Daur Ulang Limbah Plastik - Sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak
dibuang oleh manusia karena banyak orang yang menggunakan plastik untuk
keperluannya sehari-hari entah itu perorangan, toko, maupun perusahaan besar.
Misalnya, berbelanja pasti akan membutuhkan plastik untuk membawa barang
belanjaan, jika plastik itu sudah tak terpakai apakah plastik itu akan
disimpan? Tidak kan. Apa yang mereka lakukan? membuang dan membakar itulah yang
mereka lakukan.
Pembuangan sampah-sampah plastik
kedalam air dan tanah telah menambah tingkat kesengsaraan alam. Mengapa
demikian? Sampah plastik terbuat dari bahan anorganik. Bahan-bahan
anorganiktersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh bakteri
pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk menguraikannya butuh waktu
berjuta-juta tahun.
Coba bayangkan jika kita sehari saja
tidak memakai plastik, pasti sulit bukan. Contoh:
1. Membawa barang
belanjaan tadi.
2. Para pembuat plastik
pasti rugi.
3. Tidak ada alternatif
lain untuk membawa sesuatu.
Di negara Indonesia masih bergantung
pada plastik lain halnya dengan negara jepang yang sudah sadar akan bahaya
plastik dan beralih pada kertas yang tidak mudah sobek, serta dapat diolah
dengan mudah.
Pada akhirnya daur ulang sampah
plastiklah yang harus kita lakukan. Tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari
pemanasan global, tetapi juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.
A. Pengertian
Sampah Plastik
Sampah plastik
merupakan sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang2 yang berguna bahkan
menjadi barang yang bernilai bila dikerjakan oleh orang2 yang berkreatifitas,
contoh smpah plastik itu seperti bungkus makanan ringan, bungkus ditergen,
botol air mineral dll.
1. Sejarah Plastik
Sejak tahun 1950-an plastik
menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan
baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam
dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh
manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan
sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari
100 berita kejadian pada abad ini.
Plastik
pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di
sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes
disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes
mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun
dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa parkesine ini
bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya,
temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang
digunakan.
Pada
akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat, banyak gajah
dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun
1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa
seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola biliar
dari bahan ini untuk menggantikan gading gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu
rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika saling
berbenturan.
Bahan sintetis pertama buatan
manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli kimia dari New York
bernama Leo Baekeland mengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite.
Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan
asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa
berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya
seperti kayu lunak.
Tidak lama kemudian berbagai
macam barang dibuat dari bakelite, termasuk senjata dan mesin-mesin
ringan untuk keperluan perang. Bakelite juga digunakan untuk keperluan
rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat isolasi
listrik.
Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali dikembangkan oleh Louis
Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia mencari
suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia dengan cara mengamati ulat
sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya ini yaitu sangat mudah
terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles Topham.
2.Demam Plastik
Tahun 1920 ditandai dengan demam
plastik. Wallace Hume Carothers, ahli kimia lulusan Universitas Harvard
yang mengepalai DuPont Lab, mengembangkan nylon yang pada waktu itu disebut
Fiber 66. Fiber ini menggantikan bulu binatang untuk membuat sikat gigi dan
stoking sutera. Pada tahun 1940-an nylon, acrylic, polyethylene, dan polimer
lainnya menggantikan bahan-bahan alami yang waktu itu semakin
berkurang.
Novasi penting lainnya dalam
plastik yaitu penemuan polyvinyl chloride (PVC) atau vinyl. Ketika
mencoba untuk melekatkan karet dan metal, Waldo Semon, seorang ahli kimia di
perusahaan ban B.F. Goodrich menemukan PVC. Semon juga menemukan bahwa PVC ini
adalah suatu bahan yang murah, tahan lama, tahan api dan mudah dibentuk.
Pada
tahun 1933, Ralph Wiley, seorang pekerja lab di perusahaan kimia Dow,
secara tidak sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu polyvinylidene
chloride atau populer dengan sebutan saran. Saran pertama kali digunakan
untuk peralatan militer, namun belakangan diketahui bahwa bahan ini cocok
digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran dapat melekat di hampir setiap
perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan bahkan di lapisan saran sendiri.
Tidak heran jika saran digunakan untuk menyimpan makanan agar kesegaran makanan
tersebut terjaga.
Pada
tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan R.O.
Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory
menemukan polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak yang amat
besar bagi dunia. Karena bahan ini ringan serta tipis, pada masa Perang Dunia
II bahan ini digunakan sebagai pelapis untuk kabel bawah air dan sebagai
isolasi untuk radar.
Pada tahun 1940 penggunaan polyethylene
sebagai bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau
sekitar 270 kg. Setelah perang berakhir, plastik ini menjadi semakin populer.
Saat ini polyethylene digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen,
tas belanja atau tas kresek, dan kontainer untuk menyimpan makanan.
Kemudian pada tahun 1938 seorang
ahli kimia bernama Roy Plunkett menemukan teflon. Sekarang teflon banyak
digunakan untuk melapisi peralatan memasak sebagai bahan
antilengket.
Selanjutnya, seorang insinyur
Swiss bernama George de Maestral sangat terkesan dengan suatu jenis
tumbuhan yang menggunakan ribuan kait kecil untuk menempelkan dirinya. Lalu
pada tahun 1957 de Maestral meniru tumbuhan tersebut untuk membuat Velcro atau
perekat dari bahan nylon.
3. Jenis-jenis
plastik:
#1 : PET atau
PETE adalah polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan untuk membuat
sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman, dan juga digunakan
untuk salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat makanan
ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tote bags, furniture,
karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru. Bersama dengan botol berlabel code #2, mereka membentuk
96 persen dari semua kontainer dan botol plastik di Amerika Serikat, menurut U.S
plastic trades association.
#2:HDPE adalah
polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat didaur ulang.
Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli motor,
tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong sampah dan kotak cereal.
dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik. pipa drainase, kandang dan outdoor mebel.
dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik. pipa drainase, kandang dan outdoor mebel.
#3: Vinyl /PVC
atau V atau Polyvinyl chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC mengandung
khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena dioxins diproduksi selama
manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer dan botol untuk deterjen
dan minyak goreng, serta jendela, pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus
makanan cerah.
sering di daur
ulang oleh masyarakat, namun dapat didaur ulang untuk membuat mudflaps, lantai,
dan cabbles tikar/keset, dsb.
#4:LDPE adalah
low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi. Sering ditemukan dalam
botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat milik maskapai,
tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk lantai dan bahan bangunan.
#5: PP adalah
Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt kontainer, botol saus,
dan straws. memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk tempat
cairan panas. Dapat didaur ulang dan merupakan bagian dari pertumbuhan jumlah
program daur ulang kota yang kemudian lebih berbelok tutup botol dan item
lainnya termasuk kabel baterai, wadah, tong dan nampan.
#6: PS adalah
polystyrene. yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam. styrene itu ada
di mana-mana dalam kontainer barang dan daftar pada banyak kelompok
environental. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-waste dan kelompok
kesehatan bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin ke dalam makanan. agen
perlindungan lingkungan hidup AS menyatakan bahwa styrene memiliki efek yang
merugikan kesehatan. Dapat didaur ulang dan digunakan untuk membuat insulasi.
#7:Other/Lainnya/Polycarbonate,
klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan Resins yang cocok ke dalam
kategori lainnya. Produk yang sering mengandung sejumlah plastik.
"Lainnya" adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod, DVD,
kacamata hitam, Anti-peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak
mudah untuk didaur ulang, namun dapat dilakukan.
#8: SM atau
Sampah Masyarakat, sampah plastik jenis ini tidak dapat diklasifikasikan dengan
jenis sampah manapun. Tidak dapat didaur ulang namun sangat ramah lingkungan.
