materi kuliah biologi, biologi kesehatan, biologi sel, karakteristik mahluk hidup, klasifikasi mahluk hidup, plantae, animalia dan kerugian dan keuntungan biologi bagi kehidupan, manfaat, obat tradisional, herbal dan khasiat tanaman

Pengertian, Fungsi dan Karakteristik Sistem Endokrin

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang sistem endokrin pada manusia. Dimana pada pembahasan sistem endokrin berikut, kita diharapkan dapat memahami tentang:
Apa Pengertian Sistem Endokrin?
Apa Fungsi Sistem Endokrin?
Bagaimana Karakteristik Kelenjar Endokrin?
Macam-macam Kelenjar pada Sistem Endokrin.

Pengertian, Fungsi dan Karakteristik Sistem Endokrin
Pengertian, Fungsi dan Karakteristik Sistem Endokrin

A.Pengertian Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofisis sebagai pengatur kelenjar yang lain (Syaifuddin, 1997: 101).

Kelenjar tanpa saluran atau atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melaui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kata endokrin berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi di dalam” zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut hormon, dari kata yunani yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hifofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain: karena itulah kelenjar hifofisis dilukiskan sebagai “kelenjar pimpinan tubuh” (Pearce, 2008: 232).

B. Fungsi Sistem Endokrin
Sistem endokrin memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke darah yang diperlukan untuk jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu. 2) Mengatur aktivitas kelenjar tubuh, 3) Merangsang aktivitas kelenjar tubuh, 4) Merangsang pertumbuhan jaringan, 5) Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absrobsi glukosa pada usus halus dan 6) Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, mineral, vitamin dan air (Syaifuddin, 1997: 101).

Hormon berperan penting untuk mengatur aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh. Aktivitas-aktivitas tubuh yang dikendalikan oleh hormon dan jenis hormon yang mengendalikannya antara lain: 1) Pencernaan dan fungsi metabolik, dikendalikan oleh hormon sekretin, insulin, glukagon, noradrenalin, tiroksin dan hormon dari korteks adrenal, 2) Osmoregulasi, pengeluaran, dan metabolisme air serta gram, dikendalikan oleh hormon prolaktin, vasopresin, aldosteron, 3) Metabolisme kalsium, dikendalikan oleh hormon paratiroid dan kalsitosin, 4) Pertumbuhan dan perubahan morfologis, dikendalikan oleh hormon pertumbuhan (androgen dari korteks adrenal), tiroksin (untuk metaforsis amfibi), dan MSH (perubahan warna amfibi), 5) Organ dan proses reproduksi, dikendalikan oleh hormon FSH, LH, estrogen, progesteron, prolaktin dan testosteron (Isnaeni, 2006: 114).

C. Karakteristik Kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin meiliki beberapa karakteristik, antara lain: 1) Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus, kelenjar ini mensekresi hormon langsung ke dalam cairan jaringan di sekitar sel-selnya. Sebaliknya, kelenjar eksokrin seperti kelenjar saliva, mensekresi produknya ke dalam duktus, 2) Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormon (kelenjar paratiroid yang hanya mensekresi paratiroid merupakan suatu pengecualian, 3) Konsentrasi hormon dalam sirkulasi darah adalah rendah, hormon yang bersirkulasi dalam aliran darah hanya sedikit jika dibandingkan dengan zat aktif biologis lainnya seperti glukosa dan gliserol, walaupun hormon dapat mencapai sebagian besar sel tubuh, hanya sel target tertentu yang memiliki reseptor spesifik yang dapat dipengaruhi, dan 4) Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik, secara mikroskopis, kelenjar tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sekretori (Sloane, 2003: 200).

Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia. Sistem endokrin memperlihatkan waktu respon lebih lambat dari pada sistem saraf. Pada Sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik (Isnaeni, 2006: 115).
D. Kelenjar-kelenjar pada sitem endokrin

1. Kelenjar Hifofisis
Kelenjar hifofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hifofisis tulang sfenoid. Kelenjar itu terdiri atas dua lobus, yaitu anterior dan poterior, dan bagian diantara kedua lobus itu ialah pars intermedia (Pearce, 2008: 232).

Kelenjar hifofisis dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab sebuah hormon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Lobus anterior ( adenohipofisis) menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain (Syaifuddin, 1997: 101).

