materi kuliah biologi, biologi kesehatan, biologi sel, karakteristik mahluk hidup, klasifikasi mahluk hidup, plantae, animalia dan kerugian dan keuntungan biologi bagi kehidupan, manfaat, obat tradisional, herbal dan khasiat tanaman

Jaringan Epidermis pada Tumbuhan : Pengertian, Karakteristik dan Perkembangannya

Jaringan-jaringan umumnya terdapat pada tumbuhan yang tinggi tingkat perkembangannya, semakin tinggi tingkat perkembangannya semakin jelas pula adanya diferensiasi yang membentuk alat-alat tumbuhan yang berlainan. Pembaca diharapkan memahami tentang;
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan epidermis?
2. Apasaja karakteristik struktur serta fungsi jaringan epidermis?
3. Bagaimana perkembangan jaringan epidermis?
4. Bagaimana hubungan dalam perspektif islam dengan jaringan pada tumbuhan?

A. Pengertian Jaringan Epidermis
Tumbuhan-tumbuhan yang hidup dan berkembang di darat, terutama pada tumbuhan tingkat tinggi, yang menurut penelitian para ahli organ tumbuhan-tumbuhan tersebut sangat memerlukan perlindungan dari segala pengaruh luar yang akan merugikan pertumbuhannya. Pengaruh luar itu diantaranya: kekurangan air, kerusakan mekanis, suhu udara yang terlalu tinggi atau sebaliknya, kehilangan zat-zat makanan, dan perlindungan terhadap serangan hama serta penyakit tumbuhan. Oleh karna itu, terdapat satu lapisan sel atau beberapa lapisan sel guna pelaksanaan perlindungan tersebut yaitu berupa jaringan epidermis.
Jaringan Epidermis pada Tumbuhan : Pengertian, Karakteristik dan Perkembangannya
Jaringan epidermis
Ditinjau dari asal katanya, yaitu dari Bahasa Yunani, epi berarti diatas, derma berarti kulit, maka epidermis adalah lapisan lapisan sel yang berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer, seperti: akar, batang, daun bunga, buah dan biji-bijian. Suatu batang dan akar yang terdapat jaringan epidermis didalamnya yaitu pada keadaan sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder. (Sutrian, 2011).

Terlihat dari ontogeny seragam, namun dari segi morfologi maupun fungsi sel epidermis tidak seragam. Selain sel epidermis biasa, terdapat sel epidermis yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata, serta sel lain. Adanya kutin, bahan lemak di dalam dinding luar, membatasi transpirasi. Karena susunan sel merapat serta berkutikula yang kaku dan kuat, maka epidermis berperan sebagai penyokong mekanik. Pada akar , adanya kutikula tipis serta rambut akar menunjukan bahwa epidermis akar mudah terspesealisasi untuk penyerapan (Hidayat, 1995).

Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Pada beberapa tumbuhan sel potoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periclinal) dan turunan nya dapat memebelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak.

B. Karakteristik Struktur Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis dan alat-alat tambahan lainnya yang dapat berupa stomata dan rambut atau trikoma. Beriku ini akan dijelaskan terkait susunan sel epidermis, stomata pada epidermis dan trikomata atau rambut-rambut:

1. Susunan sel epidermis
Sebagian besar epidermis terdiri dari sel yang boleh dikatakan tak terspesialisasi. Sel yang lebih terspesialisasi tersebar didalamnya. Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.sel mengandung plastid yang memiliki grana sedikit saja sehingga tidak membentuk klorofil. Dalam plastid ditemukan pati dan protein sedangkan dalam vakuola ditemukan antosian.

Bagian lain dari sel epidermis meliputi :
a. Dinding sel
Dinding sel epidermis beragam tebalnya pada tumbuhan yang berbeda dan ditemukan dibagian yang berlainan pada tumbuhan yang sama seperti pada daun Coniferae. Pada dinding luar, terkadang terlihat daerah dengan ruang antar fibril lebar yang disebut ektodesmata. Penebalan-penebalan yang berlangsung pada dinding sel epidermis biasanya merupakan penebalan-penebalan sekunder, yang terdiri dari selulosa yang berwujud sebagai garis-garis (lamella).