Semua bagiannya dapat dibusukkan oleh mikroba. Sampah ini tidak mempunyai nilai
apapun. Jenis ini mendapat penolakan sosial dimana-mana.
B. Cara Mendaur
Ulang Sampah plastik
1. Pengertian Daur Ulang Plastik
Pemikiran untuk mendaur ulang sampah
plastik bermula dari menipisnya persediaan minyak bumi sebagai penghasil
naphta. Selama ini naphta merupakan bahan baku utama dalam industry plastik.
Setelah terjadi krisis minyak dunia pada tahun 1973/1974, para ahli mulai
berpikir untuk mencari bahan baku alternative pengganti naphta. Beberapa bahan
yang dicoba antara lain batu bara, kalsium karbid, dan bahan kimia sintesis
lainnya. Karena ternyata biaya produksinya menjadi lebih mahal, maka kemudian
milai dicoba mendaur ulangkan sampah plastik.
Dalam proses daur ulang sampah
plastik tersebut ada yang langsung digunakan sebagai bahan baku atau bahn
pengisi (filler) tanpa pengolahan terlebih dahulu. Ada yang diolah
terlebih dahulu dengan proses tertentu sebelum digunakan dalam pembuatan
plastik. Dengan proses daur ulang ini biaya produksi plastik jadi lebih murah
dibandingkan dengan jika hanya menggunakan bahan baku dari naphta. Keuntungan
lainnya, industry plastik tidak terlalu tergantung pada industry petrokimia
hulu sebagai penghasil naphta.
Latar belakang lain yang mendesak
semakin pentingnya proses daur ulang plastik adalah semakin meningkatnya
penggunaan plastik. Menurut majalah Hidrocarbon Processing (Desember
1989), sampai tahun 2000 dibakar. Padahal seperti sudah disinggung di muka,
pembakaran bahan plastik, apalagi dalam jumlah yang besar, dapat menghasilkan
bahan-bahan berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup.
Negara-negara maju umumnya mengolah
kembali sampah plastik menjadi barang-barang yang bermanfaat. Banyak
produk-produk yang bisa dibuat denagn bahan campuran dari sampah plastik dan
bahan baku plastik atau hanya dengan bahan dari sampah plastik. Sebagai contoh,
tikar plastik bisa dibuat dengan menggunakan bahan baku 70 % dari sampah
plastik dan 30 % dari bahan plastik. Di Swedia, sampah plastik dimanfaatkan
untuk membuat bata plastik yang lebih kuat dari bata biasa. Sementara di
Inggris dan Italia, bahan dari sampah plastik dipergunakan untuk membuat
tiang-tiang telepon yang sebelumnya dibuat dari kayu atau besi. Berdasarkan
penelitian, tiang-tiang dari bahan sampah plastik tersebut bisa menyangga beban
sampai 300 kilogram.
Melihat potensi pemanfaatan hasil
daur ulang sampah plastik, maka sebenarnya sampah plastik tidak hanya merupakan
sumber masalah, tetapi juga memberikan peluang bisnis. Sebagai contoh, di
bidang pertanian banyak perlengkapan yang bisa dibuat dengan hasil daur ulang
sampah plastik, misalnya mangkuk penampung lateks untuk perkebunan karet, serat
plastik untuk pertanian hidroponik, kantong plastik untuk penyemaian bibit,
tali plastik, dan sebagainya. Bisnis daur ulang sampah plastik juga akan ikut
membuka lapangan kerja baru, karena untuk pengumpulan plastik, pengolahan
sampai pemasarannya memerlukan jaringan usaha tersendiri dari pemungut
(pemulung), pengumpul, industry pengolah sampah plastik, dan distributor
produknya.