2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdapat di leher, berbentuk seperti perisai. Untuk membuat hormonnya, yaitu tiroksin (T4), dan triyodotironin (T3) diperlukan bahan yodium. Dalam setiap molekul tiroksin terdapat 4 atom yodium dan dalam setiap molekul triyodotironin terdapat tiga atom yodium. Dalam keadaan biasa yodium diperoleh dari air atau makanan (Irianto, 2004: 285).

Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dan bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran karbondioksida. Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea, dan diikat bersama oleh secarik jaringan tiroid yang disebut istimus tirod dan yang melintasi trakea (Pearce, 2008: 233-234).

3. Kelenjar Paratiroid
Disetiap sisi kelenjar paratiroid terdapat dua kelenjar kecil, yaitu kelenjar paratiroid, di dalam leher. Sekresi paratiroid yaitu kelenjar paratiroid, yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur di dalam darah dan tulang (Pearce, 2008: 234).

Hormon paratiroid sangat diperlukan untuk pemanfaatan kalsium dan fosfat. Pelepasan hormon ini juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofisis. Apabila terjadi kekurangan hormon ini, maka kadar kalsium dalam serum turun di bawah kadar normal, sedang kadar fosfat meningkat. Keadaan ini sering terjadi karena secara tidak sengaja pada saat operasi pengangkatan kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid ikut terangkat. Kekurangan hormon paratiroid dapat menyebabkan penyakit tetani yaitu sering timbulnua kontraksi otot sampai dalam bentuk kejang-kejang walaupun oleh rangsangan yang sangat lemah pada otot (Irianto, 2004: 236).

4. Kelenjar Timus
Terletak di dalam mediastinum dibelakang ost. Sternum, kelenjar timusnya hanya dijumpai pada anak-anak dibawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi (Syaifuddin, 1997: 102).

5 Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak di atas kutub sebelah atas setiap ginjal. Kelenjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning-kuningan yang disebut kortex dan yang menghasilkan kotisol (hidrokortison), dengan rumus yang mendekati kortison, dan atas bagian medula di sebelah dalam yang menghasilkan adrenalin (efifrin) dan noradrenalin (norepifrin). Zat-zat tadi disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam emosi seperti marah dan takut, dan dalam keadaan asfixia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shock yang disebabkan kegentingan ( Pearce, 2008: 236).

Bagian tengah kelenjar adrenal (medula) menghasilkan hormon adrenalin. Adrenalin menyebabkan pengecilan pembuluh arteri dan peningkatan denyut jantung, sehingga adrenalin dapat menimbulkan jantung berdebar-debar dan peningkatan tekanan darah. Adrenalin dihasilkan sebagai hormon, oleh kelenjar endokrin, juga dihasilkan oleh ujung-ujung akson saraf untuk meneruskan impuls saraf. Maka adrenalin jugadigolongkan dalam neurotransmitter (Irianto, 2004: 236-237).

E.Klasifikasi Hormon
Bila ditilik dari struktur kimianya maka hormon dapat kita kategorikan sebagai berikut: 1) Protein, hormon tumbuh, termasuk hormon protein yang terbesar yang mengandung 191 asam amino (pada manusia), 2) Peptida, yang termasuk peptida diantaranya adalah beberapa hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus yaitu TRF dalam bentuk tripeptida, vasopressin dan oxytocin yang secara struktur kimianya termasuk octapeptida, 3) Asam amino, yang termasuk kelompok ini adalah hormon-hormon amine yag berasal dari asam amino yang mengalami modifikasi, 4) steroid, hormon yang dihasilkan dari metabolisme dan proses konversi dari kolesterol yang mengandung 27 buah atom karbon, dan 5) Asam lemak, hormon prostagladin adalah satu-satunya horrmon yang termasuk dalam kategori ini (Suwondo, 1995: 5).

Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon. Zat lain yang kerjanya menyerupai hormon antara lain adalah bradikinin, eritropuitin, histamin, kinin, renin dan hormon thymic. Hormon thymic adalah hormon dari kelenjar timic yang berperan untuk mempengaruhi perkembangan limfosit B menjadi sel plasma (Isnaeni, 2006:118-119).

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pengertian, Fungsi dan Karakteristik Sistem Endokrin

    Comments
    0 Comments

    0 komentar:

    Post a Comment