakit
C. Tujuan Imunisasi
a. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
b. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
c. Menghilangkan penyakit tertentu pada populasi.
d. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
e. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
D. Macam - Macam Imunisasi
a. Imunisasi Pada Anak
Ketika tinggal dalam rahim ibu, bayi berada dalam lingkungan yang sangat terlindungi. Ketika ia keluar, beragam virus dan bakteri menunggu. Itulah alasan mengapa bayi sering jatuh sakit. Seiring bertambah dewasa, sistem kekebalan tubuh mereka akan tumbuh lebih kuat jika diberikan input yang baik. Berikut ini beberapa jenis imunisasi yang diberikan kepada anak untuk memperkuat kekebalan tubuhnya.
1. Imunisasi Dasar pada Bayi
Imunisasi berdasarkan usia |
Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:
1. Imunisasi HB 0 di berikan setelah 1-2 jam kelahiran.
2. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
Efek samping : BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.
3. Imunisasi Hepatitis B sekali unt uk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.
4. Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan nbersamaan dengan vaksin DPT-HB. Efek samping : Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
5. Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu. Efek samping : Jarang timbuk efek samping.
6. Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan. Efek samping : Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.
2. Efek samping Imunisasi
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai berikut:
a. BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.
b. DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan igfni tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
c. Polio: Jarang timbuk efek samping.
d. Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.
e. Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.
3. Imunisasi Tambahan
1. Imunisasi MMR
Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari :
- Measles strain moraten (campak)
- Mumps strain Jeryl lynn (parotitis)
- Rubela strain RA (campak jerman)
- Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun
- Dosis 0,5 ml secara sub kutan, diberikan minimal 1 bulan setelah suntikan imunisasi lain.
Kontra indikasi: wanita hamil, imuno kompromise, kurang 2-3 bulan sebelumnya mendapat transfusi darah atau tx imunoglobulin, reaksi anafilaksis terhadap telur
2. Imunisasi Typhus
Tersedia 2 jenis vaksin: suntikan (typhim) ® >2 tahun oral (vivotif) ® > 6 tahun, 3 dosis
- Typhim (Capsular Vi polysaccharide-Typherix) diberikan dengan dosis 0,5 ml secara IM. Ulangan dilakukan setiap 3 tahun.
- Disimpan pada suhu 2-8°C
- Tidak mencegah Salmonella paratyphi A atau B
- Imunitas terjadi dalam waktu 15 hari sampai 3 minggu setelah imunisasi
Reaksi pasca imunisasi: demam, nyeri ringan, kadang ruam kulit dan eritema, indurasi tempat suntikan, daire, muntah.
3. Imunisasi Varicella
Vaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain OKA yang dilemahkan. Bisa diberikan pada umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun. Vaksin diberikan secara sub kutan Penyimpanan pada suhu 2-8°C
Kontraindikasi: demam atau infeksi akut, hipersensitifitas terhadap neomisin, kehamilan, tx imunosupresan, keganasan, HIV, TBC belum tx, kelainan darah. Reaksi imunisasi sangat minimal, kadang terdapat demam dan erupsi papulo-vesikuler.
4. Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada anak umur > 2 tahun. Imunisasi dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan kemudian. Dosis vaksin (Harvix-inactivated virus strain HM 175) 0,5 ml secara IM di daerah deltoid. Reaksi yag terjadi minimal kadang demam, lesu, lelah, mual-muntah dan hialng nafsu makan.
5. Vaksin Combo
Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal DPT + hepatitis B +HiB atau Gabungan beberapa antigen dari galur multipel yg berasal dari organisme penyakit yang sama, misal: OPV
4. Cara Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh Anak
Sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab menjaga tubuh agar aman dari serangan penyakit. Meski begitu, anak-anak tidak terlahir dengan sistem kekebalan tubuh. Berikut ini beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk memperkuat kekebalan tubuh anak.
a. ASI Eksklusif
Secara alami tubuh ibu dianugerahi susu yang cukup untuk meningkatkan antibodi dan sel darah putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu perlu menyusui anak mereka setidaknya selama enam bulan pertama secara ekslusif.
b. Makanan Segar
Makanan segar seperti buah dan sayuran kaya akan antioksidan dan vitamin C, yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jika anda ingin memberikan anak anda makanan ringan, berikanlah buah seperti apel, jeruk dan buah-buahan musiman lainnya, ketimbang biskuit atau kerupuk.
c. Hindari Junk Food dan Makanan Kemasan
Beragam zat kimia dan aditif dalam makanan kemasan berpotensi membahayakan sistem kekebalan tubuh.
d. Olah Raga
Olah Raga merupakan peningkat kekebalan tubuh efektif untuk anak-anak. Anak-anak tak boleh duduk di depan televisi setiap saat mereka di rumah. Ketimbang menyuruh anak-anda bermain ketika anda menyaksikan televisi, lebih baik melakukan beberapa aktivitas olah raga bersama anak-anak. Cara ini akan menjadi waktu keluarga dengan ikatan baik dan energik. Sebagai tambahan guna memperbaiki sistem kekebalan tubuh anak, ini juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh anda.