Bagi yang tidak tertarik dengan
bisnis sampah plastik, dengan mengetahui potensi bisnis daur ulang sampah
plastik ini diharapkan tidak lagi membuang sampah plastik secara sembarangan,
melainkan mau mengumpulkan dan memberikannya kepada para pemunut sampah
plastik. Sehingga disamping menghindari pencemaran lingkungan oleh sampah
plastik sekaligus juga memberikan rizki bagi orang lain.
Para pemungut sampah plastik
semestinya juga patut dihargai, sebab usaha mereka ikut menjaga kelestarian
lingkungan, meskipun mereka melakukannya semata-mata untuk mencari nafkah tanpa
kesadaran untuk mengatasi maslah lingkungan.
2. Cara Mengolah Sampah
Plastik Menjadi Kerajinan
Langkah awal
mengolah sampah plastik menjadi kerajinan adalah memisahkan sampah kering dan
sampah basah. Selanjutnya sampah kering seperti bungkus minuman ringan seperti
kopi, susu dan mi instan dibersihkan. Setelah itu plastik-plastik yang telah
dicuci dan dikeringkan kemudian dipotong-potong seperti pola barang kerajinan
yang akan dibuat. Pola dibuat sesuai dengan bentuk barang yang akan dibuat.
Setelah dipotong sesuai dengan pola, langkah selanjutnya adalah menjahit sesuai
dengan pola tersebut. Yang diperlukan adalah ketelatenan dari penjahit.
Saat ini kerajinan
dari sampah plastik telah menjadi produk fashion tersendiri yang berasal dari
barang daur ulang atau bisa disebut trashion. Trashion ini artinya fashion dari
sampah.Dengan menjadi trashion nanti, produk kerajinan daur ulang sampah kering
akan bisa dinikmati tidak saja kalangan masyarakat menengah ke bawah tapi juga
kalangan menengah atas yang biasanya sangat memperhatikan kualitas produk
kerajinan yang akan dibeli.
3.
Langkah-langkah mendaur ulang
Pertama:
Siapkan satu bekas bungkus kopi
instan merek apa saja. Potong menjadi dua bagian selebar 4 cm.
Ke dua:
Potongan bekas bungkus kopi
selebar 4 cm tersebut di lipat ke arah dalam sepanjang 1 cm di kedua sisinya
sehingga menghasilkan pita plastik selebar 2 cm. Buat pita seperti ini sebanyak
minimal 1000 buah dari 500 bungkus bekas kopi instan.
Ke tiga:
Ambil 4 buah pita dan anyam
seperti membuat baling-baling
Ke empat:
Pada baling-baling yang sudah
terbentuk selanjutnya tambahkan pita lainnya satu-persatu dan jangan lupa
membuat sudut tegak vertikal agar bisa dianyam ke arah atas. Bila proses ini
diabaikan maka anyaman hanya akan berbentuk seperti tikar saja dan tidak berupa
keranjang. Atur lebar dan tinggi anyaman sesuai kebutuhan.
Ke lima:
Setelah keranjang atau tas cantik
Anda selesai, bagian dalam tas dapat ada beri lapis dari kain perca agar tidak
bolong-bolong atau biarkan seperti itu supaya tetap orsinil dan antik
C. Hasil Daur
Ulang Sampah Plastik
Selain dapat dirubah menjadi plastik
yang baru lagi. Dari hasil proses daur ulang kurang lebih yang dijelaskan
diatas, sampah plastik dapat mengasilkan nilai jual. Entah itu sampah plastik
dari bungkus detergen sampai botol minuman plastik.
Bungkus detergen dapat di sulap menjadi
berbagai barang. Sebagai misal, tas, dompet, kerajinan tangan lain. Sedangkan botol plastik? Lebih luas
lagi. Sebagai misal, vas bunga, hiasan dinding, kinciran bagi anak kecil, bunga
palsu dan lain sebagainya. Barang lain yang dihasilkan seperti sandal, baju,
payung, tas jinjing, hingga hiasan dinding.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete