Alat dan Sistem Reproduksi pada Manusia, Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan
masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam
dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang
berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa
masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan
melalui hubungan seksual.
Alat dan Sistem Reproduksi pada Wanita |
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin),
yang terdiri dari:
• ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur
• tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
• rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
• vagina, merupakan jalan lahir.
A.
Organ Kelamin Luar pada Wanita
organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama
dengan skrotum pada pria). labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi
rambut.Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan
mengelilingi lubang vagina dan uretra.Lubang pada vagina disebut introitus dan
daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.Jika ada
rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir)
yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan
merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Labium minora
kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan
penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris
dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit
depat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan
bisa mengalami ereksi.
Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang
membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina
dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di
bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan
selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya
memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab
karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih
dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak
berwarna pink. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). kekuatan
himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali
melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.
B.
Organ Kelamin Dalam pada Wanita
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang
saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina
terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).
Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga
bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. dua
pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa
reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut.
sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. Rahim
merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak
vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan
diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus
(badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah
vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang
korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot
yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding
ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke
dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang
yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi
(pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu
sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada
proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran
serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak
dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat
ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan
terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar
penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3
hari.
Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan
masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual
yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus
menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka
endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan
siklus menstruasi. Tuba falopii membentang sepanjang
5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.
Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga
memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika
dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi
menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan
silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur
bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai
membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak
secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke
dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.
Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7
juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta
oosit. Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai
mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang
dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi
dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara
bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.
Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang
tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga
peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik
lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.
C. Anatomi
dan Fisiologi Alat Reproduksi Wanita
Alat reproduksi wanita terdiri atas alat/organ
eksternal dan internal, dan sebagian
besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) memiliki fungsi kopulasi dan bagian Internal memiliki
fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita
dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormo gondaotropin / steroid dari poros
hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium. Selain itu
terdapat organ/system ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi: payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
1. Genitalia Eksternal
a.
Vulva
Vulva |
vulva ini terdiri dari beberapa organ
wanita yaitu eksternal. Hal ini termasuk pad, kecil bulat lemak yang melindungi
tulang kemaluan. Menjangkau ke hampir ke dubur adalah dua lipatan jaringan
lemak, yang disebut "bibir lebih besar," untuk melindungi alat
kelamin bagian dalam. Hanya dalam dua "bibir kecil", yang menyertakan
pembukaan uretra (yang turun dari kantong tersebut) dan vagina. Pada ujung atas,
adalah proyeksi kecil, disebut “kulup” yang melindungi clitoris.
b.
Mons pubis/mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior
symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayor
labia utama (tunggal, labium)
melampirkan dan melindungi organ-organ lain reproduksi eksternal. Mereka sesuai dengan skrotum pada laki-laki dan
terutama terdiri dari lipatan bulat dari jaringan adiposa tertutup oleh kulit. Pada
kulit luar termasuk rambut banyak, kelenjar keringat, kelenjar andsebaceous,
sementara di dalamnya yang tipis dan berbulu. Labia
utama terletak dekat bersama dan memanjang dipisahkan oleh celah yang mencakup
urethral dan pembukaan vagina. Di depan, labia bergabung untuk membentuk
ketinggian bulat dari jaringan lemak yang disebut "mons pubis," yang
ignimbrit simfisis pubis. Di belakang, dekat anus, labia agak meruncing dan
menggabungkan ke dalam labia minor.
d.
Labia minora
Labia (tunggal, labium) kecil ini
diratakan memanjang ke lipatan terletak dengan celah antara labia besar.
Lipatan ini memperpanjang sepanjang kedua sisi ruang depan. Mereka terdiri dari
jaringan penghubung yang kaya disertakan dengan pembuluh darah, yang
menyebabkan penampilan merah muda. Di belakang, dekat anus, labia minor
bergabung dengan labia besar, sementara di depan mereka berkumpul untuk
membentuk sebuah tudung seperti meliputi antara lain sekitar klitoris.
e.
Clitoris
Klitoris adalah tonjolan kecil di
bagian depan vulva antara labia minor. Meskipun sebagian besar tertanam di
sekitar jaringan, biasanya sekitar 2 cm dan 0,5 cm diameter. Clitoris sesuai
dengan penis pada pria dan agak mirip struktur. Hal ini terdiri dari dua kolom
jaringan ereksi, yang dipisahkan oleh septum dan dikelilingi oleh meliputi dari
padat, jaringan ikat berserat. Pada akar klitoris, kolom jaringan berbeda untuk
membentuk "krura," yang pada gilirannya melekat pada sisi lengkungan
kemaluan. Di depan, massa kecil jaringan ereksi membentuk "kelenjar,"
yang kaya dengan disertakan dengan serat saraf sensorik.
f.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris,
batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus
vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Introitus/orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum.
Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara/hymen,
utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi,
dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae.
Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi
tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen
postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa
selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/para.Hymen
yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup
total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga
genitalia interna.
g.
Vagina
vagina adalah bagian otot yang
merupakan bagian dari organ seks wanita dan yang menghubungkan leher rahim
(serviks) dengan alat kelamin eksternal. Vagina, yang kira-kira dua dan satu
setengah sampai empat inci, memiliki dinding berotot yang disertakan dengan
banyak pembuluh darah. Dinding ini menjadi tegak saat seorang wanita terangsang
sebagai tambahan darah dipompa ke dalam kapal. Vagina memiliki tiga fungsi:
sebagai wadah untuk penis selama bercinta; sebagai outlet untuk darah selama
menstruasi, dan sebagai jalan bagi bayi untuk melewati saat lahir.
Fungsi vagina: Untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid,
untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus
Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu
fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik
Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
h.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan
tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus)
dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor
urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan
vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi)
untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2.
Genitalia Internal
a.
Uterus
Uterus |
Uterus atau rahim adalah organ yang
berongga, otot di mana telur (zigot) dibuahi, menjadi tertanam dan di mana
telur diberi makan dan dibiarkan berkembang sampai kelahiran. Terletak dalam rongga panggul di belakang
kandung kemih dan di depan usus besar. Rahim biasanya miring ke depan pada
sudut sembilan puluh derajat ke vagina, meskipun pada sekitar 20% dari
perempuan miring ke belakang. Rahim dilapisi dengan jaringan yang berubah
selama siklus menstruasi. Membangun jaringan ini di bawah pengaruh hormon dari
ovarium. Ketika hormon menarik setelah siklus menstruasi, pasokan darah
dipotong dan jaringan dan telur yang tidak dibuahi sebagai limbah.
Uterus
terdiri dari :
1. fundus uteri ( dasar rahim ) bagian
uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
2. korpus uteri. Bagian uterus yang
terbesar pada kehamilan, bagian ini berpungsi sebagai tempat janin berkembang.
Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
3. servik uteri. Ujung servik yang
menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis
servikalis di sebut,ostium,uteri,internum.
Dinding
uterus terdiri dari :
1. endromentium ( epitel, kelenjar,
jaringan dan pembuluh darah ) merupakan lapisan dalam uterus yang mempuyai arti
penting dalam siklus haid. Seorang wanita pada reproduksi, pada kehamilan
endomentrium akan menebal, pembuluh darah bertambah banyak hal ini diperlukan
untuk memberi makanan pada janin
2. miometrium ( lapisan otot polos )
tersusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada waktu
persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan sampai keukuran
normal sebelumnya.
3. lapisan serosa (peritonium verisal)
terdiri atas ligamentum yang mengguatkan uterus yaitu:
a.
ligamentum
kardinale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak turun.
b.
ligamentum
sakro uterinum kiri dan kanan, menahan uterus supanya tidak banyak bergerak.
c.
ligamentum
rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan antlovleksi.
d.
ligamentum
latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba.
e.
ligamentum
infundibulo pelvikum ligament yang menahan tuba falopi.
Fungsi
uterus:
untuk menahan ovum yang telah dibuahi
selama perkembangan, sebutir ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan
melalui tuba uterine keuterinis, pembuahan secara normal terjadi didalam tuba
uterina, endromentium disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan ovum
tertanam dalam endromentrium, pada waktu hamil uterus bertambah besar
dindingnya menjadin tipis tetapi kuat dan besar sampai keluar pelvis masuk
kedalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin. Pada saat melahirkan uterus
berkondraksi mendorong bayi dan plasenta keluar.
a.
Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari
pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars
supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan
ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina
yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum
(luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida)
lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan
(primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke
kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan
viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
b.
Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan
serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen,
tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke
dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks
uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
c.
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum
rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum
sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang
arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta
abdominalis.
d.
Salping / Tuba Falopii
Tabung fallopi memanjang dari uterus
ke ovarium. Tabung ini membawa telur dan sperma dan adalah tempat fertilisasi
telur, atau "ovum" terjadi. Saluran telur terletak di bagian panggul
dari rongga perut dan setiap tabung mencapai dari indung telur untuk menjadi
bagian atas rahim. Ini tabung berbentuk corong adalah sekitar tiga inci
panjangnya. Akhir lebih besar dari saluran dibagi menjadi berbulu,
jari-proyeksi seperti yang terletak dekat dengan ovarium. Memukul proyeksi ini,
bersama dengan kontraksi otot, memaksa sel telur ke saluran akhiri kecil, yang
membuka ke dalam rahim. Setelah hubungan seksual, sperma berenang ini saluran
dari uterus. Lapisan tabung dan sekresi yang mempertahankan baik telur dan
sperma, mendorong pemupukan dan bergizi telur sampai mencapai rahim.
Tuba falopi terdiri atas :
a) Parst.
Interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus.
b) Parst.
Ismika/ismus, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.
c) Parst.
Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tanpak konsepsi agak lebar.
d) Infundibulum.
Bagian ujung tuba yang terbuka diseut frinbia untuk menangkap telur kemudian menyalurkan
telur kedalam tuba. Fungsi tuba uterine. Mengantarkan ovum dari ovarium k eke
uterius. Menyediakan tempat untuk pembuahan, perjalanan ovum dibuahi maka
terjadi kehamilan ektropik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum
tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini bisa berakhir 8-10 minggu.
e.
Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen
tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
f.
Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi
adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering
juga terjadi implantasi di dinding
tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) Dilengkapi
dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi
dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
g.
Mesosalping
Jaringan ikat penyangga
tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
h.
Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval,
terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium,
sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks
dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di
korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon
steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada
saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium,
ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari
cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
D.
Organ Reproduksi / Organ Seksual Ekstragonadal
1.
Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara
berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang
sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap
lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin
memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang
bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi,
dipengaruhi hormone prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit
daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually
responsive organ.
2.
Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit
memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya
kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam. Protein di kulit mengandung
pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang
berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon
dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone
ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.
E.
Poros Hormonal Sistem Reproduksi
1.
Badan pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar
6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis
tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada
daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui
suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf. Menurut
kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”. Hormon melatonin : mengatur
sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi
GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu
aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang
menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
2.
Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar
otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas
badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior
(neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin
Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin
Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin
Inhibiting Factor).
3.
Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang
sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar
reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle
Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH – luteinizing hormone). Selain
hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon
metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
4. Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis,
dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi
steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan
progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
5.
Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri,
berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid,
jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian
jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar
berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium
dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi
oleh siklus hormon-hormon ovarium.