e. Kebersihan Pribadi
Kebiasaan mencuci tangan setelah pergi ke toilet, ketika tangan anda terlihat kotor, sebelum makan atau menyentuh makanan, harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Hal penting lainnya adalah orang tua harus mengganti sikat gigi anak lebih sering. Sikat gigi adalah pembawa kuman.
f. Tidur yang Cukup
Anak-anak butuh lebih banyak tidur ketimbang orang dewasa agar tetap sehat. Kekurangan tidur dapat membuat sistem kekebalan tubuh orang dewasa kurang optimal dan lebih rendah. Hal itu juga dapat mempengaruhi kekebalan tubuh anak. Menurut para ahli, anak pra sekolah butuh 10 jam waktu tidur, balita 12 hingga 13 jam, dan yang baru lahir membutuhkan 18 jam.
2.1.4 Syarat Pemberian Imunisasi
a. Bayi dalam keadaan sehat
b. Bayi umur 0-11 bulan
2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi
2.3 Faktor yang Berkaitan Dengan Pengetahuan Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap
2.3.1 Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. semakin bertambah usia ibu maka tingkat pengetahuan semakin tinggi.
2.3.2 Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Jadi semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk memahami sesuatu.
2.3.3 Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah di lahirkan baik lahir hidup maupun lahir mati. Paritas wanita akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan wanita, karena semakin tinggi paritas ibu maka akan semakin meningkat pengetahuan ibu.
b. Imunisasi Pada Orang Dewasa
Umumnya, masyarakat memahami bahwa vaksin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, mereka berpendapat bahwa imunisasi hanya dibutuhkan oleh bayi dan anak, sementara orang dewasa tidak lagi perlu diimunisasi karena sistem kekebalan tubuhnya sudah terbentuk.
Padahal setiap tahunnya, puluhan ribu orang dewasa meninggal dan ratusan ribu lainnya dirawat di rumah sakit oleh karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksinasi. Adapun kelompok orang dewasa yang memerlukan imunisasi :
1. Usia lanjut --> Imunisasi Influenza
Influenza termasuk penyakit berat bila diderita orang berusia di atas 60 tahun. Berlaku juga bagi penderita penyakit jantung, paru-paru, dan kencing manis. Vaksin influenza dapat diberikan setiap tahun, disesuaikan dengan virus terbaru yang menyebar.
2. Penderita penyakit kronis seperti gagal ginjal-> Influenza dan Hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B mencegah gangguan hati yang disebabkan virus hepatitis B (VHB). Vaksin bisa diberikan dalam bentuk suntikan. Dilakukan tiga kali, yakni bulan pertama, kedua, dan keenam. Vaksinasi diulang setelah 5-10 tahun.
3. Penyedia makanan --> Tifoid
Penularan Tifoid (Tiphus) terjadi akibat mengkomsumsi air atau makanan yang terkontaminasi bakteri. Vaksinnya ada yang oral (ditelan) atau disuntikkan. Satu kali vaksinasi bertahan tiga tahun.
4. Perempuan muda --> Rubella dan HPV
Rubella (campak Jerman) biasa dialami orang berusia belasan tahun atau dewasa. Nama vaksinnya MMR (Measles Mumps Rubella). Vaksinasi ini disarankan dua kali, yakni ketika berusia 18 tahun dan akan menikah. Bila sudah dua kali, tidak perlu lagi.
HPV (Human Papilloma Virus) adalah penyebab kanker serviks. Secara ideal, vaksin kanker serviks diberikan sedini mungkin, sebelum pernah melakukan hubungan seksual, pada usia 10-14 tahun. Vaksin ini berfokus pada HPV tipe 16 dan tipe 18 sebagai penyebab utama kanker serviks.
5. Wisatawan--jemaah haji --> Hepatitis A, Tifoid, Meningitis
Meningitis (radang selaput otak) disebabkan oleh bakteri Neisseria Meningokokus dan biasa menular melalui udara. Orang Afrika kerap menderita penyakit ini. Untuk itu, jemaah haji Indonesia divaksin tiga pekan sebelum keberangkatan. Vaksin diberikan dalam bentuk suntikan, dan bertahan di tubuh selama 2-3 tahun.
c. Imunisasi Pada Lansia
Selain untuk meningkatkan kekebalan tubuh, imunisasi diperlukan agar angka kematian akibat infeksi berkurang. Terutama karena banyak penyakit infeksi, seperti flu, saat ini begitu hebat menyerang manusia. Selain bayi dan anak-anak, imunisasi juga harus diberikan pada mereka yang berusia lanjut (lansia), di atas 65 tahun.
pemberian vaksinasi pada lansia diperlukan karena saat memasuki usia 65 tahun daya tahan tubuh akan berkurang. Umumnya, saat usia lanjut, tubuh menjadi mudah terserang penyakit seperti flu, yang kemudian diikuti berbagai penyakit lainnya sehingga terjadi komplikasi. Buat lansia, daya tahannya menjadi berkurang. Kalau kena kuman gampang sakit. Apalagi kalau sudah kena flu, bisa terjadi komplikasi karena diikuti penyakit lainnya.
