Pengertian dan Jenis-jenis Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) - Di
lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk hidup.
Berbagai jenis hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya, dan
berbagai jenis tumbuhan misalnya mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan masih
banyak lagi jenis tumbuhan di sekitar kita. Masing-masing makhluk hidup
memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup
yang disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) |
Di berbagai lingkungan, kita dapat menjumpai keanekaragaman
makhluk hidup yang berbeda-beda. Keanekaragaman itu meliputi berbagai variasi
bentuk, warna, dan sifat-sifat lain dari makhluk hidup. Sedangkan di dalam
spesies yang sama terdapat keseragaman. Setiap lingkungan memiliki keanekaragaman
hayati masing-masing Indonesia adalah negara yang termasuk memiliki tingkat
keanekaragaman yang tinggi. Taksiran jumlah utama spesies sebagai berikut.
Hewan menyusui sekitar 300 spesies, burung 7.500 spesies, reptil 2.000 spesies,
tumbuhan biji 25.000 spesies, tumbuhan paku-pakuan 1.250 spesies, lumut 7.500
spesies, ganggang 7.800, jamur 72.000 spesies, serta bakteri dan ganggang hijau
biru 300 spesies. Dari data yang telah disebutkan, itu membuktikan bahwa
tingkat biodiversitas di Indonesia sangatlah tinggi.
A.
Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
keturunan atau genetik dan faktor lingkungan. Faktor keturunan disebabkan oleh
adanya gen yang akan membawa sifat dasar atau sifat bawaan. Sifat bawaan ini
diwariskan turun temurun dari induk kepada keturunannya. Namun, sifat bawaan
terkadang tidak muncul (tidak tampak) karena faktor lingkungan. Jika faltor
bawaan sama tetapi lingkungannya berbeda, mengakibatkan sifat yang tampak
menjadi berbeda. Jadi, terdapat interaksi antara faktor genetik dengan faktor
lingkungan. Karena adanya dua faktor tersebut, maka muncullah keanekaragaman
hayati.
Tingkat Keanekaragaman Hayati |
Sebagai contoh, kita tanam tanaman Hortensia secara
stek ke dalam dua pot yang diberi media tanam berbeda. Karena dari tanaman stek,
maka secara genetik tanaman itu sama. Gen yang terkandung di dalamnya sama.
Tanaman yang ditanam pot yang diberi media tanam bersifat asam (misal diberi
humus) akan menghasilkan bunga berwarna merah sedangkan yang ditanam di pot
yang diberi media tanam bersifat basa (misal diberi bubuk kapur) akan
menghasilkan bunga berwarna biru. Jadi perbedaan keasaman tanah dapat
mengakibatkan keanekaragaman bunga Hortensia.
Keanekaragaman hayati itu sendiri dapat dibedakan menjadi
tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
“Bahan baku” keanekaragaman
sebenarnya terletak pada gen. Gen adalah faktor pembawa sifat yang menentukan
sifat makhluk hidup. Gen terletak di dalam benang kromosom, yakni benang-benang
pembawa sifat yang terdapat di dalam inti sel makhluk hidup. Pada manusia,
sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit, dtentukan oleh
gen
Keanekaragaman Gen |
Gen adalah materi yang mengendalikan
sifat atau karakter. Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah.
Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Ini
dikenal sebagai pembawaan. Meskipun termasuk spesies yang sama, tidak ada satu
individu yang persis sama dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen.
sekilas, memang ada kemiripan bentuk luar. Namun jika diamati, akan terdapat
variasi sifat sehingga tampaklah adanya keanekaragaman.
Perbedaan gen tidak hanya terjadi
antar jenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman gen.
dengan adanya keanekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies
bervariasi.
a)
Variasi dan Varietas
Varisasi antarindividu yang sejenis tidak hanya terdapat
pada tumbuhan tetapi juga pada manusia. Misalnya, di dalam suatu keluarga
terdapat anak-anak yang memiliki sifat berbeda. Ada yang bulu matanya lentik
dan ada yang tidak, ada yang berkumis ada yang tidak, ada yang berbadan kekar
ada yang tidak. Ukuran biji kacang dari satu pohon bervariasi, ada yang kecil,
ada yang sedang, ada pula yang besar. Warna bulu ayam sering beraneka ragam.
Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada
varietas padi PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng. Varietas kelapa
juga bermacam-macam. Demikian juga adanya berbagai varietas mangga, ayam, dan
kambing. Secara sekilas penampakan antarvarietas itu berbeda, karena masih
tergolong jenis yang sama. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang
berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh masing-masing
varietas itu.
b) Keanekaragaman Fenotipe dan
Genotipe
Keanekaragaman genotipe jangan dikacaukan dengan
keanekaragaman fenotipe. Karena lingkungan yang berbeda, sifat yang mucul pada
individu dapat berbeda meskipun genotipenya sama. Perpaduan antara genotipe
dengan lingkungan menghasilkan sifat yang tampak dari luar yang dikenal sebagai
fenotipe.
Misalnya, apel batu yang biasa hidup di dataran tinggi,
dicangkok kemudian ditanam di Malang, yaitu kota yang letaknya lebih rendah
daripada Batu. Tanaman cangkok itu secara genotipe sama dengan induknya. Namun
karena lingkungan kota Batu berbeda dengan kota Malang, akan mucnul tanaman
apel yang ukuran buahnya kecil dan rasanya lebih asam. Jadi, terdapat perbedaan
fenotipe antara apel yang ditanam di Batu dan di Malang, meskipun gennya sama.
Jadi, gen yang sama (genotipe sama) dapat menampakkan sifat (fenotipe) yang
berbeda karena lingkungannya berbeda.
Genotipe juga dapat berubah karena perkawinan atau
persilangan. Menanam biji jeruk manis belum tentu menghasilkan jeruk yang manis
pula, meskipun lingkungannya sama. Hal ini terjadi karena perubahan genotipe
akibat persilangan. Tanaman hasil mencangkok, genotipenya pasti sama dan
akan menampakkan fenotipe yang asal lingkungannya sama.Demikianlah, terdapat
keanekaragaman gen di dalam spesies yang sama hingga memunculkan variasi tingkat
spesies yang dikenal sebagai varietas.
Di dalam satu jenis dijumpai
keseragaman individu, namun antarjenis dijumpai keanekaragaman individu. Di
lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di
dalam satu famili rumput (Gramineae) dapat dijumpai rumput grinting,
padi, jagung, rumput gajah. Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam,
bebek, angsa, merpati, dan burung parkit. Sangat mudah menentukan
keanekaragaman jenis karena dapat kita amati perbedaan sifat dengan jelas. Di
seluruh dunia diperkirakan terdapat 500 juta spesies makhluk hidup.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain (baik di
dalam jenis maupun antarjenis) terjadi interaksi. Ini dikenal sebagai interaksi
biotik, yang membentuk suatu komunitas. Antara makhluk hidup dengan lingkungan
fisik yaitu suhu, cahaya, dan lingkungan kimiawi yaitu air, mineral, keasaman,
juga terjadi interksi. Ini terkenalsebagai interaksi biotik-abiotik yang
membentuk sistem lingkungan atau ekosistem.
Keanekaragaman Ekosistem |
Kondisi lingkungan beraneka ragam. Ada lingkungan yang
banyak air, ada yang tidak. Ada lingkungan yang banyak emndapatkan cahaya
matahari, ada yang sedikit. Demikian pula halnya dengan suhu, kelembapan,
mineral, pH, kadar garam, ketinggian. Di dalam lingkungan yang berbeda dapat
dijumpai keanekaragaman hayati yang berbeda. Sebagai contoh, di lingkungan
pantai dapat ditemukan pohon kelapadan hutan bakau, sedangkan di lingkungan
pegunungan dijumpai pohon pinus, apel, dan sayuran. Dengan beranekaragamnya
kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati, maka terbentuklah keanekaragaman
ekosistem.
Di Indonesia, mulai dari daerah pantai hingga puncak
Jayawijaya yaitu Puncak Sukarno yang tertutup es di Irian Jaya, diperkirakan
terdapat 47 macam ekosistem. Beberapa ekosistem itu misalnya ekosistem hutan
bakau, ekosistem hutan hujan tropik, ekosistem padang rumput (savana),
ekosistem sawah, ekosistem kota, dll.