Kenyataan pada tumbuhan yang hidup diatas tanah, pada tempat-tempat yang kering seperti halnya dengan xerophyte, dinding selnya telah mengalami penebalan selulosa dan juga mengadung zat kutin. Kutin merupakan suatu senyawa bersifat lemak, merembes ke dinding sebelah luar dan membentuk lapisan terpisah yakni kutikula dipermukaan luar dermis. Tebal kutikula beragam dan perkembangannya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Sutrian, 2011).

b. Protoplas
Protoplas pada epidermis kebanyakan tumbuhan mengandung leukoplas dan tidak memiliki kloroplas pada beberapa pteridophyta, tumbuhan air, serta tumbuhan yang hidup ditempat teduh bisa ditemukan kloroplas.

kloroplas
Ploroplas

Antosianin terdapat di vakuola sel epidermis sejumlah besar tumbuhan seperti Zebrina pendula dan dibawah dan tangkai Ricinus comunis. Selain itu, tannin, lender dan kristal dapat pula ditemukan dalam sel epidermis (Hidayat,1995).

2. Stomata
Stomata berasal dari kata Yunani : stoma yang mempunyai arti lubang atau porus. ESAU mengartikannya sebagai sel-sel penutup dan porus yang ada diantarannya. Jadi stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-masing dibatasi oleh dua buah “guard cell” atau sel-sel penutup. Guard cells adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Guard cells berfungsi untuk mengantur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Sutrian, 2011).
Stomata
Stomata

Stomata umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama pada daun. Pada tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air terdapat pula alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahal alat-alat yang tersebut bukanlah stomata. Pada akar-akar dan bagian tumbuhan yang kenyataannya tidak berwarna hijau, stomata itu biasanya tidak terdapat atau tidak milikinya. Demikian pula pada macam-macam alat-alat bunga yang berwarna memang terdapat stomata, akan tetapi kadang-kadang stomata itu tidak berfungs. Selanjutnya pada stamina dan gynaecium bunga akan terdapat pula stomat tersebu. Pada daun-daun yang berwarna hijau stomata akan terdapat pada kedua permukaannya, atau kemungkinan pula hanya terdapat pada satu permukannya saja yaitu pada permukaan bagian bawah (“Abaxial surface”). Stomata terdiri dari beberapa bagian meliputi : sel penutup, bagian celah, bagian yang merupakan sel tetangga dan ruang udara dalam (Hidayat, 1995).

3. Trichomata
Trichomata yang arti sebenarnya adalah rambut-rambut yang tumbuh (berasal dari bahasa Yunani), asalnya adalah dari sel-sel epidermis yang bentuk, susunan serta fungsinya memang bervariasi.
Trichoma dapat memeperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung, terutama mencegah penguapan yang berlebihan dan sebagai alat sekresi (Sutrian, 2011). 

Trichoma dapat terbagi menjadi beberapa jenis:
a. Trichoma yang tidak menghasilkan secret, diantaranya yaitu rambut bersel satu/ bersel banyak dan tidak pipih, rambut bersel banyak dan pipih, rambut bercabang dan bersel banyak serta rambut akar.

b. Trichoma sekresi (penghasil secret/ kelenjar), diantaranya dapat bersel satu atau berupa sisik. Trichoma bersel banyak yang sederhana dari tangkai dengan kepala sel satu atau bersel banyak. Trichoma kelenjar dapat menghasilkan secret yang lengket dan kental biasanya terdapat pada tunas muda. Jenis trichoma lain adalah kelenjar cerna yang terdapat pada tanaman pemakan serangga (Hidayat, 1995).

c. Trichoma gatal (urtica), memiliki kandungan histamin dan asetilkolin yang dapat menimbulkan rasa gatal ketika masuk kedalam kulit (Sutrian, 2011).
Sel-sel epidermis mempunyai protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel-sel inisial epidermis sebagian dengan dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering disebut derivate epidermis, seperti stroma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika, dan sel gabus. (Nugroho,Hartanto,dkk.2010.Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.Jakarta:Penebar Swadaya)

C. Perkembangan Jaringan Epidermis
Jaringan dewasa yang tidak dapat melakukan pembelahan lagi adalah jaringan epidermis karena pada jaringan epidermis tidak terdapat ruang antar sel sehingga tidak memungkinkan melakukan pembelahan karena untuk dapat melakukan pembelahan sel juga diperlukan ruang yang mencukupi bagi individu baru untuk berkembang dan tumbuh.

Jaringan epidermis tetap ada sepanjang hidup (jaringa permanen) organ tumbuhan yang mengalami penebalan sekunder.pada beberapa tumbuhan yang berumur panjang. Pada perkembangan lanjut jaringan epidermis di gantikan oleh jaringan gabus, bila batangnya menua. Secara singkat jaringan gabus tersebut akan tetap (permanen) yang menjadi jaringan gabus, jaringan gabus terluar akan mengeras dan menjadi lapisan paling luar dari epidermis dan menjadi keras (menua). Jaringa epidermis ini sudah tidah bersifat meristematik lagi (karena sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi).

Untuk jaringan yang terdiri atau tersusun dari sel -- sel mati dan sel -- sel hidup yaitu jaringan penyokong yang terdiri dari kolenkim dan sklerenkim pada sklerenkim tersusun dari sel-sel mati sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pembelahan seperti jaringan xylem yang juga tersusun dari sel-sel mati, sedangkan pada jaringan kolenkim terdiri dari sel-sel hidup namun tidak melakukan pembelahan karena berdasarkan fungsi nya yaitu sebagai penguat atau penegak pada tumbuhan dan untuk melakukan tugas nya jaringan ini tidak memerlukan untuk melakukan pembelahan.

Jenis jaringan dari jaringan dewasa masih dapat melakukan pembelahan seperti jaringan meristem. Hal ini dapat terjadi karena ada jaringan dewasa yang memiliki sel-sel hidup yang memiliki energi untuk melakukan pembelahan sedangkan pada jaringan dewasa yang tidak memiliki sel hidup atau tersusun dari sel - sel mati tidak mempunyai energi untuk dapat melakukan aktivitas pembelahan seperti sel hidup pada umumnya.

Terdapat beberapa jaringan pada jaringan dewasa yang tidak memiliki kemampuan atau sifat yang dapat kembali ke meristematik hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu jaringan terdiri dari sel-sel mati saja, tidak mempunyai energi untuk melakukan proses pembelahan, dan bisa saja tidak terdapat ruang yang cukup bagi individu baru untuk berkembang dan tumbuh. Sedangkan pada jaringan dewasa yang lain beberapa memiliki sifat dapat kembali menjadi meristematik. Karena pada jaringan tersebut ada beberapa syarat yang sudah terpenuhi untuk melakukan proses pembelahan sel yaitu memiliki energi yang cukup dan terdapat ruang dan ukuran sel yang memadai.

Dan faktor lain yang juga sangat memengaruhi adalah sel tersebut hidup sehingga saat tumbuhan memerlukan sel tersebut menerima rangsangan untuk melakukan proses pembelahan entah karena tumbuhan mengalami kerusakan karena faktor luar ataupun karena dampak dari proses pertumbuhan tumbuhan sehingga, memicu jaringan tertentu untuk melakukan proses pembelahan untuk memenuhi kebutuhan. (Winoto,2017)

D. Hubungan dalam Perspektif Islam dengan Jaringan pada Tumbuhan

وَآيَةٌ لَهُمُ الأرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (٣٣)
Artinya:“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati(tandus). Kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji-bijian , maka daripadanya mereka makan” (QS. Yasin: 33)

Ayat diatas menjelaskan bahwa, Allah telah menghidupkan bumi yang mati dengan berbagai kehidupan sebagai rahmat dan anugerah bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, ada yang unik ketika memelajari lebih mendalam mengenai dunia tumbuhan. Tumbuhan yang terlihat biasa-biasa saja, ternyata memiliki tingkat kerumitan dalam penciptaannya. Meskipun rumit ketika dipelajari, tumbuhan banyak memberi manfaat untuk makhluk hidup lain. (Khoiruddin,2018).

Maka dari itu kita sebagai generasi milineal harus menjaga lingkungan dengan cara melestarikan dan memanfaatkan tanaman-tanaman yang tumbuh di muka bumi ini dengan sebaik-baiknya. Memanfaatkan secukupnya dan menghindari eksploitasi secara besar-besaran serta senantiasa menumbuhkan sifat kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Jaringan Epidermis pada Tumbuhan : Pengertian, Karakteristik dan Perkembangannya

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment