materi kuliah biologi, biologi kesehatan, biologi sel, karakteristik mahluk hidup, klasifikasi mahluk hidup, plantae, animalia dan kerugian dan keuntungan biologi bagi kehidupan, manfaat, obat tradisional, herbal dan khasiat tanaman

Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Peranan Reptil dalam Kehidupan

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas golongan hewan berdarah dingin. Materi ini akan membahas secara lengkap tentang Reptil, sehingga diharapkan pembaca dapat memahami tentang;
1. Apa Pengertian Reptil?
2. Bagaimana Ciri-ciri Reptil?
3. Bagaimana Struktur Morfologi dan Anatomi Reptil?
4. Contoh Klasifikasi Reptil
5.Bagaimana Peran Reptil dalam Kehidupan Manusia?

Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Peranan Reptil dalam Kehidupan
Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Peranan Reptil dalam Kehidupan

A. Pengertian Reptil
Reptil adalah kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Sekarang ini mereka menghidupi setiap benua kecuali Antartika.

B. Ciri-ciri Reptil
a. Ciri-ciri Umum
  • Hewan ini bertulang belakang maka dikelompokkan dalam sub Phyllum Vertebrata
  • habitat ada di darat dan ada yang di air
  • Poikilotermis (Berdarah dingin) : Suhu badan berubah mengikut suhu disekitarnya. Karena reptilia berdarah dingin, maka mereka tidak dapat mengontrol suhu badan mereka.
  • Fertilisasi internal, memiliki alat kopulasi, telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak atau bercangkok tipis. Dan biasanya telurnya bercangkang keras.
b. Ciri-ciri Khusus
  • Tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor
  • Tubuh dibungkus oleh kulit kering menanduk biasanya dengan sisik atau bercarapak; beberapa ada yang memiliki kelenjar pada permukaan kulit. 
  • Kulit reptilia sangat keras, kering, dan bersisik. Kulit reptil yang keras disebabkan adanya zat kapur (zat kitin) seperti pada kura-kura. 
  • Mempunyai dua pasang anggota gerak, yang masing-masing 5 jari dengan kuku runcing. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai dayung dan pada ular bahkan tidak memilikinya
  • Bergerak dengan menggunakan perut (melata), seperti ular dan ada juga yang menggunakan keempat kakinya, seperti buaya, komodo, biawak, kadal, dan penyu.
  • Skeletonya mengalami penulangan secara sempurna.
  • Jantung terdiri atas 4 ruangan yang belum sempurna yaitu dua serambi dan dua bilik.
  • Pernapasan selalu dengan paru-paru, tetapi pada penyu kadang bernafas menggunakan kloaka.
  • Memiliki 12 pasang nervi cranialis.
  • Segentasi secara meroblastik, mempunyai membran embrionis.
  • Telur yang sudah dibuahi dikeluarkan dari tubuh betina dan berkembang di alam bebas (ovipar), ada juga telur yang berada di tubuh induknya hingga menetas (ovovivipar)
C. Struktur dan Fungsi Tubuh Reptil
a. Morfologi
  • Pada bagian kepala berbentuk seperti piramid; dan terdapat mulut, 1 pasang mata, dan telinga luar.
  • Pada bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja.
  • Pada bagian badan terdapat 2 pasang alat gerak, yaitu bagian anterior dan posterior.
  • Pada bagian ekor yang berbentuk silindris, pada kadal panjangnya lebih kurang 2,5 kali panjang badan ditambah kepala.
b. Anatomi dan Fisiologi
Sistem Integumen. Integument adalah jaringan penutup permukaan, seperti kulit dan mukosa. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Tidak mengandung kelenjar keringat. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. 

Sistem kerangka, pada reptilia dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Endoskeleton terdiri dari skeleton aksial dan apendikular. Skeleton aksial terdiri dari tengkorak, kolumna vertebralis, sternum, dan rusuk. Sedangkan skeleton apendikular terdiri dari gelang bahu, alat gerak bagian anterior (humerus, radius dan ulna, karpal dan falang, dan pada ujung akhir terdapat cakar). Pada bagian posterior terdiri dari femur, tibia dan fibula, tarsal dan metatarsal (terdapat pada bagian proksimal), juga terdapat falang dan berakhir dengan cakar. Fisiologi sistem skeleton, fungsi utama skeleton itu adalah menyokong, melindungi, untuk menggerakan (menyediakan titik-titik origo dan insertio otot-otot).

Sistem otot, sangat banyak macamnya karena diperlukan untuk pergerakan di darat dan di air. Otot yang terdapat pada bagian kepala, leher, dan alat gerak sangat berbeda. Morfologi sistem muskulator. Otot terdiri dari serabut yang bergaris yang mulai melintasi persendian skeleton. Akhir dari serabut otot yang sedikit bergerak disebut origo, yang banyak bergerak disebut insertio. Fisiologi sistem muskular. Kontaksi otot mencakup : tidak ada perubahan volume total jaringan otot (otot menebal dan bersamaan waktu otot memendek).

Sistem pencernaan makanan, terdiri dari alat pencernaan makanan terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus kecil, usus besar dan kloaka. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar lambung, hati, pankreas, dan kelenjar usus. Glandula digestaria, terdiri dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica fellea. Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dekter dan berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tapi coudal lobus dexter hepatis. Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan duodenum.

3 jenis bisa yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu pencernaannya, yaitu :
a) Haemotoxin ; bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu dengan cara menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe ini adalah: Colubridae dan Viperidae.

b) Cardiotoxin ; masih berkaitan dengan sistem peredaran darah, bisa jenis ini menyerang jantung dengan cara melemahkan otot-otot jantung sehingga detaknya melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh Famili yang memiliki bisa jenis ini tidak spesifik. Dalam arti, banyak famili yang sebagian anggotanya memiliki bisa jenis ini. 

c) Neurotoxin ; bisa yang menyerang syaraf, menjadikan syaraf mangsanya lemah sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat dimangsa dengan mudah. Famili Elapidae dan Hydrophiidae asdalah contoh famili yang memiliki bisa tipe ini. 

Sistem respirasi, Organ pernafasan terdiri dari : Larinx - Rima glottidis - Trachea biffucatio trachea - Bronchus - Pulmo. Mempunyai trachea yang panjang dimana dinding disokong oleh sejumlah cincin cartilago. Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Sedangkan alat pernafasannya adalah paru-paru.

Sistem sirkulasi, terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri dari sinus venosus yang kecil, 2 atrium dan 2 ventrikel. Ventrikel pada buaya telah terpisah secara sempurna menjadi 2 bagian, akan tetapi pada bagian dasar arcus aorta terdapat foramen panizae. Fungsi dari foramen ini dipakai pada saat reptilia berenang di air. Sedangkan pada reptilia lain tidak ada pemisahnya.

Sistem Ekskresi, Sistem ekskresi pada reptil berupa : Ginjal - Paru-paru – Kulit - Kloaka. alat pengeluaran pada reptilia berupa sepasang ginjal bentuknya pipih, terletak pada bagian dorsal posterior rongga tubuh. Urin yang dihasilkan disalurkan melalui ureter dan selanjutnya dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. 

Sistem Reproduksi/Perkembangbiakan, pada hewan jantan terdiri dari testes dengan saluran yaitu vas defferens yang bermuara pada kloaka. Penis (alat kelamin khusus ; HEMIPENIS) terletak pada ventral dasar dari kloaka. Sedangkan pada hewan betina terdiri dari 1 pasang ovarium dengan salurannya yaitu oviduk yang bermuara pada kloaka. Telur yangsudah masak sebelum masuk ke oviduk melalui corong yang terdapat pada pangkal oviduk. Telur yang sudah dibuahi di oviduk, sebelum diletakkan diselubungi albumen terlebih dahulu. 

Sistem syaraf, terdiri dari otak dan sistem syaraf tepi.

Otak dan bagian-bagiannya:
· dua buah bulbus olfaktorius yang panjang dan keduanya dihubungkan dengan tractus opticus ke hemisfere.
· Hemisfere serebral
· Dua buah lobus optikus yang berbentuk oval, terletak di sebelah belakang hemisfer serebral
· Traktus optikus dan syaraf optik, terletak di ventral hemisfere
· Serebelum, berbentuk seperti buh pir terletak di belakang lobus optikus.
· Medula oblobgata, terletak di ventro lateral serebelum, berdekatan dengan tali saraf spinal, yang selanjutnya dilanjutkan dengan
· Infundibulum
· Hipofisis.

Sistem saraf terdiri dari:
· 12 pasang saraf kranial
· Saraf kranial berpasangan terdapat pada setiap ruas tubuh

Sistem Indra
Organ sensori terdiri dari:
· kuncup perasa pada lidah
· organ olfaktorius terdapat pada hidung
· mata, memiliki kelenjar lakrimal yang berfungsi untuk melindungi kornea atau lensa dari kekeringan ketika berada di darat. Pada mata juga terdapat membran niktitan yang berfungsi untuk melindungi mata pada saat berenang di air, membran ini terletak di sudut anterior mata.
· Telinga, memiliki lubang pendengar luar dengan membran timpani pada bagian dalamnya, dilanjutkan dengan telinga tengah dan telinga dalam. Bagian telinga dalam dengan rongga mulut terdapat saluran penghubung yang disebut saluran eustacheus

3. Sistematika
Kelas reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu:
a. Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara)
  • tengkoraknya bersifat diapsid (mempunyai dua cekungan didaerah temporal )
  • tulang-tulang gostralia (tulang-tulang perut) berkembang dengan baik.
  • celah kloaka melintang
  • di atap kepala terdapat mata parietal dengan lensa dan retina
  • mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang rahang mudah digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia :Sphenodon punctatum (Tuatara).
  • karnivora dan mencari makan di malam hari. 
  • Habitat hidupnya di air atau di daratan. 
  • Ordo Rhynchocephalia bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal.
b. Chelonia / Testudinata (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus)
  • Tubuh terlindung di antara karapaks dan plastron. Cangkang bagian atas disebut karapaks, sedangkan bagian bawahnya disebut plastron. Cangkang merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi tulang rusuk yang berfungsi sebagai pelindung dari pemangsanya.
  • Chelonia yang hidup di laut adalah penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang memiliki kaki berbentuk dayung untuk berenang.
  • kepala dengan leher, ekor dan kaki semua menonjol keluar diantara karapaks dan plastron.
  • Dua lubang hidung dekat ujung anterior kepala.
  • Mata lateral, dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membrane niktitas. 
  • Tidak ada telinga luar. membran timpani tertutup dengan selapis kulit. 
  • Pinggiran mulut terbentuk dari rahang bersat tanduk, tidak bergigi dan lidah tidak dapat menjulur. Kaki dengan cakar
  • Lubang kloaka ventral pada dasar ekor.
  • Habitatnya di perairan (tawar dan laut)
c. Squamata (bersisik)
  • Tidak mempunyai kaki ( tidak mempunyai telapak kaki ).
  • Sisik mengalami pergantian secara periodik (molting)
  • Lubang telinga, tulang dada (sternum), dan kandung kemih tidak ada. 
  • Mandibula dihubungkan di bagian anterior oleh sebuah ligamentum. 
  • Bola mata tidak dapat digerakkan, tertutup oleh sisi transparan. 
  • Tidak mempunyai kelopak mata. 
  • Lidah panjang, bercabang dua dapat dijulurkan keluar 
  • Habitatnya di daratan 
  • Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena
  • Sebagian jenis ulat bersifat ovovivipar, yaitu telur menetas di dalam tubuh induk.
d. Crocodilia 
  • Tubuh terbagi menjadi kepala, leher, badan, ekor.
  • Kaki dengan jari yang bercakar kuat. Kaki depannya berjari lima, sedangkan kaki belakang berjari empat sebagian berselaput untuk berenang.
  • Berkulit tebal dan lidah pipih tidak dapat dijulurkan. Dipangkal lidah terdapat lipatan transversal sebagai penutup faring sewaktu membuka mulut diair. Tidak mempunyai kandung kemih. Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempengan tulang yang disebut skuta sebgai pelindung.
  • Sisik rontok satu persatu tidak seperti ular.
  • Mulut panjang. Moncong tumpul dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncong mengatup hanya deretan gigi pada rahang atas saja yang terlihat
  • Dua lubang hidung pada moncong.
  • Mata besar lateral, mempunyai kelopak mata atas dan bawah. 
  • Membrane niktitans tembus cahaya. 
  • Lubang telinga tertutup oleh lipatan kulit.
  • Anus merupakan celah longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang. Kulit dengan lempeng-lempeng berzat tanduk, tersusun membujur tubuh. 
  • Buaya memiliki ekor tebal berotot.
  • Habitatnya di air dan di darat
  • Contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman.
  • bernapas saat di dalam air.jantungnya beruang empat namun memiliki pori di antara bilik kiri dan kanan.

D. Peranan Reptil bagi kehidupan
  • Sebagai predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung memakan serangga.
  • Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur penyu.
  • Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan. Bagi sebagian orang daging ular di jadikan makanan karena dipercaya memiliki khasiat sebagai obat. Bisa ular juga sebagai penawar gigitan ular. 
  • Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan ular berbisa dapat membunuh manusia.
  • Banyak jenis kadal dan ular yang menguntungkan manusia karena memakan serangga dan rodentia. 
  • Kulit buaya, ular, dan biawak serta penyu yang diperdagangkan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu dll. 
  • Kulit keras dari kura-kura/penyu juga dimanfaatka untuk sisir dan macam hiasan yang lain (sendok, dsb)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Peranan Reptil dalam Kehidupan

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment