Selamat malam pengunjung setiap Biologi, setelah sebelumnya kita membahas tentang apa itu pengertian, fungsi, dan penggolongan sistem kekebalan tubuh, pada kesempatan ini kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang gangguan yang biasa terjadi pada sistem kekebalan tubuh seseorang dan bagaimana atau apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh kita agar virus atau berbagai macam sumber penyakit akan di hancurkan oleh sistem kekebalan tubuh kita. Baiklah silahkan simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh |
Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh
a). Alergi
Alergi atau hipersensivitas
adalah respons imun yang berlebihan terhadap senyawa yang masuk ke dalam tubuh.
Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat berupa debu, serbuk sari,
gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan tertentu, misalnya udang.
Proses terjadinya alergi
diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang kemudian merangsang sel B
plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang pertama kali masuk ke
dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang terbentuk akan
berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk
kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan
mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam proses
inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti
bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan
bernapas. Gejala alergi dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.
b) Autoimunitas
Autoimunitas merupakan
gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang diproduksi justru
menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri
dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses pematangan
sel T di kelenjar timus.
Autoimunitas menyebabkan
beberapa kelainan, yaitu :
1) Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan
oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas yang berfungsi
menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan hormon
insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
2) Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan
oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga otot lurik mengalami
kerusakan.
3) Addison’s disease
Addison’s disease disebabkan
oleh antibodi yang menyerang kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan berat
badan menurun, kadar gula darah menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit
meningkat.
4) Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi
yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita lupus, antibodi menyerang tubuh
dengan dua cara, yaitu :
§ Antibodi
menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang menyerang sel
darah merah sehingga menyebabkan anemia.
§ Antibodi
bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang dianamakan kompleks
imun. Dalam kondisi normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi
selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun, pada
penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit
dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan semakin bertambah sambil
mengeluarkan senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan
menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam jangka panjang,
fungsi organ tubuh akan terganggu.
5) Radang
sendi (artritis reumatoid)
Radang sendi merupakan
penyakit autoimunitas yang menyebabkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
Penyakit ini biasanya mengenai banyak sendi dan ditandai dengan radang pada
membran sinovial dan struktur sendi, atrofi otot, serta penipisan tulang.
6) AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan berbagai
penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi
pembentukan sel B plasma dan jenis sel T lainnya. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya kemampuan tubuh dalam melawan berbagai kuman penyakit.
Sel T pembantu menjadi
target utama HIV karena pada permukaan sel tersebut terdapat molekul CD4
sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein pada permukaan
HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu. Selanjutnya, HIV
masuk ke dalam sel T pembantu secara endositosis dan mulai memperbanyak diri.
Kemudian, virus-virus baru keluar dari sel T yang terinfeksi secara eksositosis
atau melisiskan sel.
Jumlah sel T pada orang
normal sekitar 1.000 sel/mm3 darah, sedangkan pada penderita AIDS,
jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm3. Kondisi ini menyebabkan
penderita AIDS mudah terserang berbagai penyakit seperti TBC, meningitis,
kanker darah, dan melemahnya ingatan.
Penderita HIV positif
umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi dapat
menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang telah
menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV
positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama, yaitu antara 5-10 tahun.
Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi penderita
AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV di dalam tubuh membutuhkan waktu untuk
menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem kekebalan tubuh
sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS.
Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya
mampu bertahan hidup selama dua tahun.
Gejala-gejala
penyakit AIDS yaitu :
§ Gangguan
pada sistem saraf
§ Penurunan
libido
§ Sakit
kepala
§ Demam
§ Berkeringat
pada malam hari selama berbulan-bulan
§ Diare
§ Terdapat
bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada sekujur tubuh
§ Terdapat
banyak bekas luka yang belum sembuh total
§ Terjadi
penurunan berat badan secara drastis
Cara
penularan virus HIV/AIDS :
§ Hubungan
seks dengan penderita HIV/AIDS
§ Pemakaian
jarum suntik bersama-sama dengan penderita
§ Transfusi
darah yang terinfeksi HIV/AIDS
§ Bayi
yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari seorang ibu penderita
HIV/AIDS
Cara
mencegah penularan HIV/AIDS :
§ Menghindari
hubungan seks di luar nikah
§ Memakai
jarum suntik yang steril
§ Menghindari
kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang terluka
§ Menerima
transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS
B. Cara
Mempertahankan Sistem Kekebalan Tubuh
a) Nutrisi
yang sempurna
Setiap makanan yang kita
makan harus mencakup berbagai nutrisi untuk tubuh kita karena nutrisi dan sistem
imun saling berkaitan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memakan makanan
yang mengandung :
§ Protein
Protein diperlukan untuk menghasilkan
immunoglobulin dan berbagai antibodi. Protein dapat diperoleh dari daging,
ikan, telur, dan kacang-kacangan.
§ Vitamin
dan mineral
Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari
berbagai jenis sayuran dan buah.
§ Teh
hijau
Teh hijau mengandung antioksidan
flavonoid yang dapat membantu meningkatkan sistem imun. Para ahli sains
menemukan bahwa kandungan theanine pada daun teh dapat membantu sel imun badan
dalam melawan bakteri dan virus.
§ Aloevera
Aloevera mengandung zat aktif seperti
asam amino dan vitamin yang dapat membantu badan dalam mengeluarkan toksin,
memulihkan jaringan yang terluka, dan meningkatkan sistem imun badan dengan
cepat.
b) Olahraga yang sesuai
Olahraga minimal 15 menit
setiap hari secara berkelanjutan dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Olahraga
seperti jogging, berenang, berjalan, dan yoga dapat meningkatkan peredaran
darah, menguatkan jantung, dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh.
c) Senantiasa
gembira dan bijak menangani tekanan
Tekanan psikologi yang
berkepanjangan dapat mengganggu mekanisme sistem imun dalam tubuh. Apabila otak
merasa tertekan, otak akan menghasilkan hormon kortisol yang jika berlebihan
akan berdampak negatif bagi sistem kekebalan tubuh kita.