Karena itu lansia perlu diberikan vaksinasi untuk memberikan kekebalan tubuh dan mencegah paparan penyakit.
Berikut macam – macam imunisasi yang biasa diberikan untuk lanjut usia :
1. Hepatitis A
Penyakit hepatitis A disebabkan virus hepatitis A, biasa ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar kotoran/tinja penderita hepatitis A (fecal-oral), bukan melalui aktivitas seksual atau kontak darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual, dan lebih berbahaya dibanding hepatitis A.
2. Hepatitis B
Penyakit hepatitis B disebabkan virus hepatitis B (VHB), anggota family Hepadnavirus. Virus hepatitis B menyebabkan peradangan hati akut atau menahun, yang pada sebagian kasus berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Penyebab hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, juga bisa menyebabkan hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan racun dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika terlalu banyak zat kimia beracun masuk ke dalam tubuh, hati bisa rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
3. Influenza
Penyakit influenza disebabkan virus influenza. Influenza mudah menular dan menyerang saluran pernapasan. Penularan virus influenza terjadi melalui udara pada saat berbicara, batuk dan bersin. Virus influenza sangat menular bahkan sejak 1–2 hari sebelum gejala influenza muncul, itulah sebabnya penyebaran virus influenza sulit dihentikan.
Berlawanan dengan pendapat umum, influenza bukan batuk–pilek biasa yang tidak berbahaya. Gejala utama influenza adalah: demam, sakit kepala, sakit otot di seluruh badan, pilek, sakit tenggorokan, batuk dan badan lemah. Umumnya penderita influenza tidak dapat bekerja/bersekolah selama beberapa hari.
Di negara empat musim, setiap tahun pada musim dingin terjadi ledakan influenza yang banyak menimbulkan komplikasi dan kematian pada orang-orang beresiko tinggi:
· Usia lanjut (>60 tahun)
· Anak–anak penderita asma
· Penderita penyakit kronis (paru, jantung, ginjal, diabetes)
· Penderita gangguan sistem kekebalan tubuh
4. Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit meningitis dapat disebabkan mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dari darah ke cairan otak.
Pencegahan meningitis paling efektif adalah dengan imunisasi (vaksinasi) meningitis. Vaksinasi meningitis paling efektif dan aman dan dapat memberikan perlindungan selama tiga tahun terhadap serangan penyakit meningitis. Vaksin meningitis dianjurkan bagi orang lanjut usia dan penderita penyakit kronis seperti asma, paru-paru kronis, jantung, diabetes, ginjal, gangguan sistem imunitas tubuh, dan kelainan darah.
5. Radang paru-paru ( pneumonia )
Radang paru-paru (Pneumonia) adalah penyakit paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen meradang dan paru-paru terisi cairan lendir bercampur kuman. Pneumonia dapat disebabkan infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia juga dapat disebabkan iritasi zat-zat kimia atau cedera fisik pada paru-paru, atau sebagai akibat penyakit lainnya, seperti kanker paru atau berlebihan minum alkohol.
Gejala pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas Diagnosa pneumonia termasuk sinar-X dan pemeriksaan dahak. Perawatan tergantung penyebab pneumonia; pneumonia yang disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotika.
Pneumonia umum terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab utama kematian orang lanjut usia dan penderita penyakit kronis (menahun). Pencegahan pneumonia adalah dengan vaksin pneumonia. Vaksin pneumonia dianjurkan untuk anak berusia lebih dari 2 tahun dan orang lanjut usia.
6. Tetanus
Penyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang mulut), pembengkakan, rasa sakit dan kejang di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan paha.
Infeksi tetanus disebabkan bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi toksin tetanospasmin. Tetanospasmin menempel di area sekitar luka dan dibawa darah ke sistem saraf otak dan saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan urat saraf, terutama saraf yang mengirim pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karena luka terpotong, terbakar, narkoba (misalnya memakai silet untuk memasukkan obat ke dalam kulit) maupun frostbite. Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana. Sering kali orang lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat bakteri tetanus berkembang biak.
7. Thypus
Typhus atau demam tifoid atau typhoid disebabkan bakteri Salmonella Enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi. Bakteri typhus ditemukan di seluruh dunia, dan ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar tinja penderita typhus. Bakteri typhus juga ditularkan melalui gigitan kutu yang membawa bakteri penyebab typhus.